Sabtu, 05 Desember 2020

CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SMA DOC

CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SMA DOC-Pembelajaran sastra seperti prosa, puisi, dan drama bertujuan agar siswa mampu menikmati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Untuk memahami dan menghayati karya sastra, siswa diharapkan langsung membaca karya sastra bukan membaca ringkasannya. Tujuan akhirnya adalah menanamkan dan menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan dan rasa hormatnya terhadap tata nilai baik konteks individu maupun sosial.
Pembelajaran sastra khususnya menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerita pendek dengan kehidupan sehari-hari kurang mendapat perhatian dari guru maupun siswa. Guru mengajarkan siswa tentang unsur intrinsik tanpa mengajarkan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, kemampuan mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari siswa kelas X-4 SMA rendah. Hal ini disebabkan metode yang digunakan guru belum mampu mengubah kemampuan dan perilaku siswa dalam pembelajaran mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimana proses pembelajaran mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw pada siswa kelas X-4 SMA , (2) bagaimana peningkatan kemampuan mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw pada siswa kelas X-4 SMA Negeri ) bagaimana perubahan perilaku siswa kelas X-4 SMA selama mengikuti pembelajaran mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II dengan target nilai rata-rata atau ketuntasan minimal yaitu 70. Subjek penelitian ini adalah kemampuan mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw pada siswa kelas X-4 SMA. Pengumpulan data siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa kemampuan mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw.
Teknik nontes berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman jurnal, dan pedoman dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.Proses pembelajaran mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw pada siswa kelas X-4 SMA dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
(1) siswa dan guru menemukan materi mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi, (2) guru menyampaikan langkah¬langkah pembelajaran menggunakan metode jigsaw, (3) siswa diminta berkelompok menjadi lima kelompok yang selanjutnya disebut kelompok asal, (4) masing-masing anggota kelompok mendapat tugas menjadi ahli suatu unsur intrinsik tertentu, (5) siswa dengan tugas yang sama berkelompok menjadi kelompok ahli, (6) siswa menemukan materi tentang mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari secara berdiskusi dalam kelompok ahli, (7) siswa kembali pada kelompok asal dan menjelaskan hasil temuan dalam kelompok ahli, (8) guru membagikan teks eksposisi, (9) masing-masing siswa mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari, (10) Guru memberi masukan tentang kekurangan-kekurangan yang masih ada, (11) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan.
Hasil analisis data siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas. Hasil tes siklus I menunjukkan rata-rata sebesar 68,9 dan hasil tes siklus II menunjukkan nilai sebesar 80,3. Perubahan perilaku siswa kelas X-4 SMA mengalami peningkatan ke arah yang positif. Pada siklus I siswa cenderung pasif, kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang serius dalam berlatih, dan kurang percaya diri. Pada siklus II, perilaku siswa berubah menjadi aktif, memperhatikan penjelasan guru, serius dalam berlatih, dan menjadi percaya diri.
Saran yang dapat direkomendasikan yaitu (1) pembelajaran mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari tidak sama dengan pembelajaran menemukan unsur intrinsik sehingga materi yang diberikan hendaknya berbeda agar siswa mampu menerapkan nilai-nilai baik dalam teks eksposisi pada kehidupan sehari-hari mereka, (2) metode jigsaw dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran mengembangkan pendapat dalam Teks Eksposisi dengan kehidupan sehari-hari, karena hal ini terbukti meningkatkan kompetensi siswa dan mengubah perilaku siswa kelas X-4 SMA ke arah yang positif.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel Bahasa Indonesia yang diberi judul “Peningkatan Kemampuan Mengembangakan Pendapat Dalam Teks Eksposisi Dengan Kehidupan Sehari-Hari Melalui Metode Jigsa W Pada Siswa Kelas X- Sma Tahun Pelajaran 2015/2016”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK Bahasa Indonesia Kelas X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 08172834988 dengan Format PESAN PTK 001 SMA).

