Rabu, 23 Desember 2020

CONTOH LENGKAP PTK BAHASA INGGRIS SMP KELAS VII TERBARU DOC

CONTOH LENGKAP PTK BAHASA INGGRIS SMP KELAS VII TERBARU DOC-Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris Materi Place and Building melalui metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik pada siswa kelas VIII-B MTsN 4 ............. Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan Model Kemmis dan Mc Taggart dengan langkah perencanaan, tindakan dan observasi, refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari tiga pertemuan. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif kemudian hasilnya dianalisis dengan indikator kerja. Subyek yang akan digunakan sebagai penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII-B MTsN 4 ....................yang berjumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan tes evaluasi pada akhir pertemuan yang hasilnya di rata-rata dari pertemuan I, II, dan III setiap siklus. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 75 % dari seluruh siswa kelas VIII-B telah mencapai atau melebihi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65 (>65).ptk bahasa inggris lengkap dengan lampiran

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Inggris Kelas VIII-B Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Melalui metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang akan dilanjutkan oleh upaya peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat pada kondisi awal dapat dilihat dengan skor rata-rata 60,60, Siklus I 78,23, Siklus II 94,38. Peningkatan hasil belajar pada kondisi awal ke siklus I sebesar 100% dan dari siklus I ke siklus II 100%. Dengan nilai maksimal siklus I 100 dan nilai minimalnya 71, dan pada siklus II dengan nilai maksimal 100 dan nilai minimal 86. 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui Metode Bermain Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-B MTsN 4 Kutai Kartanegara Kecamatan ..... Kabupaten Kutai Kartanegara Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Maka saran dari penulis adalah metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam PBM. Dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam PBM dapat mengembangkan keterampilan berbahasa siswa.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel  BAHASA INGGRIS SMP yang diberi judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Inggris Materi Place And Building Melalui Metode Bermain Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik Pada Siswa Kelas Viii-B SMP.......... Kecamatan ..... Kabupaten .... Semester Ii Tahun Pelajaran 20../20.. ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK BAHASA INGGGRIS KELAS VIII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 096 SMP ).

A.DOWNLOAD PTK BAHASA INGGRIS SMP TERBARU DOC

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam penyelenggaraan pendidikan metode pembelajaran ada berbagai metode yang dilakukan oleh para pendidik. Diantaranya adalah metode bermain peran. Pada hakikatnya berbagai metode pembelajaran yang ada sama¬sama saling mendukung dalam proses belajar anak didik.
Pada umumnya dalam proses pendidikan pada anak lebih diutamakan pada metode bermain sambil belajar (bermain peran). Hal ini dilakukan karena metode ini lebih sesuai dengan kondisi anak-anak yang cenderung lebih suka bermain. Maka para pendidik memanfaatkan hal ini untuk mendidik mereka dengan cara bermain sambil belajar yaitu disamping mereka bermain mereka sekaligus mengasah keterampilan dan kemampuan. Cara ini akan lebih berkesan dalam memori otak anak-anak untuk perkembangan pengetahuannya karena pada usia dini adalah masa-masa perkembangan memori otak sangat pesat.

Para ahli psikologi berpendapat bahwa masa pendidikan di MTs merupakan masa usia emas (golden age). Pemberian pendidikan yang tepat pada masa ini berpengaruh sangat signifikan bagi hasil belajar pada jenjang pendidikan berikutnya. Pendidikan MTs dapat memberi andil bagi peningkatan mutu sumber daya manusia. Pada fase usia emas ini, anak mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik menyangkut pertumbuhan fisik dan motoriknya, perkembangan watak dan moralnya, serta emosional dan intelektualnya.ptk bahasa inggris smp kelas 7 document

Pada usia ini pula, anak mulai belajar mengembangkan kemampuan bahasa dan sosialnya. Usia emas itu datang hanya sekali dan tidak dapat terulang lagi pada fase berikutnya. Oleh karena itu, masa usia emas ini merupakan masa yang sangat penting untuk meningkatkan seluruh potensi kecerdasannya. Anak pada usia ini harus mendapatkan beragam input yang merangsangnya, utamanya dalam berbahasa.

