Minggu, 13 September 2020

PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATEMATIKA SMK KELAS X DOC-Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas X SMK Negeri 1 Kota Sorong dengan mengimplementasikan model pembelajaran Penemuan terbimbing. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dari peserta didik kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Kota Sorong. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya persentase dari keaktifan dan hasil belajar peserta didik hingga mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada siklus I persentase keaktifan belajar peserta didik meningkat hingga mencapai 35%. Pada saat dilanjutkan pada siklus II keaktifan belajar peserta didik kembali meningkat menjadi 77%. Sedangkan untuk hasil belajar dari peserta didik pada siklus I meningkat menjadi 67,88% dengan rata-rata ketuntasan belajar kelas 55%. Pada saat dilanjutkan pada siklus II kembali meningkat menjadi 88,48% dengan rata-rata ketuntasan belajar kelas 100%. ptk matematika smk 2018


Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel MATEMATIKA yang diberi judul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BARISAN DAN DERET MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING PESERTA DIDIK KELAS X AP 1 SMK NEGERI ...........TAHUN 20...”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK MATEMATIKA SMK KELAS X lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 081-7283-4988 dengan Format PESAN  PTK 003 SMK   ).

1.DOWNLOAD PTK MATEMATIKA SMK LENGKAP 

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Di era globalisasi saat ini pendidikan menjadi kebutuhan kehidupan yang semakin kompleks di segala bidang. Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan UU RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 yang menyatakan, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Pasal 1 ayat 3, pendidikan kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Hal ini selaras dengan UU RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 bahawa pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Dengan demikian pendidikan kejuruan merupakan salah satu pendidikan yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan dunia industri.proposal ptk matematika smk doc

Dalam upaya menyiapkan generasi penerus bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa lain, maka perlu dicari berbagai solusi baik melalui pendidikan formal maupun non-formal. Menurut UU RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
SMKN 1 ......... merupakan salah satu SMK yang ada di dinas pendidikan.... SMKN ..... memiliki paket keahlian AP. Kurikulum yang diterapkan pada SMKN 1 .... merupakan Kurikulum Nasional, yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2013. Langkah yang dipilih oleh SMK dalam mengikuti kurikulum yang terbaru dipilih agar peserta didiknya siap kerja, kompetitif dan memiliki kompetensi yang memadai. Namun dalam pelaksanaannya proses pembelajaran yang ada di SMKN 1 ..... memiliki beberapa hambatan dalam mewujudkan. Sugihartono (2013:76) hambatan yang mempengaruhi proses belajar peserta didik terdiri dari faktor internal dan eksternal. “Faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan psikologis. ..proposal ptk matematika smk doc

Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan. Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor keluarga dapat meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar meliputi metode pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi antar peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan peserta didik dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan media massa.”

Berdasarkan hasil dari observasi yang dilakukan, kurang aktifnya siswa belajar dinilai menjadi penyebab kurang maksimalnya hasil belajar peserta didik, hal ini ditunjukkan dengan sebanyak kurang dari 50% peserta didik memperoleh nilai KBM yaitu sebesar 75. Peserta didik cenderung tidak serius saat proses pembelajaran. Saat diberikan penugasan merangkum, apabila ditinjau dari penguasaan materi peserta didik hanya sebatas membaca saja dan tidak memahami materi yang dibaca dari sumber belajar sehingga peserta didik kurang menguasai materi yang telah dipelajari. 
Pada proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, sebagian besar peserta didik menilai bahwa proses pembelajaran yang disampaikan membosankan dan tidak menarik. 

Peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung cenderung lebih memilih untuk tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru maupun melakukan kegiatan lain yang pada dasarnya tidak memiliki keterkaitan dengan proses pembelajaran yang sedang dilaksanankan di dalam kelas. Selain itu seorang guru juga dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar yang menyenangkan sehingga dapat memicu keaktifan belajar dari peserta didik. Keaktifan belajar dari peserta didik memiliki peran yang penting bagi peserta didik dimana peserta didik sebagai objek kegiatan belajar mengajar agar mampu menyerap ilmu yang ditransferkan oleh guru dengan mudah. 

Namun kenyataannya, mayoritas peserta didik cenderung tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini ditandai dengan peserta didik diam saat diajak berinteraksi, peserta didik tidak memiliki inisiatif sendiri untuk mencatat pelajaran yang disampaikan, peserta didik kurang berani menyatakan pendapat, terbukti ketika diberi pertanyaan peserta didik cenderung diam dan tidak memberikan respon. Sehingga aktivitas peserta didik pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru, agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan hasil yang maksimal. Namun tentunya guru juga memiliki batasan, dimana guru tidak dapat memperhatikan peserta didiknya satu persatu. Maka dari itu guru perlu mencari solusi untuk meningkatkan keaktifan peserta didik agar proses pembelajaran tidak bersifat satu arah saja.

