Dalam pelaksanaannya pengawas akan dibantu oleh kepala sekolah yang dianggap telah memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam menyusun rencana pembelajaran. 2) Dengan dititikberatkan pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dengan cara memberikan penjelasan contoh-contoh yang relevan. Dengan membandingkan hasil sebelum tindakan diperoleh rata-rata skor 40 dan pada akhir tindakan diperoleh rata-rata skor 95 terdapat peningkatan 55 poin menunjukan peningkatan yang signifikan. Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap 10 orang guru yang yang memiliki masalah kesulitan menyusun RPPH tersebut, berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik mereka dalam menyusun Perencanaan Pembelajaran dengan baik.
Laporan penelitian tindakan sekolah ini membahas PTS PENGAWAS TK/PAUD yang diberi judul “MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TK WILAYAH BINAAN DI KECAMATAN ............. DALAM MENYUSUN RPPH MELALUI SUPERVISI ”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.
PTS ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTS PAUD lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 081-7283-4988 dengan Format PESAN PTS PAUD 001 ).
A.CONTOH PTS SUPERVISI MENYUSUN RPHH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan, serta pola pengembangan manajerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model model pembelajaran.
Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur penulisannya. Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan dan kemampuan guru dalam memahami tugas tugas yang harus dilaksanakannya. Hal itu berarti bahwa guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran menjadi kunci atas keterlaksanaan kurikulum di sekolah.contoh judul pts tk
Dalam kurikulum 2013, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, bahkan membuat sendiri silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya, dan menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. Upaya perwujudan pengembangan silabus menjadi perencanaan pembelajaran yang implementatif memerlukan kemampuan yang komprehensif. Kemampuan itulah yang dapat mengantarkan guru menjadi tenaga yang professional. Guru yang professional harus memiliki 5 (lima) kompetensi yang salah satunya adalah kompetensi penyusunan rencana pembelajaran. Namun dalam kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu menyusun rencana pembelajaran sehingga hal ini secara otomatis berimbas pada kualitas out put yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.
Terjadai permasalahan guru tidak selesai membuat RPPH yang diperlukan sebagai senjata mengajar siswa yang disebabkan oleh 1) Guru tidak memiliki dasar pendidikan keguruan sehingga tidak dibekali dengan pengetahuan tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Guru belum pernah mengikuti pelatihan penyusunan RPPH sehingga mereka hanya copy paste pada temannya, padahal seringkali RPPH hasil copy paste tidak relevan dengan situasi dan kondisi di sekolahnya sehingga RPPH yang ada tidak bisa dijadikan acuan dalam proses pembelajaran. 3) Guru sudah pernah mengikuti pelatihan, tapi belum mampu menerapkannya di sekolah.
Kondisi tersebut tentu tidak bisa dibiarkan terus menerus, tetapi harus ada solusi dan tindakan nyata dari pengawas pembina sebagai penanggungjawab keberhasilan pendidikan di sekolah wilayah binaan Kecamatan Grati Pasuruan. Guru-guru yang kesulitan menyusun RPPH tersebut harus mendapatkan pembinaan agar mampu meningkatkan kemampuannya dalam menyusun rencana pembelajaran, pengawas pembina perlu melakukan suatu tindakan melalui supervisi akademik untuk membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka masalah upaya peningkatan kemampuan guru-guru dalam menyusun rencana pembelajaran dilakukan dengan cara mempertimbangkan berbagai kelebihan dan kekurangannya, maka pembinaan yang terencana dan berkesinambungan dalam supervisi akademik melalui tehnik supervisi kelompok dianggap lebih efektif karena setiap permasalahan yang ditemukan bisa langsung dicarikan solusi bersama dan waktunya bisa disesuaikan dengan kemampuan masing masing guru. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah akan dibantu oleh beberapa guru yang dianggap telah memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan yang baik dalam menyusun rencana pembelajaran.pts tentang media pembelajaran di taman kanak-kanak
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan-permasalahan yang ditemukan peneliti menentukan judul penelitian ini adalah “Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru TK Wilayah Binaan di Kecamatan Grati Pasuruan dalam Menyusun RPPH melalui Supervisi Pengawas Sekolah (PTS dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2018/2019)”.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan guru kesulitan dalam menyusun rencana pembelajaran, diantaranya :
1. Bagaimana upaya meningkatkan kompetensi guru TK di wilayah binaan Kecamatan Garti Pasuruan yang belum kompeten dalam menyusun RPPH ?