Dengan kemampuan berbahasa, diarahkan agar anak mampu menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan kata¬kata. Adapun menurut Depdiknas (2007: 3) pengembangan bahasa lebih diarahkan agar anak dapat:
1. Mengolah kata secara komprehensif.
2. Mengekspresikan kata-kata tersebut dalam bahasa tubuh (ucapan dan perbuatan) yang dapat difahami oleh orang lain.
3. Mengerti setiap kata, mengartikan dan menyampaikannya secara utuh kepada orang lain.
4. Berargumentasi, menyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya.
Guna mencapai arah pengembangan bahasa itu, manusia/anak memiliki kecerdasan yang dapat dikembangkannya, yaitu kecerdasan linguistik.

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan dalam menggunakan kata¬kata secara terampil dan mengekspresikan konsep-konsep secara fasih (fluently) (Agus Effendi, 2005: 25). Adapun tujuan dari pada usaha meningkatkan kecerdasan bahasa atau pengembangan bahasa di sekolah dasar adalah agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan minat untuk dapat berbahasa Inggris (Depdiknas, 2007: 17).
Bila kecerdasan linguistik ini diasah dengan baik melalui metode pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan, maka akan berkembang dengan sangat baik dan anak-anak akan memiliki kemampuan dalam hal kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan penggunaan bahasa, serta nantinya setelah besar nanti anak sangat berkompeten untuk menjadi jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Hal ini didasarkan karena orang yang memiliki kecerdasan ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajak dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.skripsi ptk bahasa inggris smp

Bermain merupakan cara yang paling tepat untuk mengembangkan kecerdasan linguistik anak MTs. Melalui bermain, anak memperoleh dan memproses informasi mengenai hal-hal baru dan berlatih melalui keterampilan yang ada. Bermain disesuaikan dengan perkembangan anak. Permainan yang digunakan di MTs merupakan permainan yang merangsang kreativitas anak dan menyenangkan. Untuk itu bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain merupakan prinsip pokok dalam pembelajaran di MTs (Depdiknas, 2006).

Seto Mulyadi (2006) psikolog anak, menjelaskan bahwa anak adalah anak, anak bukan manusia dewasa mini, karena itu metode pembelajaran terhadap anak harus disesuaikan dengan perkembangannya. Dunia anak adalah dunia bermain. Pada dasarnya anak senang sekali belajar, asal dilakukan dengan cara-cara bermain yang menyenangkan.

Walau demikian, pada kenyataannya hampir di tiap-tiap MTs selalu dijumpai anak-anak yang terlihat kurang memiliki kemampuan bicara dan berbahasa. Ada beberapa anak didik yang terlihat belum bergabung untuk bermain bersama teman-temannya. Mereka cenderung lebih suka menyendiri, bahkan ada yang tidak mau keluar kelas saat istirahat untuk bermain dengan teman-temannya.
Selain itu juga ada anak yang sampai hanya mau duduk di kursinya saja dan tidak mau berdiri bahkan untuk menoleh ke samping dan belakang untuk melakukan interaksi dengan teman-temannya. Padahal bila seorang anak j arang berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pembendaharaan kata yang dikuasai anakpun akan kurang atau jauh berbeda dengan anak yang sering berinteraksi dengan lingkungannya sehingga berpengaruh juga terhadap kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa anak kurang maksimal sesuai dengan tahap perkembangan bahasa seusianya.ptk bahasa inggris smp kelas 7 doc

Rata-rata nilai Bahasa Inggris kelas VIII-B MTsN 4 ..............tahun 2016/2017 pada ulangan harian masih dibawah KKM yang ditentukan yaitu 65, hal ini menunjukkan daya serap siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris masih di bawah rata-rata. Nilai yang diperoleh siswa masih di bawah standar kelulusan yang sudah ditentukan sekolah. Sejalan dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu upaya yang dilaksanakan di sekolah ini adalah penggunaan, media pembelajaran dan strategi pembelajaran. Hal ini harus dilakukan agar kebutuhan peserta didik dapat terlayani dengan baik sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Berdasarkan observasi peneliti dikelas VIII-B 4 Kutai Kartanegara Kecamatan ....... Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2016/2017, pada mata pelajaran Bahasa Inggris tingkat hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil ulangan harian siswa yang belum memuaskan. Dari 32 siswa terdapat 20 siswa yang memiliki nilai diatas KKM yaitu diatas nilai 65 sementara 12 siswa lainnya mendapat nilai di bawah KKM atau belum mengalami pembelajaran tuntas. Rata-rata nilai Bahasa Inggris pada ulangan harian hanya r 60,60. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, yaitu belajar siswa yang belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan), kemampuan belajar siswa berbeda-beda ada yang lebih cepat mengerti bila dijelaskan dan ada yang kurang mengerti bila dijelaskan tentang materi pelajaran yang disampaikan, minat terhadap pelajaran Bahasa Inggris rendah hal ini bisa dilihat dari keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, antusias siswa dan respon siswa dalam mengikuti pelajaran.

