Senin, 05 Oktober 2020

CONTOH LAPORAN LENGKAP PTK GEOGRAFI SMA DOC-Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Geografi dengan menggunakan metode Peer Instruction pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI ., (2) untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Geografi dengan menggunakan metode Peer Instruction pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI .Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI.

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes formatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis secara kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penggunaan metode Peer Instruction dalam pembelajaran geografi belum mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa secara optimal Hasil penelitian pada siklus II menu njukkan bahwa penggunaan metode Peer Instruction dalam pembelajaran geografi disertai dengan pemutaran video mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.Rata-rata skor keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat, siklus I = 1,95 dan siklus II = 2,55.

Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 22, 23% (siklus I = 58,33% dan siklus II = 80,56%). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction yang divariasi dengan pemutaran video dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pada pembelajaran Geografi Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di Kelas XI .

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel GEOGRAFI yang diberi judul “Penggunaan Metode Peer Instructionuntuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Geografi Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup SMA Kelas XI ”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK GEOGRAFI Kelas XI lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 08172834988 dengan Format PESAN PTK 005 SMA).

A.DOWNLOAD PTK IPS GEOGRAFI SMA KELAS XI TERBARU …

BAB I.  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan di Indonesia, akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggung jawab. Sekolah merupakan suatu institusi atau lembaga pendidikan yang mampu berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik).skripsi ptk geografi

Proses pembelajaran melalui interaksi guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain yang saling terkait menjadi suatu sistem yang utuh. Pendidikan dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik bahkan sempurna sehingga sangat diharapkan adanya pembaharuan-pembaharuan. Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode atau meningkatkan relevansi metode mengajar.

Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.Seorang guru yang baik harus mampu menyusun suatu strategi pembelajaran yang mampu membawa siswa berperan secara aktif dalam belajar dikarenakan kesadaran dan ketertarikan siswa yang cukup tinggi, bukan semata-mata untuk memenuhi kewajiban.

Guru dituntut dapat menyajikan kegiatan belajar mengajar yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang menjadikan siswa secara aktif melibatkan diri untuk belajar. Usaha guru untuk membangkitkan motivasi belajar pada siswa diarahkan pada unsur internal (siswa) dan unsur eksternal (di luar siswa). Contoh dari unsur eksternal tersebut adalah suasana kelas yang efektif untuk belajar.

Untuk mewujudkan hal ini, sangat diperlukan peran guru secara aktif, sebab guru sebagai pengelola proses pembelajaran bertindak selaku fasilitator hendaknya berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, mengembangkan bahan pengajaran dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai, oleh karena itu guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai subyek utama belajar.ptk geografi sma doc

Diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat terjadi aktivitas dari siswa yaitu siswa mau dan mampu memecahkan masalah, berfikir, menjawab pertanyaan, diskusi, dan memperhatikan pada semua kegiatan pembelajatan di kelas. Selain itu, diharapkan pula siswa mampu berinteraksi secara positif antara siswa yang satu dengan siswa yang lain maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar, sehingga masalah yang dihadapi mudah diselesaikan secara bersama-sama antar mereka. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran dan bentuk pengajaran (kelompok atau individu). Metode mengajar ada beberapa macam misalnya: ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri, kooperatif dan masih banyak lagi.

Selama beberapa kurun waktu, pembelajaran yang dianut oleh beberapa guru didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa.Oleh karena itu para guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan ke dalam pikiran siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa memasuki kelas, mereka mempunyai bekal kemampuan, pengetahuan, motivasi yang tidak sama. Metode pembelajaran satu arah dimana siswa hanya ditempatkan sebagai objek dan membatasi kebebasan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar membuat siswa menjadi malas dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

Penerapan pengajaran ceramah memungkinkan guru lebih mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa menjadi enggan dan jenuh dalam menerima pelajaran sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai secara optimal.
Pembelajaran yang demikian ini juga terjadi di SMA……… Hampir semua guru di sekolah ini masih menggunakan metode ceramah atau pembelajaran satu arah untuk menyampaikan pelajaran ke anak didik, begitu juga dengan guru mata pelajaran Geografi. Mayoritas guru mengajar dengan metode ceramah yang terkadang diselingi dengan diskusi, itupun sangat jarang dilakukan.ptk geografi download sma

Selain pembelajaran dari guru yang demikian, banyak juga masalah yang dihadapi siswa dalam proses belajar di kelas, diantaranya:

(a). siswa kurang aktif dan kurang merespon terhadap mata pelajaran geografi yang disampaikan guru.

