Jumat, 30 Oktober 2020

CONTOH LENGKAP PTK SD MATEMATIKA KELAS 4 TERBARU

CONTOH LENGKAP PTK SD MATEMATIKA KELAS 4 TERBARU-Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan metode eksperi men dengan media bangun ruang siswa kelas 4 SD Negeri .... Kabupaten ..... semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas jenis kolaborasi yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri .... dengan jumlah siswa 19 siswa. Download ptk matematika sd doc Batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika pada penelitian ini yaitu 60. 


Hasil yang di peroleh dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan nilai hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri Benggaulu Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015. Pada kondisi awal, siswa yang nilainya mencapai KKM terdapat 9 siswa (46,15%) dan yang belum mencapai KKM terdapat 10 siswa (53,85%) dengan nil ai rata-rata-rata 61,31, nilai tertinggi 76 dan nilai terendah 44. Pada pelaksanakan siklus 1 terjadi peningkatan pada hasil belajar matematika siswa, dengan siswa yang mencapai nilai KKM terdapat 18 siswa (92,3%) dan yang belum mencapai KKM terdapat 1 siswa (7,7%) dengan nilai rata-rata 78, nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 44. Pada pelaksanaan siklus 2, siswa yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa (92,3%) dan yang belum mencapai KKM terdapat 1 siswa (7,7%) dengan nilai rata-rata 75,46, nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 47. Contoh Proposal PTK Matematika SD Berdasarkan perolehan nilai hasil belajar matematika siswa pada siklus 1 sebesar 92,3% dan siklus 2 sebesar 92,3%, keduanya sudah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan sebesar 85%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri .... Kabupaten .... semester 2 tahun ajaran 2014/2015.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel Matematika SD yang diberi judul “Penggunaan Metode Eksperimen Dengan Media Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 Sd Negeri ....  Kabupaten ....  Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015”. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK MATEMATIKA 4 SD lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 051 SD).

A.DOWNLOAD LENGKAP PTK MATEMATIKA SD KELAS 4

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang diperolehnya (Gage dan Berlier dalam Dimyati, 2009: 116). Belajar adalah salah satu bagian penting yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Dimyati, 2009: 157). Tindak pembelajaran tersebut menggunakan bahan belajar. Contoh ptk matematika sd kelas 4 pdf Wujud bahan belajar tersebut adalah berbagai bidang studi di sekolah (Mudjiono, 2009: 20). Setiap lembaga sekolah pasti mempunyai bidang studi pokok dalam kegiatan pembelajarannya guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para siswa.
Matematika merupakan salah satu bidang studi/mata pelajaran pokok yang harus dipahami oleh peserta didik. Lampiran 3 PP Mendiknas No 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik baik pada pendidikan dasar maupun menengah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan untuk bekerja sama. Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena selalu digunakan dalam segala segi kehidupan (Cockroft dalam Abdurrahman, 2003: 253). Hal tersebut dapat dili hat dari beberapa mata pelajaran di lembaga sekolah yang di dalamnya juga memakai dan memerlukan perhitungan matematika. Sehingga penguasaan matemati ka sangatlah penti ng bagi siswa.

Banyak dijumpai hasil belajar siswa untuk mata pelajaran matematika kurang maksimal atau kurang dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal tersebut di karenakan metode pembelajaran yang kurang variatif, kurangnya penggunaan media pembelajaran dan anggapan siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Sementara itu, matematika adalah pelajaran yang memerlukan pemahaman dan penguasaan materi yang mempunyai ruang lingkup meliputi bilangan, geometri, pengukuran dan pengolahan data. Maka dalam pembelajaran matematika siswa harus benar-benar memahami, mengerti materi yang diajarkan dan bukan hanya sekedar menghafal saja. Contoh Proposal PTK Matematika SD  Dari faktor-faktor itu diatas yang mengakibatkan hasil belajar matematika siswa menjadi tidak maksimal.
Sama halnya dengan permasalahan yang ditemukan di kelas 4 SD Negeri ...., beberapa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran matematika adalah seperti (1) Kurangnya perhatian atau antusias siswa terhadap mata pelajaran matematika (2) Tingkat keaktifan siswa rendah dalam mengikuti pembelajaran (3) Pembelajaran yang monoton karena terfokus pada teori (4) Penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel hasil belajar matematika siswa kelas 4, berikut ini
Tabel 1.1
Hasil Belajar Matemati ka Siswa Kelas 4 SD Negeri ....
Kondisi Awal