Proses pembelajaran Bahasa Inggris kurang menekankan pada aspek suatu pembelajaran yang melibatkan pada pengalaman siswa pada keempat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, menulis dam membaca hal ini bisa dilihat pada observasi atau pengamatan yang dilakukan pada proses kegiatan pembelajaran. Dapat dikatakan dibiasakan mengembangkan keterampilan berbahasanya sehingga kecenderungan pembelajaran Bahasa Inggris adalah siswa hanya mempelajari Bahasa Inggris sebagai produk, menghafalkan konsep, dan teori sehingga pembelajaran Bahasa Inggris kurang bermakna bagi siswa. Sehingga perlu adanya pendekatan yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.

1.2 Identifikasi Masalah
Pemasalahan-permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran yang di kelola guru di kelas, ditemukan penyebab rendahnya keterampilan berbahasa Bahasa Inggris siswa Kelas VIII-B MTsN 4 ...............Tahun Pelajaran 2016/2017.
a. Metode pembelajaran Bahasa Inggris yang selama ini diterapkan, kurang memberi kebiasaan pada pengalaman dan latihan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan, imajinasi atau perasaan pada siswa sehingga metode pembelajaran Bahasa Inggris kurang menekankan pembelajaran pada siswa akibatnya proses pembelajaran bahasa Inggris kurang mengembangkan keterampilan berbahasa siswa.
b. Metode pembelajaran Bahasa Inggris yang diterapkan masih cenderung mengarahkan siswa untuk menghafal informasi saja dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa melibatkan langsung siswa sehingga metode pembelajaran Bahasa Inggris lebih cenderung ke arah ceramah akibatnya metode pembelajaran terkesan tidak menarik bagi siswa.
c. Penyampaian materi pelajaran dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris masih kurang dipahami oleh siswa sehingga materi masih kurang dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar siswa rendah.ptk bahasa inggris smp kelas 7 doc

Berdasarkan observasi di Kelas VIII-B MTsN 4 ............Tahun Pelajaran 2016/2017, memberikan gambaran awal masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris, yaitu:

a. Siswa kurang terampil dalam aspek keterampilan mendengarkan dan membaca karena siswa kurang dibiasakan dan dilatih dalam kegiatan pembelajaran akibatnya keterampilan mendengar dan membaca siswa kurang dikembangkan.
b. Siswa kurang terampil dalam memahami dan menerapkan tanda baca dan ejaan yang benar pada keterampilan menulis sehingga siswa masih kurang memahami penggunaan tanda baca dan ejaan yang benar dalam menulis.
c. Siswa kurang terampil dalam mengungkapkan gagasan dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi pada keterampilan berbicara sehingga siswa kurang berani dalam menyatakan pendapatnya jika dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi.
d. Siswa kurang tertarik atau minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris rendah sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan.
e. Kemampuan belajar siswa berbeda-beda akibatnya daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan juga berbeda-beda.
f. Siswa kurang memahami dan menguasai materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa rendah.

Identifikasi dan analisis masalah yang dilakukan, memberi petunjuk awal, tentang keterampilan berbahasa yang harus diperbaiki pada pelajaran Bahasa Inggris. Keterampilan yang sudah ada pada siswa yang masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan pada keempat keterampilan berbahasa yaitu mengembangkan bagaimana memahami dan menerapkan keterampilan mendengar dan membaca, mengembangkan keterampilan menulis dengan memperhatikan penggunaan tanda baca dan ejaan yang benar, serta dapat mengungkapkan gagasan dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi pada keterampilan berbicara. Dengan demikian diperlukan metode pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan berbahasa secara efektif dalam kegiatan belajar.