(b). siswa kurang antusias memecahkan masalah yang diutarakan guru.

(c). siswa kurang berani menjawab pertanyaan dari guru.

(d). siswa kurang tertarik untuk berdiskusi.

(e). hasil belajar siswa yang masih kurang optimal (Observasi tahun 2016).Peneliti memilih pelaksanaan penelitian di kelas XI IPS ……….. karena di kelas ini belum pernah diterapkan metode Peer Instruction dalam pembelajaran geografi. Metode pembelajaran yang pernah dilakukan di kelas ini adalah metode ceramah atau pembelajaran satu arah yang terpusat pada guru atau pendidik. Pembelajaran yang demikian membuat siswa menjadi kurang aktif, sehingga hasil belajar siswa masih belum optimal.

Penggunaan metode Peer Instruction membuat siswa menj adi lebih aktif dalam mengikuti pelaj aran sehingga hasil belajar geografi dapat menjadi optimal. Metode Peer Instruction adalah metode pembelajaran yang mudah diterapkan dan tidak membutuhkan banyak waktu untuk pembentukan kelompok, karena diskusi yang dilakukan dalam metode ini adalah diskusi dengan tetangga atau teman terdekat yaitu teman satu bangku.Metode Peer Instruction sangat sesuai apabila diterapkan pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup.ptk geografi document

Hal ini karena metode Peer Instruction menuntut banyaknya siswa yang paham tentang konsep yang diajarkan, sehingga siswa dapat menjelaskan dengan benar kepada temannya yang lain pada saat diskusi. Materi pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup ini telah banyak dipahami dan dialami oleh siswa kelas XI IPS ……………. Mereka telah memahami dan mengalami penyebab kerusakan-kerusakan lingkungan hidup, seperti gunung meletus, banjir, tanah longsor, pencemaran, dan lain-lain (Lampiran 3). Mereka juga telah mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mereka lakukan untuk mengatasi dan mengantisipasi akibat dari kerusakan-kerusakan lingkungan tersebut.

Berdasarkan observasi awal dan dokumen yang diperoleh dari guru geografi kelas XI ….., menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 6 masih rendah dibandingkan dengan kelas lain. Berikut adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN KlatenTabel 1. Rata-rata Nilai Geografi Kelas XI IPS MAN ….Kelas Nilai Rata-rataXI IPS 1 74XI IPS 2 75,37XI IPS 3 73,67XI IPS 4 70,5XI IPS 5 71XI IPS 6 69,63Sumber: Dokumen Guru Geografi Kelas XI IPS …………………Dari data tersebut diketahui bahwa siswa kelas XI IPS 6 yang sudah mencapai ketuntasan sebanyak 12 anak (50% dari jumlah siswa), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 12 anak (50% dari jumlah siswa).

Hasil observasi keaktifan siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata keaktifan siswa kelas XI IPS 6 adalah 0,49.Dari permasalahan di atas, peneliti telah menerapkan salah satu metode alternatif yang dapat digunakan yakni metode Peer Instruction. Metode ini digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa baik dengan guru maupun dengan temannya saat pelajaran berlangsung dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul PEER INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS XI IPS ……………..

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah dan penyebab masalah di atas, maka dapat diketahui perumusan masalah dari penelitian tindakan kelas ini adalah:1. Apakah penggunaan metode Peer Instruction dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Geografi Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS 6 …….?2. Apakah penggunaan metode Peer Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Geografi Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS…….?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Geografi dengan menggunakan metode Peer Instruction pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS 6 ……………..

2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Peer Instruction pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS ………

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Diperolehnya pengalaman menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

1) Untuk mendorong siswa agar lebih meningkatkan keaktifan dan hasil belaj ar pada mata pelaj aran geografi.