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 60, hasil belajar matematika siswa yang sudah melampaui batas KKM berjumlah 9 orang, sedangkan yang berada di bawah KKM berjumlah 10 orang. Jadi masih terdapat lebih dari setengah jumlah siswa yang nilainya berada di bawah standar KKM yang telah ditentukan.
Permasalahan diatas haruslah dicari jalan keluar untuk menyelesaikannya. Guru yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran harus mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya dengan mengembangkan dan menggunakan metode yang lebih tepat dan variatif saat kegiatan pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa yang kurang maksimal serta dibantu dengan memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal. Karena metode merupakan salah satu kunci pokok di dalam keberhasilan suatu pengajaran (Paimin (1998: 17), dan agar siswa dapat belajar dengan baik maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin (Slameto, 2010:67) tentunya dengan menggunakan media pembelajaran yang akan mempermudah penyampaian materi.

Metode dan media belajar yang dipilih adalah yang bisa membangkitkan motivasi sehingga membuat siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran. Metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Metode eksperimen adalah percobaan yang bersistem dan berencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya (KBBI, 2012: 129). Jadi kegiatan pembelajaran tidak hanya terfokus pada teori saja namun siswa juga dapat mengapli kasikan teori tersebut di dalam dunia nyata, sehingga dengan kegiatan eksperimen siswa akan belajar membuktikan suatu teori atau konsep sendiri dengan bantuan media pembelajaran yang membuat pelajaran matematika yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret. Download ptk matematika sd doc  Dengan menemukan atau membukti kan sendiri teori yang diperoleh, mereka akan lebih memahami apa yang mereka sedang pelajari, sekaligus termotivasi untuk lebih mengikuti pembelajaran. Karena belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah. Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator (John Dewey dalam Dimyati, 2009: 46).
Terkait dengan hal-hal diatas, maka penulis mencoba untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Eksperimen dengan Media Bangun Ruang untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri .... Kabupaten .... Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan guru kelas 4 SD Negeri .... Kecamatan...., nilai hasil rata-rata belajar siswa masih tergolong rendah dengan sebagian dari jumlah siswa yang belum mencapai batas nilai KKM. Berikut adalah gambaran awal masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matemati ka:
a. Siswa kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran dengan bermain sendiri dengan temannya.
b. Siswa terfokus hanya pada penjelasan dari guru, sehingga pembelajaran cenderung monoton.
c. Penggunaan media pembelajaran pada kegiatan pembelajaran kurang maksimal.

1.3. Cara Memecahkan Masalah
Berdasarkan permasalah yang didapatkan oleh observasi penelitian di atas, pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang pada pokok bahasan mengenai bangun ruang sederhana. Melalui metode eksperimen siswa akan belajar membuktikan sendiri suatu teori atau pernyataan yang sedang di pelajari, dan dengan di bantu oleh media bangun ruang siswa akan terbantu untuk melaksanakan kegiatan eksperimen dalam kegiatan pembelajaran. Selama ini, metode eksperimen lebih cenderung digunakan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, namun pada penelitian kali ini peneliti ingin menggunakan metode eksperimen dalam mata pelajaran matematika untuk membantu para siswa belajar memahami pembelajaran matematika yang bersifat abstrak menjadi lebih nyata dengan belajar melalui berbuat dibantu menggunakan media bangun ruang. Download PTK Matematika SD Lengkap Dengan cara tersebut diharapkan hasil belajar matematika siswa dapat meningkat dan menjadi lebih maksimal.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah “Apakah penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang dapat meni ngkatkan hasil belajar matematika tentang bangun ruang siswa kelas 4 SD Negeri .... Kabupaten ..... semester 2 tahun ajaran 2014/2015?”.

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah “untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun ruang menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang siswa kelas 4 SD Negeri .... Kabupaten ..... semester 02 tahun ajaran 2014/2015”.

