Jumat, 13 November 2020

CONTOH PTK TERBARU IPA KELAS IV SD LENGKAP

CONTOH PTK TERBARU IPA KELAS IV SD LENGKAP-Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... Semester I tahun pelajaran 2015/2016 melalui metode eksperimen dengan pendekatan CTL. Hasil belajar IPA siswa kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... masih rendah karena guru belum menggunakan pembelajaran yang menarik. Selama ini guru di SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... hanya menggunakan pembelajaran yang biasa sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa. Download ptk ipa sd word Dalam penelitian ini, penulis memilih suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar IPA dengan mudah, yakni melalui metode eksperimen dengan pendekatan pembelajaran CTL.Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan di SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... semester I tahun pelajaran 2015/2016. Model PTK yang digunakan adalah model target dengan dua siklus dan langkah-langkah mulai dari perencanaan, implementasi, dan observasi sampai dengan refleksi.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten .... Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan prosentase ketuntasan nilai siswa saat pembelajaran IPA tes awal, siklus 1 dan siklus 2. Hal ini nampak pada 1, Prosentase ketuntasan kelas IV saat pembelajaran belum menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan pembelajaran CTL adalah 29,26 % . 2. Saat siklus 1, prosentase ketuntasan kelas IV mengalami kenaikan menjadi 75,60 %. 3. Prosentase ketuntasan pada siklus 2 kelas IV naik menjadi 100 %, artinya pada siklus 2 sudah semua siswa kelas IV tuntas.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas IPA SD yang diberi judul "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN CTL SISWA KELAS IV SDI ... III KECAMATAN ... KABUPATEN ... SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK IPA KELAS 4 SD lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988  dengan Format PESAN PTK 034 SD).

A.DOWNLOAD LENGKAP  PTK IPA KELAS 4 TERBARU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Mata Pelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat di identifikasikan.Untuk pembelajaran IPA yang menjadi fous pembelajaran adalah adanya interaksi antara siswa dengan obyek Tetapi pada kenyataannya IPA dianggap sulit. Materi pelajaran IPA pada umumnya adalah menghafal konsep yang dianggap sulit oleh siswa.
Kenyataan ini masih banyak terjadi di sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran dengan ceramah dan tanpa alat atau metode pembelajaran. Pembelajaran ini salah satunya dilakukan di SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun pelajaran 2015/2016. Mata pelajaran IPA secara keseluruhan dari kelas I – kelas VI rata-rata pada semester I dan semester II kurang dari 7,0.Lebih khusus lagi dapat peneliti lihat pada hasil tes formatif mata pelajaran IPA kelas IV semester I dengan pokok materi wujud benda padat, cair dan gas.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi di kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ..., dari 34 siswa hanya 10 siswa yang mencapai target ketuntasan belajar atau nilai 7,0 keatas , sedangkan 24 siswa belum mencapai target ketuntasan belajar atau nilai 7,0 ke bawah dan hasilnyapun masih rendah. Melihat hasil yang diperoleh siswa menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPA dengan pokok materi wujud benda padat, cair dan gas, maka penulis menyimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar.Kenyataan yang demikian ini perlu dicari jalan keluar pemecahannya yaitu dengan cara melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas.(PTK) dengan judul ”Menigkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Eksperimen dengan Pendekatan CTL Siswa Kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016”.

1.2. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran IPA pada pokok materi wujud benda padat, cair dan gas, dengan indikator mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas di kelas IV Semester I, ternyata guru mengalami beberapa masalah yang sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam memahami materi ini.
Hal ini terlihat pada hasil tes formatif siswa yang sebagian besar belum mencapai target ketuntasan. Contoh ptk sd kelas 4  Dari 41 siswa hanya 12 siswa yang mencapai target ketuntasan belajar, sedangkan 29 siswa belum mencapai hasil yang memuaskan.
Selama pelajaran berlangsung siswa terkesan tidak memperhatikan penjelasan guru, bahkan diantaranya ada yang melamun sendiri, melakukan kesibukan sendiri, memperhatikan suasana lain di luar kelas ataupun mengantuk. Pada saat guru melontarkan pertanyaan, siswa tidak merespon dengan jawaban yang diharapkan guru.
Dari hasil tersebut peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengatasi kekurangan pembelajaran yang dilaksanakan, dari hasil Eksperimen terungkap beberapa yang terjadi dalam pembelajaran,antara lain :
1. Penggunaan metode ceramah yang dominan
2. Siswa tidak tertarik pada penjelasan guru
3. Guru lebih banyak menggunakan ceramah dalam pembelajaran
4. Siswa tidak merespon pertanyaan yang diberikan guru
5. Siswa tidak berani bertanya.

