Minggu, 30 Agustus 2020

PTK AGAMA KRISTEN SD KELAS IV KURIKULUM 2013

PTK AGAMA KRISTEN SD KELAS IV KURIKULUM 2013-Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri .............. tahun pelajaran 2017/2018 melalui penerapan metode Role Playing. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi partisipan dan tes tertulis.ptk agama kristen sd lengkap


Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung dengan data penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan tes tertulis yang dilakukan pada pertemuan kedua di setiap siklusnya. Pada saat pra siklus, ketuntasan siswa hanya 40%, setelah dilaksanakan siklus I dengan metode Role Playing persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 65% kemudian pada tindakan siklus II, ketuntasan hasil belajar mencapai 90%.

Penerapan metode Role Playing juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri ................ Tahun Pelajaran 2016/2017. Motivasi siswa terdiri dari minat, tekun dan mandiri. Pada siklus I motivasi belajar siswa memperoleh skor akhir 63%, artinya motivasi belajar siswa berada pada kriteria baik. Pada siklus II skor akhir motivasi belajar siswa mencapai 89% sehingga berada pada kriteria sangat baik.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel AGAMA KRISTEN yang diberi judul “MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SISWA KELAS IV SD NEGERI ............ MELALUI METODE ROLE PLAYING TAHUN PELAJARAN 20../20..”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK PAK Kelas IV SD lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM  ke 081-7283- 4988 dengan Format PESAN JUDUL PTK PAK 005 SD).

A.CONTOH PTK AGAMA KRISTEN SD TERBARU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Tugas utama guru adalah mendidik dan mengajar. Dan agar tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, ia perlu memiliki kualifikasi tertentu yaitu profesionalisme: memeiliki kompetensi dalam ilmu penegtahuan, kredibilitas moral, dedikasi dalam menjalankan tugas, kematangan jiwa (kedewasaan), dan memiliki ketrampilan teknis mengajar serta mampu membangkitkan etos dan motivasi anak didik dalam belajar dan meraih kesuksesan (Marno, Idris, 2009: 20).ptk agama kristen sd lengkap

Pada anak usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menurut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis dan menghitung). Pada periode sekolah dasar juga merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan  
anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agama di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, pendidikan agama (pengajaran, pembiasaan dan penanaman nilai-nilai) di sekolah dasar harus menjadi perhatian semua pihak yang terlibat dalam pendidikan di Sekolah Dasar, bukan hanya guru agama tetapi kepala sekolah dan guru-guru lainnya.

Motivasi dalam pengajaran mengandung nilai-nilai yang sangat penting kaitannya dengan keberhasilan atau kegagalan belajar siswa, pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan daya imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh untuk mencari cara yang relevan dan sesuai guna meningkatkan dan memelihara motivasi belajar siswa. 
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, guru yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di kelas IV SD Negeri ............. masih menggunakan metode yang konvensional yaitu ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran. Hal ini diakuinya kurang memotivasi siswa dan cenderung mengakibatkan para siswa sering menyibukkan diri dengan bermain-main atau membuat keributan di kelas sehingga mereka belum siap menerima materi yang akan diajarkan dan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

Kegiatan bermain bagi anak merupakan salah satu hak anak tanpa dibatasi usia. Mengenai hak bermain bagi anak, dalam pasal 31 Konferensi Hak-hak Anak (1990) disebutkan:” Hak anak untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut serta secara bebas dalam kehidupan budaya dan seni” (Mayke S. Tedjasaputra, 2003: xvi).
Metode ternyata mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan metode dengan tujuan. Metode yang dipergunakan dalam setiap proses pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan rumusan tujuan.