Yang perlu dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran Bahasa Inggris agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan, yaitu:
a. Guru dapat menyampaikan materi melalui Metode Bermain Peran
Berbasis Kecerdasan Linguistik yaitu suatu metode mengajar berdasarkan
pengalaman karena siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan
dan pendapat dengan memperagakannya, baik secara lisan maupun tertulis.
b. Dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat
membantu dalam memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan
serta tidak membosankan bagi siswa.
c. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga tidak terkesan monoton dan membosankan bagi siswa.

B.DOWNLOAD PTK BAHAS INGGRIS SMP WORD

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Hasil Belajar
2.1.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar Siswa - Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduanya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. 

Oleh karena itu, hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan¬kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39). "Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. 

Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

2.1.2 Konsep pengajaran Bahasa Inggris dalam KTSP
Bahasa berperan sangat penting dalam berkomunikasi dalam kehidupan yakni sebagai sarana menyampaikan dan memperoleh informasi, penyesuaian terhadap lingkungan, saling berinteraksi serta sebagai sarana hubungan sosial. Bahkan siswa komunikasi sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun kegiatan di rumah. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris berbasis kompetensi tentulah harus memberikan berbagai kecakapan bahasa, baik dalam mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Unsur pertama yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran adalah kompetensi dasar yang diuraikan. Adapun standar kompetensi dalam pembelajaran Bahasa Inggris Kelas VII semester II yang disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) antara lain sebagai berikut:

Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ) sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar  dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat yang melibatkan tindak tutur : meminta dan memberi jasa, meminta dan memberi barang, dan meminta memberi fakta
Berdasarkan aspek keterampilan yang telah disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa pembelajaran Bahasa Inggris kelas VII meliputi empat keterampilan berbahasa dengan kemampuan siswa dapat memahami sesuatu yang disampaikan secara lisan, mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi, memahami teks dalam keterampilan membaca serta dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis.

2.1.3 Metode Bermain Peran
2.1.3.1 Pengertian Metode
Dalam suatu proses pembelajaran, agar guru dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, dan mengekspresikan dirinya, guru perlu menyusun suatu rencana mengajar yang memfasilitasi terjadinya konsep perubahan pada siswa. Perwujudan rencana pengajaran dapat diungkapkan dalam bentuk metode pembelajaran.
Menurut Kamus Besar bahasa Inggris, model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman melakukan kegiatan. Sedangkan menurut Sagala (2003: 175), metode pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi, sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Metode pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapannya, metode pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing metode pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda¬beda (Aunnurahman,20 10).
Jadi, berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu pola yang mendeskripsikan urutan prosedur dalam mengorganisasikan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman atau petunjuk oleh guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu yang membedakan metode pembelajaran yang satu dengan yang lain adalah tingkah laku mengajar (sintaks) yang digunakan masing-masing metode pembelajaran. Sintaks inilah yang menjadi ciri khas dari suatu metode pembelajaran. Masing-masing metode pembelajaran memiliki sintaks yang berbeda-beda meskipun memiliki tujuan pembelajaran yang sama.

2.1.3.2 Metode Bermain Peran
Menurut Andang (2006: 50) bermain khayal atau bermain peran termasuk salah satu jenis bermain aktif. Permainan ini juga disebut permainan drama, sebab merupakan kegiatan yang dilakukan dengan berpura-pura. Menurut Hamalik (2003: 214) bermain peran merupakan penerapan pengajaran berdasarkan pengalaman karena siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa kekhawatiran mendapat sanksi.ptk bahasa inggris smp 2018

Kenneth (1986) dalam artikel yang ditulis Ratri sumber peran (role) bisa diartikan sebagai cara seseorang berperilaku dalam posisi dan situasi tertentu. Bermain peran sebagai suatu metode mengajar merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok. Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga murid-murid bisa mengenali tokohnya.
Metode pembelajaran bermain peran ini merupakan metode pembelajaran yang menjadi wahana siswa untuk meningkatkan kecerdasan linguistiknya . Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode bermain peran adalah suatu metode mengajar berdasarkan pengalaman karena siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat dengan memperagakannya.