1.PTK BAHASA INDONESIA SMA

BAB I

PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil salah satu cabang kebudayaan, yakni kesenian. Sebagai cabang kesenian, sastra berfungsi memperjelas, memperdalam, dan memperkaya penghayatan manusia terhadap kehidupan yang sejahtera (Sumardjo dan Saini 1994:16). Karya sastra senantiasa menawarkan peran moral atau hikmah yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia. Sifat-sifat kemanusiaan tersebut pada hakikatnya bersifat universal, artinya sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini oleh manusia sejagat.ptk bahasa indonesia sma doc
Adapun dalam pembelajaran, sastra mempunyai peranan yang relatif penting dalam mempengaruhi watak, kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa siswa. Bertahannya pembelajaran sastra di sekolah karena pembelajaran sastra mempunyai peranan penting dalam mencapai berbagai aspek tujuan pendidikan, seperti aspek pendidikan susila, sosial, sikap, penilaian, dan keagamaan (Rusyana 1982:26). Sastra mampu mengolah watak pelajar, meliputi pandangan hidup atau pola pikir yang mendorong ketegasan sikap dan perilaku. Kini, ketika persoalan karakter diangkat menjadi garapan pendidikan, sastra patut diacu sebagai media sekaligus sumber pendidikan karakter yang bercita menyelamatkan moralitas bangsa dan membentuk peradaban luhur.
Pembelajaran sastra seperti prosa, puisi, dan drama bertujuan agar siswa mampu menikmati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Resmini,201 1). Untuk memahami dan menghayati karya sastra, siswa diharapkan langsung membaca karya sastra bukan membaca ringkasannya. Tujuan akhirnya adalah menanamkan dan menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan dan rasa hormatnya terhadap tata nilai baik konteks individu maupun sosial.download ptk sma
Pembelajaran sastra khususnya menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerita pendek dengan kehidupan sehari-hari kurang mendapat perhatian dari guru maupun siswa. Guru mengajarkan siswa tentang unsur intrinsik tanpa mengajarkan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Pada saat observasi di kelas X-4 SMA Negeri ………………, peneliti menemukan beberapa masalah yang menunjukkan bahwa siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran dalam mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi. Banyak siswa tidak serius mengikuti pembelajaran serta tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran. Mereka masih berbicara sendiri dengan temannya, merasa jenuh dan bosan menulis teks eksposisi, mengantuk, melamun, dan beberapa siswa pandangan matanya tertuju ke luar ruang kelas. Siswa merasa kesulitan dalam memahami dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata kelas 67. Nilai rata-rata ini masih belum mencapai KKM yaitu 70.
Teknik yang digunakan oleh guru tidak mengubah perilaku siswa dalam pembelajaran. Guru menggunakan teknik ceramah dan penugasan kepada siswa. Dalam teknik ini guru menerangkan secara lisan dan siswa mendengarkan, setelah kegiatan tersebut siswa diberi penugasan untuk mengembangkan pendapat dalam  ptk doc sma teks eksposisi. Kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru sebatas mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi di kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dirasa masih kurang tepat untuk membelajarkan kemampuan membandingkan dan memproduksi teks eksposisi.
Masalah yang dihadapi sekarang adalah menentukan teknik atau strategi pembelajaran sastra agar dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh. Sementara banyak siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran mengapresiasi karya sastra merupakan pembelajaran yang sulit, tentu termasuk juga tentang cerita pendek, sehingga siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh kemampuan siswa yang kurang atau pemilihan metode dari guru yang kurang tepat.PTK SMA
Selain itu guru masih masih melaksanakan pembelajaran yang teoretis. Guru masih melihat pengetahuan dan pemahaman konsep yang diberikan oleh guru melalui metode ceramah. Hal itu bisa dilihat pada fakta pembelajaran, guru masih menilai teori saja seperti pertanyaan seputar teks eksposisi. Dalam pembelajaran guru memberi pertanyaan yang dirasa membuat siswa menjadi kurang termotivasi dalam belajar.
Ada beberapa kelemahan dari teknik ceramah antara lain, (1) pengajar tidak dapat mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan, (2) kata-kata yang diucapkan pengajar ditafsirkan lain oleh pembelajar. Teori tersebut ternyata sama dengan yang peneliti alami setelah melakukan observasi. Itulah beberapa penyebab kegagalan dalam pembelajaran cerita pendek. Kegagalan tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang masih mengalami ketidakjelasan dalam memahami dan mengembangkan teks eksposisi.
Menurut Dzamarah dan Zain (2005:56) guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai tanda adanya gangguan dalam proses pembelajaran. Akibatnya, jalannya pembelajaran kurang menjadi efektif.
Oleh karena itu, diperlukan strategi atau pemilihan metode pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa agar kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra khususnya teks eksposisi yaitu mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari. Dari berbagai masalah yang ada, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan pada kelas X karena didasari bahwa KD tentang mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari terdapat pada kelas X.
Berdasarkan observasi tersebut, peneliti akan mencoba menerapkan salah satu metode yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Siswa dalam pembelajaran kelompok kooperatif belajar berdiskusi, saling membantu, dan mengajak satu sama lain untuk mengatasi masalah belajar. Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja kelompok untuk menuntaskan masalah dalam belajar. Tipe Jigsaw melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus siswa belajar serta mengajarkan apa yang dipelajari kepada orang lain. Maka peneliti penting mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Mengembangkan Pendapat Dalam Teks Eksposisi dengan Kehidupan Sehari-hari Melalui Metode Jigsaw pada Siswa Kelas X-4 Semester 1 SMA Negeri ……………. Tahun ajaran 2015/2016.