Hal ini dilihat ketika guru memulai kegiatan belajar mengajar, hanya sebagian peserta didik yang menyiapkan diri sebelum proses belajar dimulai. Peserta didik saat diberikan tugas tidak langsung mengerjakan namun masih bergantung pada temannya, misalnya apabila diberi latihan soal masih melihat dari jawaban temannya. Kurangnya rasa tanggung jawab peserta didik dalam pengumpulan tugas, dilihat pada saat mengumpulkan tugas peserta didik tidak langsung mengumpulkan tugas tersebut sebelum guru memerintah. Dari hal ini berarti kemandirian belajar yang rendah kemungkinan memberikan dampak pada keberhasilan belajar atau prestasi belajar.

Berbagai hambatan di atas diduga menjadi beberapa faktor pemicu disebabkannya hasil belajar peserta didik saat dilaksanakan penilaian, tugas ataupun penilaian harian cenderung rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu nilai berada di atas nilai KBM yang ditentukan oleh sekolah. Tentunya guru mengharapkan persentase dari jumlah peserta didik yang nilainya masih di bawah KBM agar dapat berkurang, sehingga diambil langkah dengan mengganti model pembelajaran yang dinilai lebih sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan hasil observasi tersebut menunjukkan prestasi belajar peserta didik relatif masih rendah yang diduga karena aktivitas peserta didik malas dalam belajar. Oleh karena itu perlu dicari cara atau strategi untuk dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dengan memanfaatkan model pembelajaran penemuan terbimbing. Karena model pembelajaran penemuan terbimbing memiliki karakteristik yang sesuai untuk memecahkan permasalahan yang terjadi agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif, selain itu model pembelajaran penemuan terbimbing sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri ....

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada mata pelajaran matematika materi barisan dan deret dalam meningkatkan hasil belajar  peserta didik ?
2. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dengan diterapkannya model pembelajaran penemuan terbimbing pada mata pelajaran matematika materi barisan dan deret ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan:contoh ptk matematika smk

1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada mata pelajaran matematika materi barisan dan deret dalam meningkatkan hasil belajar  peserta didik .
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dengan diterapkannya model pembelajaran penemuan terbimbing pada mata pelajaran matematika materi barisan dan deret.

2.CONTOH PTK MATEMATIKA SMK KURIKULUM 2013

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori
1. Belajar
a. Pengertian
Siregar dan Nara (2014: 17) menyebutkan bahwa: Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah: (1) bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan kemampuan mereproduksi, (3) ada penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan dan menggantikannya dengan reali tas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi. Susanto (2013:4) berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehinggaa memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.” Senada dengan pendapat sebelumnya, Suyono & Hariyanto (2011:9) menyebutkan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.” 

Pada dasarnya belajar menitikberatkan kepada interaksi pada lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman- pengalaman belajar. Baharuddin & Wahuyuni (2010:12) menyebutkan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Menurut Komara (2014:13), “Belajar merupakan proses terbentuknya perubahan tingkah laku baru yang disebabkan individu merespon lingkungannya, melalui pengalaman pribadi yang tidak termasuk kematangan, pertumbuhan atau insting.” Situasi belajar harus bertujuan, dan tujuan-tujuan baik itu diterima oleh masyarakat yang ada di lingkungan dimana individu tersebut berada.ptk penelitian tindakan kelas matematika smk

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya, si pelaku juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya karena kematangan dari individu telah terbentuk. Belajar pada dasarnya lebih pada proses mengalami, tidak hanya terpaku pada proses mengingat. Sehingga belajar dapat dikatakan berhasil pada saat terjadi perubahan antara sebelum individu belajar dengan sesudah dilaksanakannya pembelajaran. Namun setiap perubahan yang terjadi tidak dapat seluruhnya disebut sebagai belajar.

b. Proses Belajar
Dalam upaya tercapainya perubahan tingkah laku melalui pengalaman yang telah dilaluinya selama belajar akibat dari proses penyampaian pengetahuan oleh guru, tentunya seseorang sudah seharusnya melalui proses belajar. Suprihatiningrum pendidikan (2016:81) menyatakan “Proses pembelajaran merupakan proses interaksi komunikasi aktif antara peserta didik dengan guru dalam kegiatan.” Dalam berinteraksi peserta didik dan guru tentunya mengharapkan untuk dapat mencapai tujuan akhir dari proses belajar. Tujuan dari belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
Baharuddin & Wahuyuni (2010:16) berpendapat bahwa, “Proses belajar merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati.” Proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku seseorang yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan tersebut meliputi perihal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya.