2.1.3.3 Tahapan Pelaksanaan Metode Bermain Peran
Menurut Sharfel dan Shaftel (1967) yang dibahas kembali oleh Sumantri dan Permana mengemukakan sembilan tahap bermain peran yang dapat dijadikan pedoman pembelajaran:
1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, menjelaskan masalah, menafsirkan cerita dan mengeksplorasi isu-isu, serta menjelaskan peran yang akan dimainkan. Masalah dapat diangkat dari kehidupan perserta didik, agar dapat merasakan masalah itu hadir dihadapan mereka, dan memiliki hasrat untuk mengetahui bagaimana masalah yang hangat dan actual, langsung menyangkut kehidupan peserta didik, menarik, dan merangsang rasa ingin tahu peserta didik, serta memungkinkan berbagai alternatif pemecahan. Tahap ini lebih banyak dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik agar tertarik pada masalah. 

Oleh karena itu, tahap ini sangat penting dalam bermaian peran dan paling menentukan keberhasilan. Beramain peran akan berhasil apabila peserta didik menaruh minat dan memperhatikan masalah yang diajukan guru.
2. Memilih partisipan/peran, tahap ini peserta didik dan guru mendeskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran. Jika para peserta didik tidak menyambut tawaran tersebut, dan guru dapat menunjukkan salah seseorang peserta didik yang pantas dan mampu memerankan posisi tertentu.

C.PTK BAHASA INGGRIS SMP KURIKULUM 2013

BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di MTsN 4 ..........Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa Kelas VIII-B MTsN 4 Kutai ...............Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 32 siswa. Siswa kelas VIII-B ini hasil belajarnya masih rendah dalam pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya pada materi pokok Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ) Dari 32 siswa terdapat 10 siswa mendapatkan nilai dibawah 65 atau belum mencapai KKM yang ditentukan. Karakteristik siswa kelas VIII-B ini adalah berumur antara 14 tahun sampai 16 yang merupakan menuju tahap berpikir konkrit/nyata. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai wi raswasta..ptk bahasa inggris smp 2018

3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik adalah suatu metode mengajar berdasarkan pengalaman karena siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat dengan memperagakannya, baik secara lisan maupun tertulis.. Variabel bebasnya yaitu metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dan variabel terikatnya yaitu hasil belajar siswa.

3.2.1 Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik. Aspek yang diukur dalam pembelajaran ini meliputi menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik (membaca dan berbicara), memilih partisipan (membaca dan berbicara), menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan mendengarkan), menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis), pemeranan (berbicara dan membaca), diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis), pemeranan ulang (berbicara dan membaca), diskusi dan evaluasi tahap dua (berbicara dan menulis), serta mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan).

3.2.2 Variabel Terikat
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis.

3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2006: 98) dan Daryanto (2011: 182) terdapat tiga tahap rencana tindakan, mel i puti: Perencanaan, Pel aksanaan ti ndakan dan pengam atan/observasi, dan Ref leksi. Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Berdasarkan skema di atas penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. .ptk bahasa inggris smp 2018 perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan mengenai jalannya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan ref leksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya sama pada Siklus I.

SIKLUS I
1. Perencanaan
Perencanaan pada penel itian ti ndakan kelas ini meliputi:
1) Penulis merancang dan merencanakan pembelajaran Bahasa
Indonesia kelas VIII-B dengan cara meyusun RPP pokok bahasan
Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ).
2) Menentukan transasksional yang akan di perankan dan di identifikasi.
3) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
4) Menetapkan teknik pembelajaran.
5) Kesimpulan dan evaluasi.
6) Pemantapan dan tindak lanjut.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
a) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Fase 1 menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik (membaca dan berbicara)
a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
b. Siswa diberi arahan oleh guru tentang percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ).
Fase 2 Memilih Partisipan (membaca dan berbicara)

Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk melakukan percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ).
Fase 3 Tahap-Tahap Peran (berbicara dan mendengarkan)
c. Siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan
percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ).
Fase 4 Pengamatan (mendegarkan dan menulis)
d. Siswa mempersiapkan mengamati dan menghayati 
Fase 5 Pemeranan (berbicara dan membaca)
e. Siswa memerankan percakapan transaksional 
Fase 6 Diskusi dan Evaluasi (berbicara dan menulis)
g. Siswa mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, latar, tema, dan amanat) yang ditemukan.
h. Siswa melakukan tanya jawab mengenai .ptk bahasa inggris smp 2018 transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )
i. Siswa berdiskusi dikelas mengenai percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ) yang telah diperagakan dan diamati.
j. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa.
Fase 7 Pemeranan Ulang (berbicara dan membaca)
k. Melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan.
Fase 8 Diskusi dan Evaluasi Tahap Dua (berbicara dan menulis)
l. Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam  cerita yang perlu di contoh dan perlu ditinggalkan.