Metode role playing atau bermain peran adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Sedangkan bermain peran lebih menekankan pada kenyataan dimana para murid diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam mendramakan masalah-masalah hubungan sosial.
Penerapan metode role playing diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena metode ini menggunakan konsep permainan tetapi menjadi lebih terarah. Mereka juga masih dapat melakukan gerakan-gerakan atau berjalan-jalan di kelas tanpa merasa dikekang atau takut dimarahi tetapi tujuan pembelajaran dapat tercapai. contoh judul ptk agama kristen

Disamping itu mereka cukup tertarik dengan metode ini karena mereka bebas berekspresi dan menyampaikan apa yang mereka pikirkan tanpa takut disalahkan. Siswa juga dapat menerima karakter, perasaan dan ide orang lain dalam situasi yang khusus dan lebih menyenangkan. Penelitian ini mengkaji tentang hal tersebut melalui penelitian yang mengungkap tentang penggunaan metode role playing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas IV SD Negeri .......................
Berdasarakan paparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Siswa kelas IV SD Negeri ..................... Melalui Metode Role Playing Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B.DOWNLOAD PTK PAK SD KELAS IV KURTILAS

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.
Menurut Sudjana (2001: 90), “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang”. Selanjutnya menurut Slameto (dalam Emarita, 2001: 45) menyatakan: “Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri”.contoh judul ptk agama kristen

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah  
laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur daalm bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Hamalik (2002: 89) menyatakan bahwa “Perubahan disini dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembanganyang lebih baik di bandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tau menjadi tahu”.
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadanya evaluasi, Mulyasa (2007: 55) menyatakan bahwa” Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi”. Hasil belajar ditunjukan dengan hasil belajar yang merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.

Dari proses belajar diharapkan siswa memperoleh hasil belajar yang baik sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan tes.


2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi (Rusman, 2012:124) antara  lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

a. Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 
2) Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

2) Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

B. Metode Role Playing

1. Pengertian Metode Role Playing
Pembelajaran berdasarkan pengalaman yang menyenangkan diantaranya adalah role playing (bermain peran), yakni suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Metode bermain peran atau role playing adalah salah satu proses belajar yang tergolong dalam metode simulasi (Mulyono, 2012:44).judul skripsi ptk agama kristen
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 237) Metode role playing (bermain peran) juga dapat diartikan suatu cara penguasaan bahan-bahan melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan oleh anak didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Dengan kegiatan memerankan ini akan membuat anak didik lebih meresapiperolehannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode bermain peran ini adalah penentuan topik, penentuan anggota pemeran, pembuatan lembar kerja (kalau perlu), latihan singkat dialog (kalau perlu) dan pelaksanaan permainan peran.

Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi: kemampuan betekun, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah (Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 238). 
Berdasarkan kutipan tersebut, berarti metode role playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku purapura dari siswa yang terlihat atau peniruan situasi dri tokoh-tokoh sejarah sedemikian rupa. Dengan demikian metode bermain peran adalah metode yang melibatkan siswa untuk pura-pura memainkan peran/tokoh yang terlibat dalam proses sejarah atau perilaku masyarakat misalnya bagaimana menggugah masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, dan lain sebagainya.

2. Langkah-Langkah Metode Role Playing
Prosedur teknis dari Role Playing adalah sebagai berikut (Hamalik, Oemar, 2007: 215-2017):
a. Persiapan dan instruksi
1) Guru memiliki situasi bermain peran
Situasi-situasi masalah yang dipilih harus menjadi “sosiodrama” yang menitikberatkan pada jenis peran, masalah dan situasi familier, serta pentingnya bagi siswa. Keseluruhan situasi harus dijelaskan, yang meliputi deskripsi tentang keadaan peristiwa, individu-individu yang dilibatkan, dan posisi-posisi dasar yang diambil oleh pelaku khusus. Para pemeran khusus tidak didasarkan kepada individu nyata di dalam kelas, hindari tipe yang sama pada waktu merancang pemeran supaya tidak terjadi gangguan hak pribadi secara psikologis dan merasa aman.judul skripsi ptk agama kristen

2) Sebelum pelaksanaan bermain peran, siswa harus mengikuti latihan pemanasan, latihan-latihan ini diikuti oleh semua siswa, baik sebagai partisipasi aktif maupun sebagai para pengamat aktif. Latihan-latihan ini dirancang untuk menyiapkan siswa, membantu mereka mengembangkan imajinasinya dan untuk membentuk kekompakan kelompok dan interaksi.