1.3. Rumusan Masalah.
Berdasarkan analisis masalah-masalah yang menjadikan penyebab ketidak berhasilan siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA dengan pokok materi wujud benda padat, cair dan gas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah “ Apakah melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan pendekatan pembelajaran CTL siswa kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... ?“ .
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode eksperimen dengan pendekatan pembelajaran CTL Siswa kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ...

1.5. Manfaat Penelitian Pembelajaran
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat bagi:
(a) Manfaat bagi Siswa
1.Dapat meningkatkan motivasi belajar
2.Dapat meningkatkan prestasi belajar
3.Dapat meningkatkan keterampilan berpikir melakukan suatu penelitian terhadap benda-benda di alam sekitar
(b) Manfaat bagi Guru
1.Dapat meningkatkan motivasi dan ketrampilan mengajar
2.Dapat meningkatkan prestasi mengajar
3.Memperkaya pengalaman dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA
4.Dapat menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA melalui perbaikan pembelajaran di kelas
(c) Manfaat bagi Sekolah
1. Dapat dijadikan bahan kajian untuk menentukan kebijakan pelaksanaan di sekolah
2. Menjadi agen inovasi pendidikan di sekolah lain


B.CONTOH LENGKAP PTK IPA SD KELAS 4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kajian Teori
2.1.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Sudjana ( 1989 : 28 ) belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan suryasubrata ( 1993 : 249 ) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal meliputi faktor yang bersifat fisiologis dan faktor psikologis. Faktor-faktor yang bersifat psikologis antara lain : intelegensia, bakat dan emosi. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dalam proses belajar anak. Dan faktor eksternal meliputi : faktor orang tua dan keadaan ekonomi keluarga. Download ptk ipa sd kelas 4 doc 
Dari pendapat di atas maka tujuan seseorang belajar adalah ingin mendapatkan sesuatu yang sebelumnya belum dimiliki atau belum diketahui. Proses mendapatkannya ada pada pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunkan berbagai metode atau teknik pembelajaran. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran ( Sudjana , 1989 : 76 ).
Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan sesuatu pada saat berlangsungnya pembelajaran ( Suryasubrata 1997 : 43 ).
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu metode dapat ditutupi oleh metode lainnya. Oleh karena itu tidak ada metode pembelajaran yang baik. Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan satu metode dalam proses mengajarnya tetapi dapat menggunakan beberapa metode.
2.1.2. Hasil Belajar.
Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a) ketrampilan dan kebiasaan (b) Pengetahuan dan pengertian (c) Sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah ( Nana Sudjana, 2004 : 22 ). Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kompetensi yang dimiliki dan dikuasai siswa yang dapat diketahui pada nilai hasil belajar.
Factor Internal ( dari dalam individu yang belajar ).
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekannkan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapaun factor yang mempengaruhui kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan sebainya. Faktor Eksternal ( dari luar individu yang belajar ).
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya system lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan factor dari luar siswa. Adapun factor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan dan pembentukan sikap.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, ( Nana Sudjana, 1989 : 111 ) 
2.1.3. Pembelajaran CTL Pada Pengajaran IPA di Sekolah Dasar
Contextual Teacing and Learning ( CTL ) adalah skenario pembelajaran yang menekankan pada minat, kreatifitas dan pengalaman siswa ( John Dewey 1915 ) . Jika seorang guru sudah menerapkan pembelajaran dengan CTL maka guru tersebut dalam mengajar sudah mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi yang nyata di lingkungan siswa begitu pula pengetahuan dan ketrampilan diperoleh dengan sendiri oleh siswa melalui kegiatan selama proses belajar mengajar berlangsung. Contoh ptk ipa sd pdf 
Ciri-ciri kelas yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan CTL manakala kelas tersebut ada unsur konstruktioisme, unsur bertanya, ada kegiatan siswa, ada kelompok belajar, ada model yang ditiru serta penilaian selama proses belajar berlangsung.
Proses pembelajaran dalam kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL , apabila dalam proses pembelajaran ( i ) siswa selalu ramai dan gembira dalam belajar. Konteks ramai