2) Memperoleh kemudahan dalam menerima dan memahami pelajaran geografi yang disampaiakan oleh guru.

3) Mengetahui penggunaan metode baru dalam pembelajaran.

b. Bagi guru

Guru memperoleh pengalaman menggunakan metode yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada kegiatan pembelaj aran.

c. Bagi Peneliti

1) Menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah khususnya yang bersangkutan dengan pembelajaran.

2) Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan metode Peer Instruction khususnya pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup

3) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru geografi sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan.

B.LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) GEOGRAFI SMA

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Keberhasilan pengajaran secara umum ditentukan oleh banyak faktor diantaranya kurikulum materi pelajaran, metode pengajaran, kemampuan pendidik dan fasilitas yang tersedia. Metode pengajaran merupakan salah satu komponen penting yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar karena berhubungan langsung dengan kegiatan mengajar yang berarti mengusahakan terjadinya proses belajar mengajar.

Metode mengajar itu juga dapat diartikan sebagai suatu cara yang teratur yang dipergunakan guru dalam hubungannya dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran guna mencapai tujuan pengajaran.Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 114) bahwa-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Sudjana (2006: 97) yang menyatakan bahwa antara hendaknya memilih metode pengajaran yang sesuai, agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud.Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar tujuan pembelajaran tercapai dan siswa dapat belajar secara aktif dan efisien. Salah satu strategi yang harus dimiliki guru adalah mampu memilih metode pembelajaran yang tepat.

Oleh karena itu untuk menyajikan suatu materi diperlukan metode¬metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelas serta sifat dari materi yang akan disampaikan. Beberapa arti metode pembelajaran menurut Purwoto (2003: 70) antara lain:

1) Metode pembelaj aran adalah suatu cara mengaj arkan topik tertentu agar proses dari pengajaran tersebut berhasil dengan baik

.2) Metode pembelajaran adalah cara-cara yang tepat dan serasi dengan sebaik¬baiknya, agar guru berhasil dalam mengajarnya, agar mengajar mencapai tujuannya atau mengenai sasarannya.

3) Metode pembelajaran adalah cara mengajar yang umum yang dapat diterapkan atau dipakai untuk semua bidang studi.Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipakai oleh pengajar untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Pengertian Metode

Peer InstructionMetode Peer Instruction adalah metode mengajar yang berorientasi pada keaktifan siswa dalam proses belajar dengan cara melibatkan siswa dalam mendiskusikan tes konsep. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa sumber belajar tidak hanya pada guru, tetapi juga berasal dari siswa lain atau temanPeer Instruction (PI) is a classroommanagement technique that involves a conceptual shift away from a classroom dominated by one-way transmission of knowledge to a more collaborative, active learning environment Peer Instruction adalah teknik pengelolaan kelas yang melibatkan perubahan konsep dari kelas yang didominasi oleh penyaluran pengetahuan satu jalan untuk bekerjasama, lingkungan belajar aktif.Tujuan utama pelaksanaan metode Peer Instruction dijelaskan oleh MazurThe basic goals of Peer Instruction are to exploit student interaction during concept.

Instead of presenting the level of detail covered in the textbook or lecture notes, lectures consist of a number of short presentations on key points, each followed by a Concep Test short conceptual questions on the subject being discussedPeer Instruction bertujuan untuk memberdayakan interaksi siswa selama pelajaran berlangsung dengan memfokuskan perhatian siswa pada konsep dasar dalam tes konsep yang harus didiskusikan.Peer Instruction is an efective method that teaches the conceptual underpinnings in introductory physics and leads to better students performance on conventional problems.

Peer Instruction actively involves student in a large lecture course by interspersing brief minilectures with conceptual multiple-choice questions, called Concep tests, designed to illustrate the basic principles of the materialMetode Peer Instruction pada hakikatnya adalah modifikasi dari metode diskusi dengan metode ceramah yang dapat juga dilengkapi dengan metode demonstrasi pada tes konsep. Pada metode ini guru memberikan permasalahan untuk dipecahkan oleh siswa.Pembelajaran dengan metode Peer Instruction dimulai dengan penyampaian materi secara ringkas oleh guru dan dilanjutkan dengan tes konsep yang menjadi ciri khas metode Peer Instruction.