2.DOWNLOAD PTK BAHASA INDONESIA SMA

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • Bagaimana proses pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw pada siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 Surakarta ?
  • Bagaimana peningkatan kemampuan mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw pada siswa kelas X-4 SMA Negeri …………
3)     Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas X-4 SMA Negeri ………… selama mengikuti pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • Mendeskripsi proses pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw pada siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 ……………
  • Mendeskripsi peningkatan kemampuan mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode
  • Mendeskripsi perubahan perilaku siswa kelas X-4 SMA Negeri ……….. selama mengikuti pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode
 1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan PTK ini, peneliti berharap hasil penelitian ini akan mempunyai manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
  1. Manfaat teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini akan memberi masukan pengetahuan tentang pengembangan teori pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw. Selain itu dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian yang lebih lanjut.
     2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1) Siswa mengalami perubahan belajar dari cenderung bosan, pasif, kurang berminat dengan apresiasi cerita pendek menjadi lebih bersemangat aktif dan senang.
2) Kemampuan mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari siswa meningkat setelah pembelajaran.
b. Bagi Guru
Guru bertambah wawasan mengenai metode pembelajaran Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari
.c. Bagi Sekolah
Sekolah semakin meningkat prestasinya dengan metode pembelajaran yang bervariatif seperti metode Jigsaw sehingga siswa lebih antusias dan hasil akademik diharapkan optimal. Pembelajaran metode Jigsaw menyenangkan bagi siswa dan guru sehingga diharapkan hasilnya lebih meningkat.

2.PTK BAHASA INDONESIA KELAS X 2015/2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Landasan TeoretisPada landasan teori ini dipaparkan teori yang mendukung penelitian mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw, diantaranya hakikat teks eksposisi, ciri-ciri teks eksposisi, ,pengembangan teks eksposisi kehidupan sehari-hari, hakikat pembelajaran kooperatif, metode jigsaw, dan pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw.
2.1.1 Hakikat Teks Eksposisi
Pengertian teks eksposisi adalah sebuah paragraf atau karangan yang terkandung di dalamnya sejumlah informasi yang mana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat dan akurat.
1. Pengertian Teks Eksposisi Ciri-ciri Teks EksposisiGaya informasi yang mengajak1. Penyampaian teksnya secara lugas dan menggunakan bahasa yang baku
2. Menjelaskan informasi-informasi pengetahuan
3. Tidak memihak berarti tidak memaksakan kemauan dari penulis terhadap pembacanya
4. Teks Eksposisi bersifat objektif dan netral
5. Penjelasannya disertai data-data yang akurat
6. Fakta digunakan sebagai alat konkritasi dan kontribusi
Struktur Teks EksposisiPernyataan pendapat (Tesis) : Gagasan utama tentang salah satu permasalahan berdasarkan fakta.
1. Argumentasi : Penjelasan secara mendalam tentang pernyataan pendapat dan pengungkapan fakta sebagai penjelasan dari argumen si penulis.
2. Penegasan ulang pendapat : Salah satu penguat dari pendapat serta argumen yang ditunjang oleh fakta.
Jenis-jenis Teks Eksposisi