dan gembira disebabkan siswa dalam kelas aktif bekelompok melakukan kerja baik melakukan eksperimen, berdiskusi, bertanya, menyampaikan pendapat dalam kelompok maupun kelompok yang lain ( ii ) lingkungan fisik kelasnya penuh dengan pajangan hasil karya siswa. Hasil karya siswa ini dapat berupa artikel gambar, komentar, diagram maupun karikatur , hendaklah guru memberikan penghargaan atau hadiah. Apapun bentuk penghargaan yang diberikan guru, sangat berarti bagi siswa dan ini menjadikan siswa lebih termotivasi untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran ( iii ) Pengelola kelas atau pengaturan meja dan tempat duduk, siswa diberi kebebasan sehingga dalam proses belajarnya siswa menjadi lebih senang dan dapat mengembangkan kreatifnya. Kondisi ini akan berdampak pada peningkatan pemahaman siswa yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan ( KTSP ) untuk Sekolah Dasar bahwa pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui berbagai kegiatan, seperti pengamatan, diskusi, demonstrasi, eksperimen serta penggalian informasi mendiri melalui tugas-tugas tertentu dan wawancara dengan nara sumber. hal ini diperbuat dengan pendapat Jean Piget “ bahwa belajar merupakan proses berpikir siswa bagaimana ia memperoleh pengetahuan”.
Sejalan dengan pendapat di atas ( Jean Piget ) bahwa tahap perkembangan intelektuan anak pada usia sekolah dasar, umumnya berada tahap operasional konkrit. Mereka masih lemah jika untuk berpikir abstrak. Hal ini berarti bahwa dalam pengajaran di kelas guru sebanyak mungkin melibatkan pengalaman fisik anak, yaitu melalui kegiatan pengamatan eksperimen dan memberikan contoh-contoh kecil yang ada di lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka guru mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar di dalam melakukan, menyusun, melaksanakan pembelajaran hendaknya melalui pendekatan Contextual Teacing and Learning ( CTL ). Dengan menggunakan metode eksperimen, sebab dalam kegiatan ini :
1.Merangsang siswa berpikir
Untuk melatih atau merangsang siswa berpikir aktif, guru hendaknya memberikan kegiatan, dimana siswa dalam belajar menggunakan sebanyak mungkin indra yang dimiliki, sehingga muncul ide dan pdari siswa.
2. Melakukan kegiatan fisik
Dalam kegiatan belajar di kelas, hendaknya guru memilih metode yang tepat ( eksperimen ) , sebab dengan kegiatan ini siswa akan memperoleh pengalaman langsung ( nyata ) terhadap apa yang dipelajari.
3. Mengembangkan bahasa
Dalam kegiatan belajar ini, siswa secara tidak langsung dilatih cara pengembangan penalaran dan ketrampilan berkomunikasi. gagasan ini muncul saat anak melakukan diskusi kelompok maupun anak diskusi kelas.
4. Mengembangkan keterampilan social
Dalam metode eksperimen, anak akan bekerja secara kelompok-kelompok. Pengalaman yang demikian akan melatih siswa untuk saling asah, asih dan asuh ( saling memberi dan menerima ). Kegiatan ini akan merangsang siswa meningkatkan percaya diri dan akhirnya motivasi belajar meningkat.
5. Mengembangkan harga diri
Setiap akhir kegiatan diskusi kelompok, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk tampil ke depan dalam rangka menyampaikan pendapat di depat temannya. Jika pendapatnya benar disarankan pada guru untuk memberikan Reword atau penghargaan. Pemberian ini akan dapat meningkatkan keberanian anak. Download ptk ipa sd word Dengan demikian pembelajaran di kelas penggunaan metode dan jenis kegiatan yang sesuai dengan perkembangan intelektual siswa akan dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
Guru sebagai pengelola proses belajar perlu mempertahankan semangat belajar siswa. Bukti-bukti menunjukkan bahwa siswa hanya giat belajar jika termotivasi untuk belajar. Dengan demikian perlu diketahui cara-cara untuk memotivasi belajar. Langkah pertama memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan mengetahui tujuan belajar, dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.Menurut Gagne (Carin, 1993 : 145,Gega, 1994:165) dikatakan bahwa tujuan belajar dapat menggambarkan hasil belajar yang akan diraih siswa.
Hasil belajar menurut Gagne dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu: 1. Informasi Verbal
Hasil belajarnya berupa kemampuan menyebut kembali informasi.
2.  Keterampilan Intelektual
Keterampilan berinteraksi dengan lingkungan melalui simbol-simbol.
3.  Strategi Kognitif
Menjadikan orang mampu belajar dan berfikir secara mandiri.
4.  Sikap
Keterampilan menentukan sikap di tengah-tengah situasi sosial.
5. Ketrampilan Motorik
Keterampilan manusia untuk melakukan sesuatu di tengah-tengah situasi sosial. Setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran selanjutnya ialah bagaimana membimbing siswa untuk sampai pada tujuan tersebut. Atau dengan kata lain bagaimana cara guru mempertahankan motivasi belajar siswa yang telah timbul seketika.
Hakikat pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendekatan ini dilibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan asesmen autentik.