1.6. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.6.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang metode eksperimen dengan media pembelajaran bangun ruang dalam pelajaran matematika kelas 4 tentang materi bangun ruang sederhana
1.6.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
-  Dengan diterapkannya metode dengan media pembelajaran bangun ruang ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
-  Siswa tidak hanya belajar sebatas teori namun dapat mencari atau membukti kan sendiri teori atau konsep yang diajarkan.
-  Siswa lebih termotivasi untuk mengikuti mata pelajaran matematika.
b. Bagi Guru
-  Mengetahui metode baru yang lebih kreatif dalam pembelajaran matematika.
-  Memotivasi guru untuk lebih menggunakan fasilitas, alat peraga, media pembelajaran matematika yang sudah tersedia untuk menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode eksperimen. Download PTK Matematika SD pdf 
c. Bagi Sekolah
-  Menjadi masukan bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar matemati ka siswa melalui metode eksperimen dengan media bangun ruang. 

B.CONTOH LENGKAP PTK MATEMATIKA SD BANGUN RUANG

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1. Kajian Teori
2.1.1. Pembelajaran Matematika di SD
2.1.1.1. Hakekat Matematika
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:313), matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan di dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Menurut Herman Sudojo (2003:123) matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk atau struktur yang abstrak dan hubungan¬hubungan diantara hal itu. Untuk dapat memahami struktur serta hubungan, tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika itu.
James dan James (Suherman dkk, 2003:18) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan dan konsep yang berhubungan dengan yang lainnya dengan jumlah banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, geometri. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan yang terbagi menjadi aljabar, analisis, dan geometri yang di gunakan untuk menyelesaikan masalah bilangan menggunakan logika. Maka untuk menyelesaikan masalah dalam matematika dibutuhkan pemahaman yang benar karena matematika merupakan ilmu yang bersifat abstrak.

2.1.1.2. Hakikat Belajar
Menurut Gage dan Berlier (Dimyati, 2009:116), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang di perolehnya. Menurut Dimyati (2009:156), belajar adalah proses yang melibatkan manusia secara orang perorang sebagai satu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
Menurut Henry E. Garret (Sagala, 2010: 13), belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tersebut.
Menurut Lester D. Crow (Sagala, 2010:13), belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap. Download ptk matematika sd doc  Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya, maka belajar seperti ini disebut rote learning. Kemudian jika telah dipelajari itu mampu disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri, maka disebut over learning.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang sebelumnya belum tahu menjadi tahu berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperoleh seseorang melalui latihan dan pengalaman.

2.1.1.3.Pembelajaran Matematika di SD
Mata pelajaran matematika di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (KTSP, 2006) sebagai berikut
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Menurut Erman Suherman dkk (2003: 55), matematika sekolah adalah matemati ka yang di ajarkan di sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di pendidikan dasar (SD dan SMP) dan pendi di kan menengah (SMA dan SMK).
Menurut Soedjadi (2000: 37), matemati ka sekolah adal ah unsur atau bagian dari matemati ka yang dipilih berdasarkan atau berori entasi kepada kepenti ngan kependidikan dan perkembangan IPTEK. Hal tersebut menunjukkan bahwa matematika sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika sebagai ilmu. Download PTK Matematika SD Lengkap Di katakan tidak sepenuhnya sama karena memiliki perbedaan antara lain dalam hal
1) penyajian
2) pola pikirnya
3) keterbatasan semestanya
4) tingkat keabstrakannya
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran matematika di SD adalah pembelajaran matematika yang berorientasi terhadap pendidikan yang di ajarkan di lembaga sekolah dasar, yang nantinya dapat digunakan untuk memecahkan masalah matematika dalam kehidupan.