1.Eksposisi Definisi
Eksposisi definisi adalah suatu paragraf eksposisi yang memaparkan definisi suatu topik tertentu.
2.Eksposisi Proses

Eksposisi proses adalah langkah-langkah atau cara-cara untuk melakukan sesuatu dari awal hingga akhir.
3.Eksposisi Ilustrasi

Eksposisi ilustrasi adalah teks yang memaparkan informasi atau penjelasan-penjelasan tertentu dengan caranya memberikan gambaran yang sederhana mengenai suatu topik dengan topik lainnya yang memiliki kesamaan sifat atau kemiripan dalam hal-hal tertentu.
4.Eksposisi Laporan
Eksposisi laporan adalah paragraf eksposisi yang mengemukakan laporan dari sebuah berita atau penelitian tertentu.
5.Eksposisi Perbandingan
Eksposisi perbandingan adalah eksposisi yang gagasan utamanya disajikan dengan cara membandingkan dengan yang lain.
6.Eksposisi Pertentangan

Eksposisi pertentangan adalah eksposisi ini berisi tentang hal pertentangan akan suatu hal dengan hal lainnya.
Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi
Unsur kebahasaan merupakan bagian-bagian yang membangun teks eksposisi. Unsur kebahasaan yang ada pada teks eksposisi adalah pronomina, konjungsi dan kata leksikal.
Pronomina Pronomina adalah kata ganti orang yang dapat digunakan terutama pada saat pernyataan pendapat pribadi diungkapkan. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam :

1. Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu persona tunggal. Contohnya : Ia, Dia, Anda, Kamu, Aku, Saudara, -nya, -mu, -ku, si-. Dan pesona jamak contohnya seperti : Kita, Kami, Kalian, Mereka, Hadirin, Para.
2. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu pronomina penunjuk, contohnya adalah : Ini, Itu, Sini, Situ, Sana. Dan pronomina penanya contohnya : Apa, Mana, Siapa.
Konjungsi