Johnson (dalam Nurhadi, 2004:13-14) mengungkapkan bahwa karakteristik pendekatan kontekstual memiliki delapan komponen utama yaitu :
a. Memiliki hubungan yang bermakna
b. Melakukan kegiatan yang signifikan
c. Belajar yang diatur sendiri
d. Bekerja sama
e. Berfikir kritis dan kreatif
f. Mengasuh dan memelihara pribadi peserta didik
g. Mencapai standar yang tinggi
h. Menggunakan penilaian autentik
Pendekatan kontekstual menurut ( Sudiono dkk, 2003 ). Bahwa pendekatan kontektual berhubungan erat dengan pengetahuan sehari-hari dan selalu dihadapkan pada masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisa masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif semacam masalah. Kedua jenis berfikir tersebut kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasinya yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Contoh ptk sd kelas 4 
Oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya antara lain dengan sering  sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka dan menantang. Ada empat alasan siswa harus dikembangkan kemampuan berfikirnya terutama dalam IPA, yaitu :
1. Kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad infomasi yang menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring guna menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kehidupannya.
2. Setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga untuk itu dituntut memiliki kemampuan berfikir kritis dan kreatif, karena masalah dapat terpecahkan dengan pemikiran seperti itu.
3. Kemampuan memandang suatu hal dengan cara baru atau tidak konvensional merupakan keterampilan penting dalam memecahkan masalah.
4. Kreativitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara pemecahannya.
Menurut Zahorik (1995 : 14-22) ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran konstektual, yaitu :
1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
2. Pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya.
3. Pemahaman pengetahuan, yaitu cara menyusun konsep sementara melakukan sharing orang lain agar mendapat tanggapan, merevisi tanggapan tersebut dan mengembangkannya
4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman
5. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bettencourt yang menyatakan bahwa “Konstruktivisme” tidak bertujuan mengerti realitas, tetapi lebih menekankan bagaimana kita tahu dan menjadi tahu. Dengan demikian penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sangatlah tepat dengan pembelajaran IPA di SD, karena siswa dapat belajar dan mengalami sendiri bukan dari pemberian orang lain. 
2.1.4.Metode Eksperimen Dalam Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ) di Sekolah Dasar khususnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) di mana setiap kompetensi dasar sudah ditentukan indikator dan hasil belajarnya. Indikator dalam setiap kompetensi dasar merupakan syarat untuk dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Jika guru mencermati, maka setiap kegiatan mengajar diarahkan pada kegiatan-kegiatan nyata yang dapat mendorong siswa untuk melakukan pengamatan, pengukuran, pengelompokan maupun membandingkan sesuatu, kegiatan ini dikenal dengan eksperimen.
Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen ini lebih diarahkan pada pengalaman belajar langsung atau pembelajaran yang berpusat pada siswa, peran guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa lebih aktif dan mendominasi proses belajar. Pembelajaran dengan metode eksperimen ini siswa akan memperoleh sendiri konsep yang dipelajari baik berupa pengetahuan, sikap serta ketrampilan sehingga pemahaman siswa meningkat ( Cony Semiawan, 1992 ).
Menurut Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawan ( 1993 ) pada hakekatnya siswa belajar sambil bekerja atau melakukan aktifitas, siswa merasa lebih senang, lebih percaya diri dan dapat bersosialisasi dengan teman yang lain, maka pengetahuan yang diperoleh akan tertanam baik dan kesan tidak mudah terlupakan.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep sama halnya dengan seorang ilmuwan. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Langkah – langkah yang perlu diperhatikan dalam Pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) sebagai berikut :
(1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi wujud benda padat, cair dan gas yang akan dipelajari.
(2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
(3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
(4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
(6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Download ptk ipa sd kelas 4 doc  Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut : Kelebihan metode eksperimen :
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Kekurangan metode eksperimen :
1. Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