2.1.1.4. Hasil Belajar Matematika
Suharsimi Arikunto (dalam Lasiyem, 2012: 10) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perubahan yang dapat diamati dan diukur”. Jadi perubahan tersebut dapat berupa perubahan dalam ketrampilan, pengetahuan, dan juga perubahan dalam sikapnya.
Menurut Dimyati (2009: 20), “Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru”. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. Hasil belajar siswa merupakan patokan bagi guru apakah berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Semakin baik hasil belajar siswa, maka proses pembelajaran guru dikatakan berhasil.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan tingkat penguasaan siswa yang ia terima setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai tujuan yang nampak dalam tingkah laku yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika. Pada penelitian ini hasil belajar matematika diperoleh dari hasil tes matematika dari siklus 1 dan siklus 2 tentang materi bangun ruang. Hasil belajar yang baik pada penelitian tindakan ini adalah hasil belajar matematika yang berhasil mencapai tingkat kriteria ketuntasan minimal yaitu diatas nilai 60.
2.1.2. Metode Eksperimen
Menurut E. Mulyasa (2011: 107), penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Contoh ptk matematika sd kelas 4 pdf Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Ada sejumlah metode-metode mengajar yang mungkin dapat dilakukan oleh guru, antara lain seperti : metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode demonstrasi, metode sosiodrama, metode karyawisata, metode kerja kelompok, metode latihan, metode pemberian tugas dan metode eksperimen. Untuk penelitian tindakan ini akan menggunakan metode pembelajaran eksperimen.
Menurut pendapat E. Mulyasa (2011: 110), “metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboraturium, baik secara perorangan maupun kelompok .