Dalam melaksanakan proses belajar tentunya memerlukan tahapan-tahapan atau fase-fase, terlebih proses belajar yang terjadi di sekolah. Tahapan-tahapan atau fase-fase yang dimaksud dijelaskan Gagne dalam Baharuddin & Wahuyuni (2010:17) “terdiri dari: motivasi, konsentrasi, mengolah, menggali 1, menggali 2, prestasi, dan umpan balik.” Tahap motivasi yaitu saat motivasi dan keinginan peserta didik untuk melakukakn kegiatan belajar bangkit. Sebagai contoh peserta didik tertarik untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru, memperhatikan apa yang akan dipelajari, melihat gurunya datang, dan melihat apa yang ditunjukkan oleh guru ( buku, alat peraga). Tahap konsentrasi yaitu saat peserta didik harus memusatkan perhatian, yang telah ada pada tahap motivasi, untuk tertuju pada hal-hal yang relevan dengan apa yang akan dipelajari. Pada tahap konsentransi, perhatian peserta didik lebih tertuju pada penampilan guru (pakaian, tas, model rambut, sepatu dan lain sebagainya).

2. Keaktifan Belajar
a. Pengertian
Keaktifan memiliki beberapa definisi, menurut Rusman (2014: 101): Keaktifan dapat berupa kegiatan fisik dan psikis. Kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
Sardiman (2011:100) menyatakan bahwa “Keaktifan merupakan kegiatan yang meliputi fisik dan mental, berbuat (fisik) dan berfikir (mental) merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan.” 

Sebagai contoh seorang peserta didik belajar dengan cara membaca. Secara fisik terlihat bahwa peserta didik membaca menghadapi suatu buku, namun mungkin saja pikirannya tidak tertuju pada buku yang dibacanya. Definisi tersebut juga didukung oleh Dimiyati (2009:114) yang menyatakan bahwa “Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengambil beraneka kegiatan dari kegiatan fisik hingga kegiatan psikis, artinya kegiatan belajar melibatkan aktivitas jasmaniah maupun aktivitas moral.“
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan belajar merupakan segala usaha peserta didik dengan berkegiatan secara fisik meliputi membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebagainya; sedangkan psikis lebih cenderung pada proses berpikir dalam upaya memperoleh pengalaman dalam belajar agar proses belajar dapat dikatakan berhasil. Pembelajaran yang dilakukan antara guru dan peserta didik, seharusnya mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi peserta didik. ptk penelitian tindakan kelas matematika smk

Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik, akan tetapi guru juga harus mampu membawa peserta didik untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar berupa belajar penemuan, belajar mandiri, belajar berkelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya. 
Dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien keaktifan dari peserta didik merupakan hal yang penting untuk mencapai atau memperoleh hasil yang maksimal. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik sudah seharusnya dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Disamping itu guru dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga dapat merangangsang keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Banyak aktifitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik di sekolah, aktifitas penunjang proses belajar tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat pada sekolah-sekolah tradisional (konvensional). Diedrich dalam Yamin (2007: 84-86) mengelompokan aktifitas peserta didik sebagai berikut:

1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2) Oral activities, seperti: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, instrupsi.
3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisikan angket.
5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.

3.PROPOSAL PTK KELAS X SMK TERBARU DOC

BAB III
METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Sugiyono (2015:487) “Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan cara ilmiah yang sistematis dan bersifat siklus digunakan untuk mengkaji situasi sosial, memahami permasalahannya, dan selanjutnya menemukan pengetahuan yang berupa tindakan untuk memperbaiki situasi sosial tersebut.”
Jenis penelitian tindakan kelas dipilih karena dinilai dapat dijadikan solusi dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dapat diawali dengan dialog yang tidak terstruktur yang selanjutnnya difokuskan kepada upaya-upaya agar peserta didik mampu dan berkeinginan memberikan kontribusi positif dalam peningkatan keaktifan dan hasil belajar. Proses perbaikan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan perencanaan dan pengimplementasian mode pembelajaran yang telah ditentukan sesuai dengan program pembelajaran yang telah disusun.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah SMK Negeri ...... yang terletak di Jalan Pendidikan KM.8 Malaengkedi Kota Sorong Papua Barat. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.ptk matematika smk kelas x
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X AP 1 SMKN 1 ...........semester genap tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah sebanyak 35 siswa terdiri dari 5 0rang laki-laki dan 28 perempuan. Kelas X AP 1 dipilih karena kelas tersebut dinilai memiliki rata-rata hasil belajar matematika materi barisan dan deret yang paling rendah dibandingkan dengan kelas yang lain.