Konjungsi atau kata penghubung digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi :
1. Konjungsi waktu : sesudah, setelah, lalu, sebelum, setelah itu, kemudian
2. Konjungsi gabungan : serta, dan, dengan
3. Konjungsi pembatasan : asal, kecuali, selain
4. Konjungsi tujuan : untuk, supaya, agar
5. Konjungsi persyaratan : jika, jikalau, apabila, bila, asalkan, bilamana, apabila
6. Konjungsi perincian : adalah, yaitu, ialah, antara lain, yakni
7. Konjungsi sebab-akibat : sehingga, karena, sebab, akibat, akibatnya
8. Konjungsi pertentangan : akan tetapi, tetapi, namun, melainkan, sedangkan
9. Konjungsi pilihan : atau
10. Konjungsi penegasan/penguatan : apalagi, bahkan, hanya, lagi pula, itu pun
11. Konjungsi penjelasan : bahwa
12. Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, serupa, ibarat
13. Konjungsi penyimpulan : oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
Kata leksikal
1. Nomina : kata yang mengacu pada benda, baik nyata ataupun abstrak.
2. Verba : kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat
.3. Adjektiv : kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang.
4. Adverbia : kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara dan lain-lain.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang pengertian pembelajaran kooperatif dan karakteristik pembelajaran kooperatif.
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2008:4-5) merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas¬tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan pertisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.skripsi ptk bahasa indonesia sma pdf
Pembelajaran kooperatif mendorong dan memberi kesempatan kepada siswa untuk terampil berkomunikasi. Artinya, siswa didorong untuk mampu menyatakan pendapat atau idenya dengan jelas, mendengarkan orang lain dan menanggapinya dengan tepat. Siswa juga mampu membangun dan menjaga kepercayaan, terbuka untuk menerima dan memberi pendapat serta ide-idenya, mau berbagi informasi dan sumber, mau memberi dukungan pada orang lain dengan tulus. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi keberhasilan individual ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
2.1.2.2 Karakteristik Pembelajaran
Kooperatif Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooeratif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (2012), yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.a. Penghargaan KelompokPembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok.
Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antarsiswa yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.b. Pertanggungjawaban IndividuKeberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar.
Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya. Siswa yang terlibat dalam Pembelajaran kooperatif akan memahami bahwa mereka diharapkan untuk belajar dan melakukan aktivitas bersama-sama serta dapat menunjukkan bahwa mereka dapat memahami isi materic.
Kesempatan yang sama untuk suksesSetiap anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk menguasai materi pembelajaran dan mendapatkan penghargaan dari kemampuan yang dicapainya.
2.1.3 Metode Jigsaw
Proses pembelajaran yang memberikan peluang kepada siswa untuk meilhat jati dirinya adalah dengan kerja kelompok (Siskandar 2009:178). Menurut Joice (dalam Ahmadi 2011:13) metode pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menemukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Dalam pembelajaran Jigsaw siswa dapat saling bertukar pendapat dan saling membantu sehingga siswa lebih kreatif dalam pembelajaran.Metode pembelajaran Jigsaw termasuk kedalam metode pembelajaran kooperatif.
Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda (Amri dan Ahmadi 2009:67). Dengan demikian, pembelajaran Jigsaw akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengkonstruksikan sendiri konsep yang sudah disampaikan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih meningkatkan aktivitasnya dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang dipelajari pada papan tulis, penanyangan power point dan sebagainya. Lalu guru menanyakan kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari (Suprijono 2009:89). Metode Jigsaw merupakan metode yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan uraian penyampaian (Aryani 2008:56).
Sejalan dengan pendapat Suprijono, Lie (dalam Syarifah 2009:23). menyatakan bahwa Metode tipe Jigsaw merupakan salah satu dari metode pembelajaran kooperatif. Metode Jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enam orang heterogen dan siswa belajar saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri siswa mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi. Setiap kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pembelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikannua kepada anggota kelompok lain.
Melalui belajar dari teman sebaya dengan bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari (Indriasih 2009:8 1). Proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lancar jika guru sungguh-sungguh melaksanakan perannya dengan baik.
Keberhasilan belajar menurut metode ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individual secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.Aryani (2008) mengungkapkan langkah-langkah pembelajaran dengan metode Jigsaw adalah:
1) pilihlah materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian),
2) bagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. jika jumlah siswa 50, sementara jumlah segmen yang ada 5, maka masing-masing kelompok terdiri atas 10 orang. jika jumlah ini dianggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua sehingga setiap kelompok terdiri atas 5 orang, kemudian setelah proses selesai gabungkan kedua kelompok pecahan tersebut,ptk bahasa indonesia smk doc
3) setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi yang berbeda¬beda,
4) setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok,
5) kembalikan suasan kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok,
6) beri siswa beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi.