2.2.Kerangka berfikir
Keterangan Bagan kerangka berfikir
Pada kondisi awal sebelum guru menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode ekspermen dengan pendekatan CTL hasil belajar siswa kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... sangat rendah, Karena siswa tidak tertarik penjelasan guru, siswa tidak merespon pertanyaan guru, siswa tidak berani bertanya dan guru aktif sendiri.
Pada siklus I ketuntasan belajar pada pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen sudah adanya menunjukkan peningkatan. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I diketahui siswa terlihat sudah aktif namun masih ada kekurangan diantaranya siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan siswa hanya berani bertanya pada temannya
Pada siklus II ketuntasan belajar pada pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan CTL peningkatan hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa yang dicapai sebesar 100% artinya semua siswa (41 siswa) telah mencapai nilai KKM, Karena dalam pembelajaran pada siklus II semua siswa telah tertarik dengan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan CTL membantu siswa mengembangkan potensi berfikir.
2.3. Hipotesis Tindakan.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan.
Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah :
Penggunaan metode eksperimen dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... semester I tahun 2015/2016.

C.DOWNLOAD LENGKAP  LAPORAN PROPOSAL PTK IPA SD

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penulis melaksanakan pada mata pelajaran IPA dengan materi wujud benda padat, cair dan gas kelas IV semester I di SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ...
1. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan 2 siklus pada bulan Oktober dan bulan November semester I tahun 2015/2016 yang bertempat di SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... Contoh ptk ipa sd pdf 
2. Karakteristik Subyek Penelitian
Dari jumlah siswa 34 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan mempunyai pribadi atau karakter siswa yang tidak sama ada anak yang nakal tidak mau memperhatikan penjelasan guru, bicara sendiri bahkan ada yang bermain di kelas. sebagai guru kita juga harus mengubah sifat pribadi siswa yang demikian, Selain nakal ada juga anak yang merasa minder atau takut terhadap guru, sehingga anak itu tidak pernah mengemukakan pendapat karena takut salah.
Dengan perbedaan pribadi siswa yang demikian, ini mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar rendah sehingga mendapatkan nilai di bawah KKM. rendahnya nilai siswa maka penulis akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas.

3.2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini untuk variabel bebas atau variabel pengaruh yaitu penggunaan metode eksperimen dan pendekatan CTL dan variabel terikat atau variabel terpengaruh yaitu meningkatkan hasil belajar siswa yang dicapai pada mata pelajaran IPA kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... semester I Tahun 2015/2016.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima pengalaman yang diukur dengan angka-angka melalui pos test. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut diperlukan suatu metode yang mempengaruhinya. Jadi pada penelitian ini hasil belajar dipengaruhi oleh penggunaan metode eksperimen dengan pembelajararan CTL.