Menurut Sagala (2010: 220), metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hi potesis yang di pelajari.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1993: 77), “metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan guru dan siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu, serta mengamati proses dan hasil percobaan itu”.
Kadang-kadang orang menangaburkan pengertian eksperimen dengan kerja laboraturi um, meski pun kedua pengertian ini mengandung prinsip yang hampir sama, namun berbeda dalam konotasinya. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboraturium atau diluar laboraturium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat di masukkan ke dalam metode pembelajaran.
E. Mulyasa (2011: 110) mengemukakan hal-hal yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
1) Tetapkan tujuan eksperimen.
2) Persiapkan alat dan atau bahan yang diperlukan.
3) Persiapkan tempat eksperimen.
4) Pertimbangkan jumlah peserta didi k sesuai dengan alat-alat yang tersedia.
5) Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindarkan risiko yang merugi kan atau berbahaya. Download ptk matematika sd doc
6) Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama dalam menjaga peralatan dan bahan yang akan digunakan.
7) Berikan penjelasan tentang apa yang yang harus di perhati kan dan tahapan¬tahapan yang mesti dilakukan peserta didik, termasuk yang dilarang dan yang membahayakan.
Menurut Sagala (2010: 220) beberapa kelebihan dari metode eksperimen, sebagai berikut:
a.   Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku saja
b. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi,
c. metode ini di dukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain: 1) siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian; 2) siswa terhindar jauh dari verbalisme; 3) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis; 4) mengembangkan sikap berpikir ilmiah dan 5) hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi.
Menurut Sagala (2010: 221) beberapa kelemahan dari metode eksperimen, sebagai berikut :
a. pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah,
b. setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian,
c. sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir.
Ada cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode eksperimen, sebagai berikut:
a. hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin di capai sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dengan eksperimen,
b. hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan dan hal-hal yang perlu dicatat,
c. bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan,
d. guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia membandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang lain dan mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan-kekeliruan.
2.1.3. Media Pembelajaran Bangun Ruang
Hamzah B. Uno dan Nina (2010: 142) berpendapat “media pembelajaran yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Benda-benda itu misalnya batu-batuan dan kacang-kacangan untuk menerangkan konsep bilangan, kubus untuk menjelaskan konsep titik, ruang garis, daerah bujur sangkar, dan wujud dari kubus itu sendiri, benda-benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep pecahan, benda-benda seperti cincin, gelang, permukaan gelas, dan sebagainya untuk menerangkan konsep lingkaran”. Media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah media pembelajaran model jenis bangun ruang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012: 324), “model adalah barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru”.
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Andi Prastowo, 2012:228), media pembelajaran model adalah tiruan tiga dimensi dari benda nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk di bawa ke dalam kelas dan di pelajari peserta di di k dalam bentuk aslinya. Download PTK Matematika SD Lengkap
Menurut pendapat Brown dalam Hamzah B. Uno (2010:127), “model didefinisikan sebagai benda nyata yang dimodifikasikan”.
Menurut Andi Prastowo (2012: 229), model padat (Solid Model) merupakan jenis model yang memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek atau benda. Selain itu, dalam model ini, bagian-bagian yang membingungkan ide utama dari bentuk, warna dan susunannya sering kali di buang. Contoh dari model padat: bentuk geometris, semisal kerucut, bola, kubus, polihedro, dll.
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi dan titik sudut. Media bangun ruang adalah menyerupai kotak, dengan bentuk massif, berongga dan kerangka.
Andi Prastowo (2012: 238) mengemukakan tujuan dan fungsi media pembelajaran model berjenis bangun ruang adalah sebagai berikut:
a.  Menyederhanakan objek atau benda yang terlalu sulit, terlalu besar, terlalu jarang, terlalu jauh, terlalu kecil, atau terlalu mahal jika di hadirkan di kelas secara langsung dal am bentuk aslinya. Contohnya, bumi, planet, tengkorak manusia, dan lain sebagainya.
b. Memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik terhadap suatu objek atau benda, meskipun hanya dalam bentuk tiruannya.
c. Memudahkan penjelasan tentang suatu objek atau benda dengan menunjukkan tiruan benda aslinya.
2.1.4. Penggunaan Metode Eksperimen untuk Pembelajaran Matematika
Menurut Sagala (2010: 220), metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Download PTK Matematika SD pdf Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, siswa akan diberi kesempatan untuk membuktikan sendiri dengan melihat proses, menganalisis dan menarik kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.
Hamzah B.Uno dan Nina (2010: 140) mengemukakan setiap konsep abstrak matematika yang baru dipahami perlu ditanamkan, dan tahan lama dalam pola pikir dan tindakannya. Untuk keperluan inilah, belajar dengan berbuat dan memahami, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat-ingat fakta saja yang tentunya akan mudah dilupakan dan sulit untuk dapat dimiliki.
Dalam menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran matematika, tidak berarti bahwa setiap konsep matematika harus digunakan dengan metode eksperimen, karena penggunaan metode harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam menggunakan metode eksperimen, sebagai berikut:
a. Persiapkan alat bantu (alat eksperimen) yang akan digunakan.
b. Berikan petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang akan di lakukan dalam eksperimen pembelajaran matematika.
c. Pelaksaan eksperimen dengan menggunakan lembar kerja/ pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis. Sehingga dalam pelaksanaanya siswa tidak mendapat kesulitan.
d. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi dan tanya jawab
e. Membuat kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen yang pembelajarannya melibatkan siswa secara langsung dengan belajar melalui berbuat sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika yang mempunyai konsep abstrak, sehingga dengan metode ini akan membuat konsep matematika yang masih abstrak menjadi lebih konkret bagi siswa, sehingga akan lebih meningkatkan pemahaman siswa.
2.1.5. Peranan Media Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika
Hamzah B. Uno dan Nina, (2010:141) mengemukakan pembelajaran matematika di SD masih diperlukan media pembelajaran. Ada beberapa fungsi dari media pembelajaran dalam bidang matematika, diantaranya sebagai berikut:
a. Dengan adanya media pembelajaran, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Contoh Proposal PTK Matematika SD Anak akan senang, terangsang, tertarik, dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
b. Dengan di sajikannya konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.
c. Media pembelajaran dapat membantu daya tilik ruang, karena anak tidak dapat membayangkan bentuk-bentuk geometri ruang sehingga gambar dan benda-benda nyata menjadi pemahamannya tentang ruang.
d. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda¬benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.
e. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.
Sementara itu, menurut Andi Prastowo (2012: 239) kegunaan media model padat yang di dalamnya termasuk media bangun datar bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengembangkan konsep reali sme peserta didik.
b. Dapat menjadi tantangan bagi peserta didik untuk memecahkan masalah¬masalah pengajaran dalam berbagai bidang studi yang dipelajararinya
c. Hasil belajar akan lebih mendalam dan lebih mantap.
2.2.Kerangka Pikir
Kebanyakan proses pembelajaran matematika yang terjadi di sekolah dasar terfokus pada penyampaian teori saja tanpa memperhatikan kegiatan eksperimen yang penting bagi pemahaman siswa. Sedangkan matematika adalah mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman dan penguasaan materi dengan baik dan tidak hanya sekedar menghafal. Pembelajaran yang hanya terfokus pada teori saja mengakibatkan hasil belajar siswa dalam belajar matematika menjadi kurang maksimal. Sementara itu, melalui kegiatan eksperimen siswa dapat menemukan dan membuktikan sendiri teori yang mereka peroleh selama ini. Eksperimen juga memberi kesempatan kepada siswa untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa, karena dengan eksperimen siswa dapat belajar dengan berbuat. Selain itu eksperimen dapat berjalan baik dengan di bantu oleh media bangun ruang yang akan mempermudah siswa untuk melakukan kegiatan eksperimen tersebut. Download ptk matematika sd doc Karena dengan media bangun ruang ini konsep geometri matematika akan menjadi lebih konkret bagi siswa. Oleh sebab itu, akan dilakukan penelitian menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang dalam proses pembelajaran matematika yang akan meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa pun meningkat.
Penelitian ini akan dilakukan oleh penulis dengan dibantu oleh guru kelas, guru kelas yang akan melaksanakan proses belajar mengajar dan penulis akan membantu mengisi lembar observasi guru saat proses pembelajaran berlangsung.
2.3. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, dapat diambil hipotesis, yaitu dengan menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun ruang siswa kelas 4 SD Negeri .... Kabupaten ..... semester 2 tahun ajaran 2014/2015.