2. Bagaiamana kompetensi guru TK di wilayah binaan Kecamatan Garti Pasuruan yang belum kompeten dalam menyusun RPPH setelah diberikan tindakan supervisi akademik ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan utama dari penelitian tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui upaya meningkatkan kompetensi guru yang belum kompeten dalam menyusun RPPH.
2. Untuk mengetahui kompetensi guru TK di wilayah binaan Kecamatan Garti Pasuruan yang belum kompeten dalam menyusun RPPH setelah diberikan tindakan supervisi akademik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan, antara lain:
3. Bagi kepala sekolah dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam melakukan pembinaan kepada para guru melalui supervisi akademik.
4. Bagi para guru dapat memberikan manfaat yang besar dalam membantu memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyusunan perencanaan pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan berdampak pada peningkatan hasil pembelajaran.
B.PTS UNTUK PAUD DAN TK KURIKULUM 2013
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Sekolah Binaan
TK wilayah binaan di Kecamatan Grati Pasuruan terdiri dari 15 TK Binaan sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut.
Untuk memberikan pelayanan terhadap sejumlah peserta didik tersebut yang mengalami masalah sebagaimana dilaporkan kepala sekolah, ditemukan 10 orang belum menyerahkan RPPH guru untuk di lihat dan ditandatangani kepala sekolah untuk dapat dikontribusikan kepada siswa.
B. Landasan Teori
1. Kompetensi dan Profesionalisme Guru
Esensi sebuah pendidikan sekolah adalah proses pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan di sekolah tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di sekolah Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran guru merupakan komponen organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas pembelajaran tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, menyebutkan ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi-kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial. Para pakar pendidikan telah banyak menegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara profesional apabila ia memiliki kompetensi yang memadai. Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara profesional apabila ia memiliki kompetensi secara utuh. Seseorang tidak akan bisa bekerja secara profesional apabila ia hanya memenuhi salah satu kompetensi di antara sekian kompetensi yang dipersyaratkan.contoh pts kepala sekolah
Kompetensi tersebut merupakan perpaduan antara kemampuan dan motivasi. Betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia tidak akan bekerja secara profesional apabila ia tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Sebaliknya, betapapun tingginya motivasi kerja seseorang, ia tidak akan bekerja secara profesional apabila ia tidak memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Selaras dengan penjelasan ini adalah satu teori yang dikemukakan oleh Gordon dalam Mulyasa (2005:38). Menurutnya ada empat prototipe guru dalam mengelola proses pembelajaran. Prototipe guru yang terbaik,menurut teori ini, adalah guru prototipe profesional. Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional apabila ia memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of commitment).
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru ditegaskan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Di dalam permendiknas tersebut dirinci kompetensi inti guru dan kompetensi guru dalam mata pelajaran.
Dalam kompetensi pedagogik, disebutkan beberapa kompetensi inti yang harus dikuasai oleh seorang guru mata pelajaran, diantaranya sebagai berikut:
a. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.
Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
b. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
C.PROPOSAL PTS PAUD LENGKAP WORD
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Tindakan
Desain dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Model kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya saja, komponen acting dengan observing dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukan kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa perapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, beriku ini dikemukakan bentuk desainnya (Kemmis & Mc Taggart dalam Kusumah dan Dwitagama, 2009:20).
Gambar 3.1
Siklus PTS Menurut Kemmis & Mc Taggart.
Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada masalah yang perlu diselesaikan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di TK wilayah binaan Kecamatan Grati Pasuruan Jawa Timur sejak bulan Januari sampai bulan Maret 2019.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Sekolah
Tahapan Uraian Kegiatan Waktu Pelaksana/ Penanggung Jawab Ket
Sosialisasi ‘1. Membangun komitmen di sekolah sasaran Januari 2019 Pengawas dibantu Kepala sekolah dan Guru
‘2. Pembagian kerja/ team work.