Cara kerja jigsaw menurut Isjoni (2009:54-56) adalah:
1) Tahap pertama adalah pembentukan kelompok asal, jumlah siswa yang bekerja sama dalam masing-masing kelompok harus dibatasi agar siswa bekerja secara efektif.
2) Tahap kedua adalah pemberian tugas kepada masing-masing anggota kelompok asal.
3) Tahap ketiga adalah siswa dengan tugas yang sama berkumpul dalam kelompok ahli dan membahas materi yang menjadi tanggungjawab mereka.
4) Tahap keempat adalah siswa kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan hasil temuan materi yang didapat dari hasil diskusi dalam kelompok ahli.
5) Tahap kelima adalah penyelenggaraan tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi.Untuk lebih jelas cara kerja jigsaw dapat dilihat dari bagan 1 berikut ini: Bagan 1 Alur Pembelajaran Metode JigsawKeterangan:
Baris I dan III : Kelompok asal
Baris II : Kelompok ahli
2.1.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode JigsawMenurut Isjoni (2009:63) kelebihan dan kelemahan metode jigsaw adalah: Kelebihan metode jigsaw:
1) memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif, dam bertanggung jawab terhadap proses belajarnya,
2) memberi kesempatan setiap siswa untuk berpikir kritis,
3) memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok,
4) diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi.
Kelemahan metode jigsaw adalah:
1) kegiatan pembelajaran membutuhkan waktu yang relatif lama,
2) bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda,
3) materi yang diajarkan harus bisa dibagi menjadi bagian-bagian sehingga dapat didiskusikan dalam kelompok.
Dalam masalah ini kelemahan diatasi dengan cara :
1) pembagian waktu dalam proses pembelajaran, waktu pada proses inti pembelajaran lebih lama dibanding dengan waktu pada proses awal dan akhir pembelajaran,
2) guru memantau seluruh siswa dengan baik saat pembelajaran berlangsung,
3) materi yang diteliti adalah materi tentang mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi sehingga materi tersebut dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang dapat didiskusikan dalam kelompok.Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa masing-masing metode mempunyai kelemahan dan kelebihan. Begitu juga dengan metode jigsaw.proposal ptk bahasa indonesia sma kurikulum 2013
Keberhasilan belajar menurut metode ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individual secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakinbaik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dengan teman dengan langkah berdiskusi dapat mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut (Suryosubroto 2009:169). Selain itu melalui belajar dari teman sebaya dengan bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.
2.1.4 Pembelajaran Mengembangkan Pendapat dalam Teks Eksposisi dengan Kehidupan Sehari-hari Melalui Metode Jigsaw
Pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari merupakan pembelajaran apresiasi teks eksposisi. Tujuan pembelajaran apresiasi sastra adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra. Kegiatan mengapresiasisi sastra berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan kepekaan terhadap masyarakat, budaya serta lingkungan hidup.
Dengan demikian, pembelajaran apresiasi sastra bukanlah hafalan, melainkan berupa aktivitas siswa dengan karya sastra.Kegiatan mengapresiasi sastra di sekolah diharapkan dapat mendidik siswa menjadi lebih peka terhadap masyarakat. Pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepekaan siswa terhadap masyarakat. Salah satu alternatif yang dapat diupayakan dalam meningkatkan mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari adalah melalui penggunaan metode Jigsaw.
Metode Jigsaw merupakan metode dalam pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok-kelompok belajar, diskusi atau kerjasama dengan teman. Hasil belajar diperoleh dari teman sebaya yang menjelaskan apa saja yang diperolehnya dalam diskusi pada kelompok subbab.Cara kerja metode ini yaitu guru membentuk kelas menjadi kelompok-kelompok. Kemudian guru memberikan teks eksposisi pada masing-masing siswa.
Marno dan Idris (2009:154) menyatakan bahwa Jigsaw dapat diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan dan diketahui siswa dengan membagikan bahan ajar. Selanjutnya siswa diminta untuk mengembangkan teks eksposisi tersebut.
Setiap siswa dalam kelompok diberi tugas untuk mengembangkan pendapatnya dalam teks eksposisi tertentu dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka.contoh proposal ptk bahasa indonesia sma download
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali kepada kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok asal.
2.2 Kerangka BerpikirKemampuan siswa kelas X-4 SMA Negeri ……… dalam mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari masih rendah. Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran ini adalah karena rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari, penggunaaan metode pembelajaran yang kurang menarik minat siswa, nilai siswa rendah dan belum mencapai ketuntasan.Oleh karena itu, metode jigsaw digunakan pada pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui pada siswa kelas X-4 SMA Negeri ……….
Metode Jigsaw dalam pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari mampu menarik minat siswa terhadap pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari, membantu guru untuk menemukan alternatif metode yang menarik minat siswa, membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari. Berikut disajikan bagan kerangka berpikir penelitian ini. ptk bahasa indonesia smk lengkap
Bagan 2 Kerangka Berpikir2.3 Hipotesis TindakanHipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah jika dalam pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari diterapkan metode Jigsaw maka kemampuan mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari siswa kelas X-4 SMA Negeri …….. akan mengalami peningkatan, serta perilaku siswa dalam pembelajaran mengalami perubahan yang lebih baik.contoh ptk bahasa indonesia sma kelas x kurikulum 2013.