C.CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS SD MATEMATIKA KELAS 4

BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Setting dan subyek penelitian
3.1.1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SD Negeri ...., Kecamatan .... Kabupaten ......
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 - selesai semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
3.1.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas 4 SD Negeri ...., Kecamatan .... Kabupaten ...... semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa kelas 4 adalah 19 siswa.
3.1.3. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Supardi (2012:17), Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran dan berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Contoh Proposal PTK Matematika SD Pada penelitian ini peneliti akan bekerjasama dengan guru kelas. Peneliti sebagai pemberi ide dan observer sedangkan guru kelas yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu
a. Variabel Bebas
Pada penelitian ini pembelajaran dengan metode eksperimen dengan media bangun ruang bertindak sebagai variabel bebas, karena metode eksperimen dengan media bangun ruang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga dengan metode eksperimen dengan media bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pembelajaran di mana siswa akan melakukan percobaan sendiri untuk membukti kan suatu teori atau pernyataan yang mereka pelajari.
Media bangun ruang adalah media yang berbentuk sebuah benda dengan mempunyai sisi, rusuk dan titik sudut yang berkerangka dan berongga, yang digunakan untuk membantu penjelasan teori dalam bentuk nyata, contohnya seperti kotak kardus, model-model bentuk bangun ruang, kaleng, dll.
b. Variabel Terikat
Pada penelitian ini hasil belajar matematika siswa kelas 4 tentang bangun ruang bertindak sebagai variabel terikat, karena hasil belajar siswa mendapat pengaruh dari variabel bebas yaitu metode eksperimen dengan media bangun ruang. Hasil belajar pada penelitian ini adalah hasil yang siswa peroleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang disimbolkan dalam bentuk nilai yang diperoleh dari tes pada setiap akhir pembelajaran.
3.3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), maka dari itu penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahapan, meliputi: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Download ptk matematika sd doc Pelaksanaan setiap siklus menurut Supardi dan Suhardjono (2012: 86) tersebut dapat dijelaskan melalui gambar 3.1 berikut ini :

Gambar 3.1
Skema Tahapan Penelitian
Berdasarkan skema diatas penelitian akan dilaksanakan melalui siklus 1 dan siklus 2.
3.3.1. Rencana Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
1) Identifikasi Masalah
2) Rancangan Tindakan
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyusun kegiatan eksperimen, menyiapkan alat, bahan dan sumber belajar, menyiapkan lembar evaluasi dan lembar observasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini terdiri dari 2 pertemuan, perencanaan pembelajaran dalam setiap pertemuan sebagai berikut:
1) Menyampaikan pembukaan pelajaran, absensi siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Menjelaskan materi pelajaran mengenai definisi, unsur-unsur dan sifat-sifat bangun ruang sederhana. Download PTK Matematika SD pdf 
3) Membagi siswa ke dalam 5 kelompok @5-6 anak.
4) Membagikan lembar eksperimen kepada siswa.
5) Siswa diminta untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya masing¬masing.
6) Setelah kegiatan selesai, setiap kelompok menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas secara bergantian.
7) Pada akhir pertemuan, guru memberikan soal evaluasi untuk siklus 1.
c. Pengamatan/ Observasi
1) Melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas dengan lembar observasi.
d. Refleksi
1) Melakukan evaluasi proses pembelajaran siklus 1 yang telah dilakukan.
 Apakah guru sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan baik?
 Apakah guru sudah menggunakan waktu dengan tepat?
 Apakah metode pembelajaran eksperimen sudah berjalan dengan benar?
 Apakah media pembelajaran bangun ruang dapat digunakan dengan tepat?
 Adakah peningkatan hasil belajar matematika setelah penerapan metode eksperimen dengan media bangun ruang?
2) Menemukan keunggulan dan kelemahan proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1. Download PTK Matematika SD Lengkap 
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi pembelajaran dan hasil evaluasi siswa.
3.3.2. Rencana Siklus 2