Pelaksanaan Program Penelitian Tindakan Sekolah Pebruari 2019 Tim Penyusun PTS
‘1. Pelaksanaan PTS Putaran 1 Pebruari 2019
‘2. Refleksi Putaran 1
‘3. Pelaksanaan PTS Putaran 2 Pebruari 2019
‘4. Refleksi Putaran 2
‘5. Temu Akhir Maret 2019
Penyusunan laporan Penyusunan Laporan PTS Maret 2019 Tim Penyusun PTS
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini ditujukan kepada guru-guru Taman Kanak-Kanak Binaan di Wilayah Kecamatan Grati Pasuruan Jawa Timur yang berjumlah 15 TK namun atas laporan dari kepala sekolah ditemukan guru yang belum tuntas menyusun RPPH adalah 10 orang terdiri dari 5 orang dari TK Harapan Makmur, 2 orang dari TK DWP 1 Grati, 2 orang dari TK DWP II Ranuklindungan, dan 1 orang dari TK DWP VI Cukurgondang, mereka kesulitan dalam menyusun RPPH.
D. Langkah Tindakan
Langkah-langkah PTS yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah PTS seperti gambar berikut.
Gambar 3.2
Rencana Penelitian Tindakan Sekolah
1. Tindakan Siklus 1
a. Perencanaan
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di TK Harapan Makmur melibatkan 2 orang Kepala Sekolah dari TK Harapan Makmur dan TK DWP 1 Grati dan 10 guru yang belum menyelesaikan RPPH pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019, yang ada di sekolah binaan pengawas di Kecamatan Grati Pasuruan Jawa Timur. Hal ini perlu dilakukan karena mereka mungkin tertinggal dari rekannya dari pengetahuan tentang pengelolaan pembelajaran sehingga mengalami kesulitan dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan di kelas. Kegiatan perencanaan selama 1 bulan yaitu sejak bulan 01 Januari sampai 31 Januari 2019, dan dilakukan di TK Harapan Makmur yang dikepalai Yayuk Suhariyati, S.Pd. Pengaturan waktu yang lebih fleksibel sehingga tidak mengganggu jadwal kegiatan pembelajaran. Sarana yang digunakan dalam kegiatan ini adalah silabus yang telah disusun bersama oleh guru dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang disusun sendiri oleh guru yang bersangkutan sesuai dengan tema. RPPH inilah yang menjadi bahan acuan untuk menentukan materi pembinaan terhadap masing-masing guru, dan sekaligus menjadi alat ukur keberhasilan penelitian. contoh pts pengawas sd lengkap
Kegiatan ini dilakukan dalam dua siklus hingga guru dinilai memiliki kemampuan untuk menyusun perencanaan pembelajaran (RPPH) yang baik. Dalam setiap siklus supervisor melakukan observasi dan penilaian terhadap perkembangan kemampuan setiap guru.
b. Tindakan dan Pengamatan
1) Penelitian diawali dengan cara menyerahkan rencana pembelajaran yang disusun sendiri sesuai dengan topik pembelajaran kepada supervisor. Berdasarkan data tersebut supervisor melakukan pembinaan kepada guru sesuai dengan kesulitan masing masing guru.
Dalam menyusun RPPH guru harus mencantumkan standar RPPH yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPPH-nya. Di dalam RPPH secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.
2) Guru menyusun RPPH dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
TK : ....
Semester/Minggu/Hari ke : ....
Hari, tanggal : ....
Kelompok usia : ....
Tema / subtema/ sub subtema : ....
Kompetensi Dasar (KD) : ....
Catatan:
RPPH disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan.
Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.
A. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.
B. Mencantumkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.
D..CONTOH JUDUL PTS PAUD LENGKAP
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. (2011). Penelitian Pendidikan Dalam Gamintan Pendidikan Dasar Dan Paud. Bandung: Rizqi Press.
Ngalim Purwanto. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rosdakarya
Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005.
Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang.
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung, Remaja Rosdakarya.
Terima kasih telah berkunjung di blog kami yang membahas PTS PAUD Semoga PTS ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.