CONTOH LENGKAP PTK PENJAS KELAS IX PASSING BOLA BASKET-Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk berupa media Pembelajaran Passing Bola basket Menggunakan Kartu Tugas Pada Pembelajaran Penjasorkes Bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami teknik dasar passing Bola basket. Download ptk penjas smp pdf.
Prosedur pengembangan yang digunakan meliputi beberapa tahap ; 1)menganalisis produk yang akan dikembangkan, 2) mengembangkan produk awal(media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas), 3) validasi ahli dengan menggunakan satu ahli penjas dan dua ahli pembelajaran,4) uji coba lapangan yang meliputi uji kelompok kecil di kelas 9 (46 peserta didik), 5) revisi produk, dan hasil produk pengembangan. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kualitas produk menggunakan (1) kuesioner yang diperoleh dari evaluasi ahli, (2) data pengambilan denyut nadi sebelum dan sesudah pembelajaran, (3) kuesioner respon psikomotorik, kognitif, afektif peserta didik dengan angket, (4) pengamatan keefektifan teknik dasar yang digunakan dalam produk yaitu chest pass, bounce pass, dan over head pass.
Dari hasil penelitian diperoleh data evaluasi ahli yaitu, ahli Penjas 78,33% (baik), ahli pembelajaran I 91,66% (sangat baik), ahli pembelajaran II 81,66% (baik), uji coba kelompok kecil 89% (baik), dan uji coba lapangan 92,32 % (sangat baik).kemudianPeningkatanrata-rata denyut nadi peserta didik setelah pembelajaran mengalami kenaikan sebesar 63,76 %dan kenaikan denyut nadi maksimal sebesar 70 % Dari data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas dapat digunakan bagi peserta didik SMP Negeri 6 ... Kabupaten ...
Simpulan pemanfaatan atau penggunaan produk pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas dalam pembelajaran Penjasorkes SMP memberikan pengaruh terhadap intensitas fisik peserta didik, dapat mengatasi keterbatasan alokasi waktu pembelajaran serta memberikan pengalaman koordinasi gerak kompleks kepada peserta didik. Saran bagi guru Penjasorkes di SMP dapat menggunakan media pembelajaran ini di sekolah, dalam pembelajaran permainan Bola basket SMP kelas 9 di tahun ajaran baru.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PENJAS SMP yang diberi judul"Pengembangan Media Pembelajaran Passing Bola Basket Menggunakan Kartu Tugas Pada Pembelajaran Penjasorkes Bagi Siswa Kelas 9.3 Smp Negeri 6 ....................... Tahun Ajaran 2016/2017" . Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PENJAS KELAS IX lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK SMP 054).
A.DOWNLOAD PTK PENJAS KELAS IX SMP TERBARU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ( Penjasorkes ) merupakan proses pembelajaran secara menyeluruh dan berkembang, dimana Penjasorkes sebagai media untuk mendorong keterampilan motorik, fisik, kognitif serta penalaran penghayatan nilai ( sikap mental, spiritual, emosional dan sosial ).
Pendidikan jasmani sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih serta dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yaitu salah satunya untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan dunia (UU RI Nomor 3 Tahun 2005). Didalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, guru diharapkan mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan serta olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, dan kerjasama) serta pembiasaan pola hidup sehat.
Pendidikan jasmani mempunyai hubungan yang sangat erat dengan belajar gerak dimana belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai tujuan dalam peningkatan kualitas gerak tubuh. Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam pengembangan ketrampilan dan gerak tubuh dan penugasan pola gerak ketrampilan olahraga.
Pendidikan jasmani merupakan bentuk pendidikan gerak untuk kualitas kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendidikan gerak perlu menjadi referensi dalam penyelenggaraan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani di sekolah bukan hanya sekedar mendidik melalui aktivitas jasmani saja, akan tetapi proses pembelajaran pendidikan jasmani juga sebagai salah satu media untuk memecahkan masalah gerak. Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Contoh ptk penjaskes smp doc Pengetahuan tersebut akan membuat anak mampu memahami bagaimana suatu ketrampilan dipelajari hingga tingkatnya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya bisa lebih bermakna. Paradigma yang berkembang bahwa pembelajaran pendidikan jasmani yang baik bertujuan untuk mengembangkan sikap positif terhadap gerak atau aktivitas jasmani, permainan dan olahraga. Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang akan digunakan merupakan pengembangan pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas. Pengembangan pembelajaran dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kognitif peserta didik dalam pemahaman gerak dasar untuk lebih bergerak aktif, dan urgensinya dilakukan penelitian ini agar peserta didik mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya dan pendidikan jasmani pada khususnya sehingga tujuan dari pendidikan jasmani dan olahraga dapat tercapai.
Ditengarai bahwa guru Penjasorkes dalam melaksanakan proses pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik, dan membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran Penjasorkes. Dampak dari itu tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak peserta didik yang dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang optimal pula dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit-bibit atlet yang berpotensi dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga.