a. Tahap Perencanaan
1) Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah atas kelemahan yang terjadi pada siklus 1, dan merencanakan alternatif pemecahan masalah.
2) Rancangan Tindakan
Menetapkan materi pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 2, menyusun lembar kerja siswa (LKS), menyusun kegiatan eksperimen, menyiapkan alat, bahan dan sumber belajar, menyiapkan lembar evaluasi dan lembar observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan atau tindakan siklus 2 yang direncanakan yaitu:
1) melaksanakan tindakan seperti pada siklus 1,
2) melaksanakan tindakan dengan lebih baik sesuai dengan hasil evaluasi pembelajaran dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam siklus 1,
3) mengontrol siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.

c. Pengamatan/ Observasi
Peneliti melakukan tindakan pengamatan seperti pada siklus 1.
d. Refleksi
Setelah siklus 1 dan siklus 2 selesai, peneliti melakukan analisis terhadap kedua siklus tersebut, kemudian melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil pengamatan siswa di kelas, dan diharapkan terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa.
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1.Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpul an data pada penelitian ini adalah
a. Observasi (Pengamatan)
Sugiyono (2010: 203) mengemukakan metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”. Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke subyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Download PTK Matematika SD pdf
Metode ini digunakan untuk mengumpul kan data melalui pengamatan terhadap proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas, apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan untuk mengamati jalannya kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang.
b. Tes
Metode tes merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah item pertanyaan mengenai materi yang telah diberikan kepada subjek penelitian.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes formatif. Menurut Arikunto (2009: 36), evaluasi formatif atau tes formatif di berikan pada akhir setiap program pembelajaran.
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul an data yang di gunakan dalam penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 tentang bangun ruang di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten....., sebagai berikut:
  a. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi guru dalam proses pembelajaran. Adapun lembar observasi tersebut terlampir.
b. Soal Tes
Soal Tes evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang. Tes ini diberikan di setiap akhir siklus. Contoh ptk matematika sd kelas 4 pdf Adapun kisi-kisi soal tes evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1.
Kisi-kisi Butir Soal Matematika Kelas 4 Semester 02 SD Negeri .... Kabupaten ..... Tahun Ajaran 2014/2015

3.5.Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa yang di tunjukkan dengan kenaikan nilai tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Untuk mengukur keberhasilan setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolak ukurnya adalah pencapaian nilai matematika dengan KKM 60.
Keberhasilan belajar diukur dari jumlah siswa yang telah mencapai nilai KKM dengan jumlah > 85% dari jumlah keseluruhan siswa.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data berupa nilai tes hasil belajar matematika siswa yang dianalisis dengan analisis deskr ptif kuantitatif yang berbentuk angka-angka yang di peroleh dari tes tertulis. Selain itu juga dilakukan pengujian tingkat kesukaran dari instrumen soal siklus 1 dan siklus 2.
3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Soegiyono, 2011: 361). Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrument, menurut Arikunto (2009:75) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut:

1. 0,00 – 0,20 : validitas sangat rendah
2. 0,21 – 0,40 : validitas rendah
3. 0,41 – 0,60 : validitas cukup
4. 0,61 – 0,80 : validitas tinggi
5. 0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi

Hasil uji validitas instrumen soal menggunakan SPSS 16 untuk siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.2 dan tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1

Pada data di atas intrumen soal untuk evaluasi siklus 1 berjumlah 30 butir, setelah pengujian terdapat 3 soal yang tingkat validitas sangat rendah dengan koefisien <0,20, yaitu soal nomor 3, 10, 27, dan 27 soal yang koefisien validitasnya > 0,20. Contoh Proposal PTK Matematika SD  Dengan demikian soal yang di pakai untuk di bagi kan kepada peserta didik pada evaluasi siklus 1 sejumlah 25 butir dari 27 butir soal yang valid dengan bentuk instrumen pilihan ganda.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal Siklus 2