Langkah-langkah tes konsep adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan permasalahan yang harus dipecahkan.

2) Siswa diberi kesempatan untuk berpikir.

3) Siswa menjawab permasalahan dan menuliskan tingkat keyakinannya atas jawaban tersebut.

4) Siswa diberi kesempatan berdiskusi untuk meyakinkan teman-temannya mengenai jawaban yang paling tepat (diskusi meyakinkan teman/the convince-your-neighbors discussions).

5) Siswa menjawab ulang.

6) Guru memberikan umpan balik dan menjelaskan permasalahan.

7) Guru menjelaskan dari jawaban yang benar.Apabila dianggap perlu, tes konsep dapat dilaksanakan sekali lagi.

Kriteria dari tes konsep menurut pernyataan Mazur (1997: 26) yang sudah diterjemahkan adalah sebagai berikut:

1) Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.

2) Fokus pada konsep tunggal.

3) Merupakan soal pilihan ganda

4) Tidak memberikan kata yang ambigu.

5) Tidak berorientasi pada persamaan atau rumus.

Typically 2 to 5 multiple-choice clicker questions were used per 50-minute lecture, with student discussing amongst themselves before voting. Faculty then facilitated a discussion, focusing on articulation of reasoning and arguments, hearing multiple voices, and scafolding productive argumentationPada saat diskusi meyakinkan teman (diskusi dengan teman terdekat yaitu teman satu bangku), memaksa siswa untuk berpikir tentang konsep yang dipahaminya dan bagaimana cara menyampaikannya.

Selama diskusi berlangsung, guru dapat mendengarkan siswa-siswanya berargumen dan mengetahui dibagian mana mereka kurang atau keliru memahami suatu konsep. Selain itu guru juga dapat mendengarkan penjelasan siswa yang sudah benar jawabannya. Penjelasan ini biasanya lebih mudah dipahami oleh teman-temannya daripada penjelasan guru.Siswa memperbaiki jawabannya setelah mengadakan diskusi. Pada hasil jawaban yang kedua biasanya terjadi peningkatan presentase siswa yang menjawab benar dan siswa yang semula ragu-ragu akan dikuatkan dengan argumen dari teman-temannya yang sependapat.Metode Peer Instruction ini menghilangkan kesan monoton pada proses belajar mengajar dan menciptakan suasana yang dapat meningkatkan keaktifan siswa. Namun apabila jumlah siswa yang memiliki jawaban benar terlalu sedikit, diskusi meyakinkan teman akan menjadi kurang efektif karena terlalu sedikit argumen untuk mendukung jawaban yang benar.

2. Keaktifan Belajara.

Pengertian BelajarUnsur proses belajar memegang peranan yang penting dalam proses pengajaran. Menurut Muhibbin Syah yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap Sardiman A. M psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kegiatan seutuhnya. ptk geografi sma kelas xii

Menurut H. J Gino et al (1999: 15), diartikan sebagai suatu aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, berupa kemampuan baru dan sifatnya relatif sama melalui usaha secara  merupakan perubahan tingkah laku atau kemampuan baru dengan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar. Witherington yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 155) dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk Witherington ini mengandung arti bahwa proses belajar mengajar yang terjadi akan melibatkan perubahan aspek kepribadian individu yang sedang belajar.

Perubahan aspek kepribadian ini tercermin dalam perubahan pola kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, dan pengertian dari individu yang bersangkutan terhadap sesuatu yang sedang dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Dengan demikian berdasarkan pendapat ini secara garis besar dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang ditandai dengan perubahan kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, dan pengertian terhadap sesuatu yang dipelajari.

Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya belajar adalah usaha secara sadar yang dilakukan individu untuk memahami sesuatu melalui berbagai prosedur latihan dan pengalaman sehingga menghasilkan kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, dan pengertian. Atau dengan singkatnya, belajar adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu

.b. Pengertian Keaktifan Belajar

Keaktifan sangat diperlukan di dalam proses pembelajaran. Keaktifan atau aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar, keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses belajar mengajar yang ditempuh dapat benar  Sriyono (1992: 75  pada waktu guru mengajar harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi antara lain:judul ptk geografi SMA GEOGRAFI

1) Keaktifan indera: murid-murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin, seperti pendengaran, penglihatan, dan peraba

.2) Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat, dan mengambil keputusan.

3) Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu saat anak siap dan mampu mengutarakan kembali.

4) Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha mencintai pelajarannya, senang ataupun tidak ia tetap dimintai pertanggungjawaban, maka tidak ada gunanya membenci atau tidak mencintai pelajaran, karena dengan mencintai pelajaran akan menambah hasil studi.

C.LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPS SMA…..

BAB III.  TAHAP PENELITIAN

1.Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun aj aran 2015/2016. Adapun jadwal penelitian dibagi dalam tabel berikut ini:Tabel 3: Tahapan Pelaksanaan PenelitianJenis kegiatan Des Mar Aprl Mei Juni Juli AgustPengajuan judul Pengejuan proposal daninstrumen Perijinan Pelaksanaan penelitian Analisis data Penyusunan laporan

A. Bentuk dan Strategi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran geografi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan strategi penyelesaian masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan menyelesaikan masalah. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini berupa penggunaan metode Peer Instruction atau pembelajaran teman sejawat (teman satu bangku) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pelajaran Geografi.

Penelitian ini tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1. Membuat Silabus. (Lampiran 1)

2. Membuat Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP). (Lampiran 2).

3. Menyusun materi. (Lampiran 3)

4. Menyusun lembar observasi keaktifan siswa. (Lampiran 10).

5. Menyiapkan lembar observasi kinerja guru. (Lampiran 11).

6. Menyiapkan lembar latihan tes konsep. (Lampiran 8). kls xi

7. Merancang soal tes formatif. (Lampiran 5).

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada tahap ini merupakan penerapan dari tahap perencanaan yang telah dibuat. Pada penelitian ini, tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan metode Peer Instruction. Secara garis besar tindakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran sesuai dengan indikator.

2) Guru memberikan latihan soal (tes konsep).

3) Guru meminta siswa untuk menjawab soal sesuai dengan pemahaman masing-masing.

4) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sejawat (teman satu bangku).

5) Guru meminta siswa untuk menjawab ulang jawabannya.

6) Guru memberikan umpan balik dan memastikan kebenaran jawaban seluruh siswa.

c. Tahap Pengamatan

Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pengamatan terhadap kinerja pengajar dilakukan oleh guru kolaborasi, sedangkan pengamatan untuk keaktifan siswa dilakukan oleh mitra peneliti selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan tersebut dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selain melakukan pengamatan, diakhir siklus dilakukan pengisian evaluasi hasil belajar siswa berupa tes formatif dengan bentuk soal-soal objektif sebanyak 15 butir yang dikerjakan secara individu yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi yang berupa tes formatif dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari data tersebut akan dilihat apakah keaktifan belajar telah mengalami peningkatan dan apakah hasil belajar telah memenuhi target yang diharapkan dalam ketuntasan belaj ar yaitu 70% siswa mendapatkan nilai sesuai dengan KKM yaitu 70. Jika pada siklus I belum memenuhi target maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Kelemahan yang terjadi pada siklus I ini diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu siklus II.

2. Siklus II

Tahapan pada siklus II ini mengikuti tahapan pada siklus I. Rencana tindakan siklus II ini disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang dimaksudkan sebagai penyempurnaan atau perbaikan terhadap pelaksanaan pembelaj aran dengan metode Peer Instruction pada siklus I.