3.3. Rencana Tindakan
3.3.1. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan.
1).Membuat rencana pembelajaran IPA materi wujud benda padat, cair dan gas dengan indikator Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memliki sifat tertentu. 2). Mengembangkan skenario pembelajaran
3).Menyusun LKS
4).Menyiapkan sumber belajar
5).Simulasi pembelajaran berdasarkan desain rencana pembelajaran
6).Revisi rencana pembelajaran setelah ada masukan dari simulasi
7).Menyusun instrumen/alat tes yang akan digunakan pada akhir pembelajaran 8).Mengembangkan format observasi pembelajaran
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu kegiatan awal yang diawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi pada siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian guru memberikan informasi singkat tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti yang didalamnya dilaksanakan kegiatan yang sesuai dengan yantg direncanakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dengan pendekatan kontektual dan tahap akhir dengan pemberian tes kepada siswa. Download ptk ipa sd word 
c. Observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan, guru peneliti sebagai penyampai materi. Setiap tindakan yang dilakukan guru dan siswa diamati oleh observer yaitu peneliti dan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi.
d. Ref leksi
Tahap ini berisi diskusi dari peneliti dan teman sejawat sebagai observer.dalam tahap ini juga diadakan data untuk mengetahui sejauh mana tujuan yng telah ditetapkan sehingga dapat ditentukan apakah siklus berikutnya atau tidak.
3.3.2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit
a. Perencanaan.
Berdasarkan hasil tindakan perbaikan pembelajaran pada saat siklus I yang belum memuaskan, rencana tindakan pada siklus II difokuskan pada tingkat keberhasilan penguasaan materi pada siswa.
b. Tindakan
Tindakan pada siklus II dilakukan sesuai dengan rancangan pembelajaran yaitu pada rencana mengajar harian, seperti yang dilakukan pada siklus I melakukan eksperimen dengan pendekatan CTL. Tetapi pada siklus II akan dilakukan perbaikan agar hasil belajar meningkat dengan pembagian kelompok eksperimen sesuai dengan kecerdasan siswa.
c. Observasi
Observasi dilakukan pada setiap perubahan perilaku yang dialami oleh siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dan sebagaimana siklus I pengamatan dilakukan pula terhadap proses mengajar dengan menggunakan pedoman pengamatan
d. Ref leksi
Tujuan refleksi pada siklus yang ke dua ini adalah untuk mengetahui pengingkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal IPA, khususnya materi wujud benda padat, cair dan gas dengan indikator mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memliki sifat tertentu.

3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1.Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk megumpulkan data berbentuk tes,tugas dan observasi. Bentuk tugas berupa kegiatan eksperimen tentang sifat wujud benda padat , cair dan gas secara berkelompok. Hasilnya dilaporkan secara tertulis oleh masing- masing ketua kelompok .Lembar observasi digunakan untuk menilai keaktifan peserta kelompok dan perubahan tingkah laku terhadap pembelajaran IPA . Contoh ptk ipa sd pdf
3.4.2.Alat pengumpulan data
Alat pengumpul data yang digunakan tergantung pada teknik yang digunakan. Teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir soal tes. Teknik non tes alatnya dapat berbentuk pedoman lembar observasi.

3.5. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian ini adalah dalam bentuk hasil belajar siswa khususnya materi wujud benda padat, cair dan gas yang ditunjukkan adanya peningkatan nilai yang dicapai siswa. Ditargetkan seluruh siswa. tuntas dengan Standar Kreteria Ketuntasan Minimum adalah 70. peningkatan peran aktif siswa dalam pembelajaran.

3.6. Teknik Analisa Data
1. Data kuantitatif menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2.
2. Data kualitatif menggunakan analisis diskritif kualitatif yaitu berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap- tiap siklus.

D.PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SD KELAS 4

DAFTAR PUSTAKA

Arief S Sadiman ( 1997 ), Media Pendidikan Pengertian, pengembangan dan Pen gertiannya. Jakarta , rajawali dan Pustekom.
Balen ( 1993 : 45 ) Pskologi Perkembangan
Jakarta Universitas Terbuka
Gagne ( Carin : 1993 : 145 , Gagne 1994 : 165 ) Pskologi Pendidikan
Jakarta Universitas Terbuka
Johnson (Nurhadi, 2004:13). Psikologi dan Evaluasi Belajar. Semarang : Garmedia
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002 : 726, 740 ) Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.
Roosilowati Erwin ( 2006 : 3 ) Workshop Pen gembangan Media Pembelajaran , Sekolah Dasar Jateng LPMP
Schoenherr ( 1996) yang dikutip oleh Pelendeng (2003:81) Metode ekspriment Al-farisi (2005:2) Metode ekspriment
Sidiono ( 2003 : 143 ) Pskologi Perdidikan
Jakarta Universitas Terbuka
Sudjana,dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka
Tirtaraharja Umar dan Lasulo, ( 1994 : 2 ) Pengantar Pendidikan Jakarta Dikti Depdikbud
Willian E Craim ( 1990 : 98 ) Theories of development, Concept and Applications, New Jersey, Prentice Hall Inc

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK IPA  SD TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.