Pada data di atas instrumen soal untuk evaluasi siklus 2 berjumlah 20 soal, setelah pengujian terdapat 5 soal yang tingkat validitas sangat rendah dan tidak valid dengan koefisien < 0,20, yaitu soal nomor 1, 5, 6, 10, 13, dan 15 soal yang koefisien validitasnya > 0,20. Dengan demi ki an soal yang di pakai untuk di bagi kan kepada peserta didik pada evaluasi siklus 2 sejumlah 15 butir soal yang valid dengan bentuk instrumen pilihan ganda.
Untuk uji reliabilitas, Soegiyono (2011: 362) mengemukakan “uji reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan”. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang di kemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut:
1. ~ 0,7 : tidak dapat diterima
2. 0,7 < s.d ~ 0,8 : dapat diterima
3. 0,8 < s.d ~ 0,9 : reliabilitas bagus
4. > 0,9 : rel iabi li tas memuaskan
Hasil uji reliabilitas instrumen soal menggunakan SPSS 16 pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.4 dan tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 1
Reliability Statistics

Dari data hasil uji reliabilitas pada instrumen soal siklus 1, di peroleh Alpha = 0,847 yaitu diantara 0,8 <s.d~ 0,9 jadi tingkat reliabilitas instrument tersebut termasuk reliabilitas bagus.
Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 2
Reliability Statistics

Dari data hasil uji reliabilitas pada instrumen soal siklus 2, diperoleh Alpha = 0,809 diantara 0,8 <s.d~ 0,9 jadi tingkat realiabilitas instrument tersebut termasuk reliabilitas bagus.
3.6.2. Tingkat Kesukaran Soal
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian tingkat kesukaran soal pada instrumen soal siklus 1 dan siklus 2. Rumus yang dapat di gunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal sebagai berikut:
Tingkat Kesukaran = Jumlah Skor Soal Benar
Jumlah Siswa
Menurut Arikunto (2009) dapat digunakan indeks kesukaran soal sebagai berikut:
1. 0,00 – 0,30 = soal sukar
2. 0,31 – 0,70 = soal sedang
3. 0,71 – 1,00 = soal mudah
Berikut merupakan hasil pengujian tingkat kesukaran soal siklus 1 dan siklus 2 yang dapat dili hat pada tabel 3.6 dan 3.7.
Tabel 3.6. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Siklus 1

Dari data diatas, instrumen soal siklus 1 berjumlah 30 butir soal, jumlah tingkat kesukaran untuk instrumen soal siklus 1 dengan tingkat kesukaran soal sukar berjumlah 1 butir, soal sedang berjumlah 14 butir, dan soal mudah berjumlah 15 butir. Download ptk matematika sd doc 
Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Siklus 2

Dari data diatas, instrumen soal siklus 2 berjumlah 20 butir soal, jumlah tingkat kesukaran untuk instrumen soal siklus 2 dengan tingkat kesukaran soal sukar berjumlah 2 butir, soal sedang berjumlah 15 butir, dan soal mudah berjumlah 3 butir.

C.CONTOH LENGKAP PTK SD MATEMATIKA TERBARU

DAFTAR PUSTAKA


Abdurrohman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulian Belajar. Jakarta: Ri neka Putra.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
BSNP. 2006. Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi
Di myati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ri neka Ci pta
Paimin, J.E. 1998. Agar Anak Pintar Matematika. Jakarta: Puspa Swara
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press
Refandi. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. CV Ti mur Putra M andi ri.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slamet 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Media Bangun Ruang Dengan Metode Eksperimen Siswa Kelas VI Semester 1 SD Negeri 4 Katekan Tahun Ajaran 2011/2012. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Salatiga: Bi na Aksara
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sugi yono. 201 0a. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
201 0b. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Al fabeta
Suharso, 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Lux. Semarang: Widya Karya
Suherman, Erman. 2003. Interaksi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Karuni ka UT
Supardi dan Suhardjono, 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Andi Offset
Uno, B.Hamzah. 2010. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK MATEMATIKA SD TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.