3) Guru memberikan intruksi khusus kepada peserta bermain peran setelah memberikan penjelasan pendahuluan kepada keseluruhan kelas. Penjelasan tersebut meliputi latar belakang dan karakterkarakter dasar melalui tulisan atau penjelasan lisan. Para peserta (pemeran) dipilih secara sukarela. Siswa diberi kebebasan untuk menggariskan suatu peran. Apabila siswa telah pernah mengamati suatu situasi dalam kehidupan nyata maka situasi tersebut dapat dijadikan sebagai situasi bermain peran. Peserta bersangkutan diberi kesempatan untuk menunjukkan tindakan /perbuatan ulang pengalaman. Dalam brifing, kepada pemeran diberikan deskripsi secara rinci tentang kepribadian, perasaan, dan keyakinan dari para karakter. Hal ini diperlukan guna membangun masa lampau dari karakter. Dengan demikian dapat dirancang ruangan dan peralatan yang perlu digunakan dalam bermain peran tersebut.

4) Guru memberitahukan peran-peran yang akan dimainkan serta memberikan instruksi-instruksi yang bertalian dengan masing-masing peran kepada audience. Para audience diupayakan mengambil bagian secara aktif dalam bermain peran itu. Untuk itu, kelas dibagi dua kelompok, yakni kelompok pengamat dan kelompok spekulator, masing-masing melaksanakan fungsinya. Kelompok I bertindak sebagai pengamat yang bertugas mengamati: (1) perasaan individu karakter, (2) karakter-karakter khusus yang diinginkan dalam situasi dan (3) mengapa karakter merespons cara yang mereka lakukan. Kelompok II bertindak sebagai spekulator yang berupaya menanggapi bermain peran itu dari tujuan dan analisis pendapat. Tugas kelompok ini mengamati garis besar rangkaian tindakan yang telah dilakukan oleh karakter-karakter khusus.

C.PROPOSAL PTK AGAMA KRISTEN SD TERBARU DOC

BAB III
MEOTODOLOGI PENELITIAN


A. Metode Penelitian
Menurut Suharsimi, Arikunto (2012: 137) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Suharsimi, Arikunto juga menjelaskan, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Bahasa Inggris disebut dengan istilah classroom action research. Dari nama tersebut terkandung tiga kata yakni:
1. Penelitian : menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan cara menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan : menujukkan pada suatu obyek kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas : dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang  kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spsifik, yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.  

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah–masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. PTK mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan penelitian yang lain, diantaranya yaitu : masalah yang diangkat adalah masalah yang diahadapi oleh guru dikelas dan adanya tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.judul skripsi ptk agama kristen

B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri .........yang beralamat di .........., Kelurahan........... Kecamatan........, Kabupaten .........., , yang dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018. Adapun pelaksanaan penelitian ini adalah sebagi berikut:
Siklus I
Pertemuan 1 : Senin, 17 September 2017
Pertemuan 2 : Senin, 24 September 2017
Siklus II
Pertemuan 1 : Senin, 1 Oktober 2017
Pertemuan 2 : Senin, 8 Oktober 2017


C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri .............., yang berjumlah 20 siswa. Mata pelajaran yang menjadi sasaran penelitian adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pada materi pokok yang telah dipelajari yaitu Keterbatasan Manusia. 
D. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tes dan observasi.
1. Tes 
Tes dalam penelitian ini adalah tes individu yang merupakan tes tertulis dan dilaksanakan satu kali yaitu pada pertemuan kedua pada setiap siklusnya. Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen.

2. Observasi
Sukmadinata, Nana Syaodih (2013:220) mengatakan “Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar siswa yang menggunakan metode Role Playing. Lembar observasi diisi oleh observer yang mengamati motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri .................selama mengiuti proses pembelajaran. Observer pada penelitian ini yaitu rekan sesama guru Pendidikan Agama Kristen di SD Negeri ..............karya ilmiah pendidikan agama kristen download

D.DOWNLOAD LENGKAP PTK AGAMA KRISTEN SD

DAFTAR PUSTAKA


A.M. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung. Rajawali Pers.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamzah B. Uno. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang. Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Mayke S. Tedjasaputra. 2003. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Grasindo.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran. Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Rosdakarya.

Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran. Malang: UIN Maliki Press.

Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Riduwan. 2013.Skala Pengukuran Vaiabel-variabel Penelitian. Bandung:Alfabeta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production.

Suryabrata. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Winkel. 2005. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama.

Terima kasih telah berkunjung di blog kami yang membahas ptk PAK Kelas IV SD lengkap word. Semoga PTK PAK ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.