III.ptk bahasa indonesia smk doc

BAB V

PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan berdasarkan hasil penelitian peningkatan mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw pada siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 Surakarta sebagai berikut.
(1) proses pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dalam pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw siklus I tercatat 24 atau sebesar 80% dalam kategori baik siswa berminat untuk mengikuti pembelajaran, dan pada siklus II sebanyak 26 siswa atau 87,5% siswa berminat mengikuti pembelajaran. Terjadi peningkatan pada aspek ini yaitu sebesar 7,5%.
Pada aspek kedua siklus I terdapat 18 siswa atau sebesar 60% dalam kategori kurang kondusif pada proses diskusi dalam kelompok ahli untuk menentukan materi mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari dan mengalami peningkatan pada siklus II sebanyak 17,5% menjadi 23 siswa atau 77,5%. Pada aspek ketiga siklus I, sebanyak 22 siswa atau 75% termasuk kategori baik siswa mampu berdiskusi secara kondusif pada proses diskusi dalam kelompok asal untuk menyampaikan temuan tentang materi mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari.
Pada siklus II aspek ketiga mengalami peningkatan 2,5% sebanyak 23 siswa atau 77,5% kondusif pada proses diskusi kelompok asal. Pada aspek keempat siklus I sebanyak 26 siswa atau sebesar 87,5% termasuk kategori sangat baik siswa mampu mengikuti proses evaluasi dalam mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari secara intensif. Pada siklus II aspek keempat ini mengalami pening katan sebesar 5% menjadi sebanyak 28 siswa atau 92,5%.
Aspek terakhir siklus I sebanyak 27 siswa atau 90% siswa mampu mengikuti kegiatan refleksi dengan baik. Aspek kelima mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 5% menjadi sebanyak 28 siswa atau 95% siswa mampu mengikuti kegiatan refleksi dengan baik.
(2) Hasil tes penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil tes yang dilakukan pada siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 Surakarta. Hasil tes pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 68,9. Hasil tes siklus I belum mencapai KKM yaitu 70. Pada siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata 81,9.
Peningkatan keterampilan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pemahaman siswa terhadap mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut terbukti dengan rata-rata nilai siswa telah mencapai batas ketuntasan minimal. Peningkatan nilai rata-rata ini membuktikan keberhasilan pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode jigsaw pada siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 Surakarta.
  • Perubahan perilaku siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 Surakarta mengalami peningkatan ke arah yang positif setelah dilaksanakan pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari melalui metode Hal tersebut dapat dketahui dari hasil nontes yang meliputi hasil observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Pada siklus I siswa cenderung pasif, kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang serius dalam berlatih, dan kurang percaya diri. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II, perilaku siswa berubah menjadi aktif, memperhatikan penjelasan guru, serius dalam berlatih, dan menjadi percaya diri.
5.2 Saran
Saran yang diberikan berdasarkan simpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut,
  • Pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari tidak sama dengan pembelajaran menemukan unsur intrinsik sehingga materi yang diberikan hendaknya berbeda agar siswa mampu mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi pada kehidupan sehari-hari mereka.
1.Metode jigsaw dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran mengembangkan pendapat dalam teks eksposisi dengan kehidupan sehari-hari, karena hal ini terbukti meningkatkan kompetensi siswa dan mengubah perilaku siswa kelas X-4 SMA Negeri …….. ke arah yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
 Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. 2009. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka
Aryani, Sekar Ayu.2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani
Damono, Sapardi Djoko. 2006. “Pengarang, Karya Sastra, dan Pembaca”. Jurnal Lingua.Volume I, Nomor I , Halaman 5 1-61. ISSN: 1693-4725
Efendi, Anwar. 2010. “Analisis Perbandingan Struktural Cerpen “Selamat Jalan Nek” Karya Danarto dan Cerpen “Pohon” Karya Monaj Das”. Jurnal Litera. Volume 9, Nomor 2. Halaman 82-96. ISSN: 14 12-2596
Indriasih, Aini. 2009. “Penerapan Pembelajran Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS di SD”. Jurnal Pendidikan. Volume 10. September 2009. Halaman 78-84. ISSN:1411-1942
Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Isjoni. 2009. Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ismawati, Esti. 2011. “Pengembangan Penilaian Pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Konstekstual” diunduh melalui http://journal.unwidha.ac.id/index. ph p/ procceding/article/download/268/2 1 7 pada 25 Agustus 2013
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas PTK BAHASA INDONESIA SMA KELAS X ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.