D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart pada tahun 1988. Model Kemmis dan Mc Taggart dalam (Zainal Aqib, 2009:22) dalam satu siklus penelitian terdiri dari tiga langkah yaitu perencanaan (planning), tindakan dan observasi (acting and observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan dengan rangkaian siklus-siklus yang terkandung di dalamnya, dimana indikator yang dimaksud yaitu keaktifan dan hasil belajar dari peserta didik mengalami peningkatan dalam persentase tertentu. Sedangkan apabila pada siklus I indikator dari keberhasilan belum tercapai, maka akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya berdasarkan pada hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

Gambar 3.1
Model Penelitian Kemmis dan Mc Taggart

Berikut pembahasan lebih rinci menganai tahapan-tahapan dari penelitian tindakan kelas:
1. Perencanaan (planning)
a. Perangkat pembelajaran, meliputi:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengimplementasikan model pembelajaran penemuan terbimbing.
b. Instrumen penelitian, meliputi:
1) Lembar observasi keaktifan belajar peserta didik
2) Lembar observasi pelaksanaan model pembelajaran penemuan 
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan (acting and observing)

Pada tahap pelaksaan tindakan, menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya, yaitu bertindak di kelas. Model pembelajaran penemuan terbimbing diterapkan oleh guru dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran matematika materi barisan dan deret.
3. Refleksi (reflect)
Pada tahap refleksi dilakukan pengkajian terhadap hasil maupun data yang telah diperoleh dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Refleksi dimanfaatkan untuk memahami proses, permasalahan, serta berbagai kendala yang dialami pada siklus.

E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah:
1. Metode Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Metode Tes.
Tes adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari kemampuan kognitif dan psikomotorik, dari siswa sebagaimana materi yang telah dipelajarinya dalam proses kegiatan belajar mengajar.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian alat yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan lembar tes kognitif siswa. Dalam penelitian ini terdapat tiga instrumen yang digunakan dalam upaya memperoleh data mengenai keaktifan belajar (X1), hasil belajar (X2), serta model pembelajaran penemuan terbimbing (Y).
Berikut kisi-kisi instrumen penelitian ini berdasarkan indikator setiap variabel:

1. Instrumen Keaktifan Belajar.
Instrumen ini digunakan untuk mengukur keaktifan belajar dari peseta didik. Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala Guttman. Menurut Djaali & Muljono (2008:28), “Skala guttman merupakan skala yang menginginkan tipe jawaban yang tegas, seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, positif-negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya.”
Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun daftar checklist. Pada penelitian ini skala guttman dibuat dalam bentuk checklist. Untuk jawaban positif seperti benar, ya, tinggi, baik, dan semacamnya diberi skor 1; sedangkan untuk jawaban negative seperti salah, tidak, rendah, buruk, dan semacamnya diberi skor 0.ptk matematika smk kelas x

4.PTK MATEMATIKA SMK MODEL PENEMUAN TERBIMBING

DAFTAR PUSTAKA


A.M. Sardiman (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 

Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Yrama Widya.

Baharuddin & Wahyuni, E. N. (2010). Teori Belajar & Pembelajaran. Sleman: Ar- Ruzz Media.

Djaali (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Iskandarwassid & Sunendar, D. (2008). Strategi Pembeajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Khodijah, N. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 

Komara, E. (2014). Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama.

Mardapi, D. (2008). Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Bantul: Mitra Cendikia Press.

Muliawan, J.U. (2016). 45 Model Pembelajaran Spektakuler. Sleman: Ar-Ruzz Media.

Musfiroh, T. (2009). Menumbuhkembangkan Baca-Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Grasindo Anggota Ikapi.

N.K. Roestiyah (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 

Purwanto, M.N. (2002). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ridwan (2008). Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman (2014). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Saefuddin, A. & Berdiati, I. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Siregar, E. & Nara, H. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Siregar, S. (2012). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian & Pengembangan (Research and Development). Bandung: Alfabeta.

Suharsimi A., Suhardjono, Supardi (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

 
Terima kasih telah berkunjung di blog kami yang membahas PTK MATEMATIKA SMK.Semoga PTK matematika ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.