Fase 9 Mengambil Pengalaman dan Kesimpulan (menulis, membaca, berbicara, dan mendegarkan)
Siswa melakukan percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )
2) Pertemuan II
Fase 1 Menghangatkan Suasana dan Memotivasi Peserta Didik (membaca dan berbicara)
a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
b. Siswa diberi arahan oleh guru tentang percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ).
Fase 2 Memilih Partisipan (membaca dan berbicara)
Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk melakukan percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )
Fase 3 Tahap-Tahap Peran (berbicara dan mendengarkan)
d. Si swa m em persi apkan u ntuk m em peragakan/m em erankan
percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ).
Fase 4 Pengamatan (mendegarkan dan menulis)
e. Siswa mempersiapkan mengamati dan menghayati.
Fase 5 Pemeranan (berbicara dan membaca)

f. Siswa memerankan percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )
Fase 6 Diskusi dan Evaluasi (berbicara dan menulis)
Siswa mengidentifikasi percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )
g. Siswa melakukan tanya jawab mengenai unsur cerita yang telah ditemukan.
h. Siswa berdiskusi dikelas mengenai percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )yang yang telah diperagakan dan diamati.
i. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa.
Fase 7 Pemeranan Ulang (berbicara dan membaca)
j. Melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan.
Fase 8 Diskusi dan Evaluasi Tahap Dua (berbicara dan menulis)
k. Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu ditinggalkan.

Fase 9 Mengambil Pengalaman dan Kesimpulan (menulis, membaca, berbicara, dan mendegarkan)
l. Siswa memeragakan percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ) diperagakan dan diamati dengan runtut.
3) Pertemuan III
Fase 1 Menghangatkan Suasana dan Memotivasi Peserta Didik (membaca dan berbicara)
a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
b. Siswa diberi arahan oleh guru tentang percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )ptk bahasa inggris smp pdf

Fase 2 Memilih Partisipan (membaca dan berbicara)
Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk melakukan percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )
Fase 3 Tahap-Tahap Peran (berbicara dan mendegarkan)
c. Siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan
percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ).
Fase 4 Pengamatan (mendegarkan dan menulis)
d. Siswa mempersiapkan mengamati dan mengahayati
Fase 5 Pemeranan (berbicara dan membaca)
e. Siswa memerankan percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )

Fase 6 Diskusi dan Evaluasi (berbicara dan menulis)
f. Siswa mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, latar, tema, dan amanat) yang ditemukan.
g. Siswa melakukan tanya jawab mengenai percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi )
h. Siswa berdiskusi dikelas mengenai percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal ( bersosialisasi ) yang telah dilihat dan diamati.
i. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa.
Fase 7 Pemeranan Ulang (berbicara dan membaca)
j. M elakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan.
Fase 8 Diskusi dan Evaluasi Tahap Dua (berbicara dan menulis)
l. Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam
cerita yang perlu di contoh dan perlu ditinggalkan.

D.PTK BAHASA INGGRIS SMP METODE TERBARU KELAS 7

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, T. 2004. Sekolah Para Juara. Bandung: Kaifa. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Campbell, L., Campbell, B., dan Dickinson, D. 2002. Multiple Intelligences: Metode Terbaru Melesatkan Kecerdasan. Terjemahan Suryadi, dkk. Depok: Iniasi Press.
English, W. 2005. Mengajar Dengan Empati. Bandung: Nuansa.
Rahardjo. 2002. Hubungan Antara Kecerdasan Majemuk dengan Prestasi Belajar Belajar Siswa Kelas I SMU Khatolik Yos Sudarso, Batu, Malang. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sumantri, Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
Suparno, P. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Cara Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Surapranata, S. 2004. Analisis Validitas Realibilitas dan Interprestasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Rosdakarya Offiset.
Trimansyah, B. 2004. Saya Ingin Mahir Berbahasa Inggris Untuk SMPKelas VII. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Utami, D.W. 2009. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Wibowo, M.E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK BAHASA INGGRIS SMP  TERBARU ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.