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini direncanakan kembali tindakan pembelajaran yang mengacu pada hasil siklus I dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan¬kelemahan dan mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan tindakan pada siklus I, hanya saja diadakan beberapa revisi atau perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar geografi siswa.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan pada siklus II hampir sama dengan pengamatan pada siklus I. Pada tahapan ini diberikan tes formatif yang kedua pada akhir pertemuan.d. Tahap RefleksiPada tahap ini dilakukan diskusi antara peneliti dengan guru geografi tentang hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan pemberian tes formatif. Dari hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target yang diharapkan. Jika belum memenuhi target, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.laporan ptk geografi sma doc


D. DOWNLOAD CONTOH PTK IPS GEOGRAFI SMA LENGKAP DOC …

BAB V.KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction pada siswa kelas XI IPS 6 …….. semester genap tahun ajaran 2015/2016 dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction dapat meningkatkan keaktifan belajar geografi siswa kelas XI IPS…………. pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup. Hal ini ditunjukkan dari perolehan hasil observasi keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Kondisi awal rata-rata skor keaktifan siswa adalah 0,49, pada siklus I rata-rata skor keaktifannya meningkat menjadi 1,95, dan pada siklus II rata-rata skor keaktifannya meningkat lagi menjadi 2,55.

b. Penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS ………….. pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai akhir tes pada kondisi awal yaitu ketuntasan belajar siswa tercatat sebanyak 12 siswa (50%) mendapat nilai 70 keatas atau sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 12 siswa (50%) mendapat nilai kurang dari 70. Siklus I ketuntasan belajar siswa tercatat sebanyak 14 siswa (58, 33%) yang mendapat nilai 70 keatas dan 10 siswa (41,67%) mendapat nilai kurang dari 70 dan siklus II mengalami peningkatan yaitu 19 siswa (80,56%) mendapat nilai 70 keatas dan 5 siswa ( 19,44%) mendapat nilai kurang dari 70.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan penelitian tindakan kelas dan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran geografi.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada kegiatan belaj ar mengajar geografi, yakni untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan adanya penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction.ptk sma terbaru geografi

C. Saran

1. Guru

Dalam menyampaikan materi pembelajaran, hendaknya guru menyajikan dengan metode yang dirancang dengan baik mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi yang disesuaikan dengan materi atau pokok bahasan yang akan diajarkan, guru dapat mengatur waktu dengan baik dan menggunakan media serta fasilitas yang tersedia di sekolah semaksimal mungkin. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Geografi adalah metode pembelajaran Peer Instruction, metode ini sangat cocok untuk meningkatkan keaktifan siswa. Sehingga dengan penggunaan metode ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Geografi siswa.

2. Siswa

Siswa hendaknya tidak hanya belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas, berani bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas, berani menjawab pertanyaan guru tanpa harus ditunjuk dan tidak tergantung pada informasi yang hanya diterima dari guru melainkan siswa dapat belajar secara berkelompok atau mandiri di luar kelas dan di luar jam pelajaran sekolah.download ptk geografi sma

3. Peneliti

Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis hendaknya mengadakan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction pada materi pokok yang lainnya yang sesuai. Agar pembelajaran geografi dapat berjalan dengan lancar dan lebih menyenangkan sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, heri. 2012. Pemodelan dan simulasi untuk pengelolaan adaptif sumberdaya alam dan lingkungan. Bogor : IPB press

Rachmawati, yeni. 2010. Pengelolaan lingkungan belajar. Jakarta : kencana prenada media grup

Riduwan. 2012. Path analysis. Bandung : alfabeta

Rosnenty, Raja. 2010. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPS Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kepedulian Lingkungan Pada Peserta Didik Sekolah Dasar. Prodi IPS, UPI Bandung..

Setiawan Iwan,2008. Isu-Isu Lingkungan Global, Jurnal Geografi, UPI Bandung.

Slameto, 1 998.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. 1996. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Sumaatmadja, Nursid. 1998. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Sumaatmadja, Nursid. 1998. Manusia dalam konteks sosial, budaya, dan lingkungan hidup. Bandung : CV. Alfabeta.

Sumarmi, 2012. Model-model pembelajaran Geografi. Malang : Aditya Media Publishing

Uno, Hamzah. 2012. Metode pembelajaran PAILKEM. Bandung : CV.Alfabeta


Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PROPOSAL PTK GEOGRAFI SMA DOC ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.