Model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu upaya menyeleseikan permasalahan-permasalahan dilapangan pada saat kegiatan belajar. Dari hasil pengamatan selama ini, model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru Penjasorkes dapat membawa suasana yang inovatif, dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotifasi peserta didik untuk lebih berpeluang untuk mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki.
Padahal kenyataan dilapangan mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama saat ini masih banyak menemui kendala, baik yang disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal yang sering menghambat proses pembelajaran pendidikan jasmani adalah sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai dan adapun faktor internal yang sering menjadi penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran adalah kurangnya kreatifitas guru dalam mengelola proses pembelajaran. Guru kurang mampu menciptakan kreatifitas pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk dapat menjadikan peserta didiknya memahami tentang teknik dasar di masing-masing cabang olahraga.
SMP Negeri 6 ... adalah salah satu dari 3 SMP Negeri di Kecamatan ... Letak SMP Negeri 6 ... berada di Desa ... Peneliti telah melakukan survei awal Pada tanggal 13 Oktober 2016 untuk mengetahui sarana dan prasarana olahraga Bola basket dan mengamati proses belajar mengajar pendidikan jasmani khususnya proses pembelajaran Bola basket serta mengetahui efektifitas pengajaran Bola basket yang diberikan kepada siswa SMP Negeri 6 ....
Hasil survei tentang sarana dan prasarana olahraga Bola basket di SMP Negeri 6 ... terlihat pada table berikut :
Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana Olahraga Bola basket di
SMP Negeri 6 ...
(Sumber: hasil survei awal Oktober 2012)
Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola besar khususnya Bola basket bagi kelas 9, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktikkan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama dan toleransi. Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran permainan bola besar, khususnya pembelajaran Bola basket di SMP Negeri 6 ... masih kurang dari yang diharapkan.
Peneliti mengamati dalam proses pembelajaran Bola basket siswa kelas 9 pada tanggal 3 dan 4 Januari 2017 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berlokasi di daerah peneliti yaitu SMP Negeri 6 ..., dari hasil pengamatan diperoleh hasil yang masih jauh dari harapan dan belum sesuai dengan tahapan pembelajaran pada umumnya. Pada proses pembelajaran Bola basket ditemui beberapa hal, antara lain :
1. Peserta didik cenderung jenuh mengikuti proses pembelajaran karena pembelajaran masih bersifat monoton, dimana guru masih berperan sebagai pemberi informasi utama.
2. Guru penjas hanya menggunakan metode demonstarsi untuk menyampaikan materi diberikan kepada peserta didik. Download ptk penjaskes smp bola basket
3. Pembelajaran masih berpusat pada guru, artinya siswa hanya mempraktikkan tugas gerak sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru penjas dalam proses pembelajaran.
4. Siswa tidak bisa mengeksplor tugas gerak yang diberikan oleh guru penjas dengan optimal, karena hanya melihat guru saat demonstari gerakan.
5. Pembelajaran Bola basket yang diberikan oleh guru penjas masih belum dikemas dalam bentuk modifikasi, karena masih menggunakan sarana dan prasarana standar orang dewasa.
6. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang gerakan-gerakan teknik dasar Bola basket dengan baik dan benar, karena guru tidak menyampaikan secara jelas tahapan-tahapan mempraktikkan tugas gerak dalam pembelajaran teknik dasar Bola basket.
Berdasarkan latar belakang diatas, perlu adanya pengembangan pembelajaran yang memaksimalkan peran peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat mengoptimalkan pemahaman bagi peserta didik dalam pembelajaran Bola basket. Pengembangan yang dilakukan berupa “”Pengembangan Media Pembelajaran Passing Bola basket Menggunakan Kartu Tugas Pada Pembelajaran Penjasorkes”.
Pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas merupakan bentuk pembelajaran yang memanfaatkan kartu tugas sebagai media untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kartu tugas digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran. Kartu tugas berisi tentang tahapan-tahapan tugas gerak yang perlu dipraktikkan oleh peserta didik, dimana tahapan itu terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan dan gerak lanjutan (follow through). Kartu tugas ini dilengkapi dengan gambar-gambar untuk mempermudah peserta didik memahami tugas gerak yang diberikan.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang akan diteliti, dianalisis dan diusahakan untuk pemecahannya. Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimana media pengembangan kartu tugas untuk pembelajaran passing Bola basket yang sesuai dengan karakteristik peserta didik SMP Negeri 6 ...?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan media pengembangan kartu tugas untuk pembelajaran passing Bola basket yang sesuai dengan karakteristik peserta didik SMP Negeri 6 ... Kabupaten ... dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
1.4 Spesifikasi Produk
Produk yang akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini berupa media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas yang sesuai dengan karakteristik siswa SMP Negeri 6 ..., yang dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran ( kognitif, afektif, dan psikomotorik ) secara efektif dan efisien sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam pengajaran Bola basket.
Produk yang dihasilkan diharapkan akan bermanfaat sebagai referensi tambahan dalam dunia pendidikan. Manfaat produk antara lain :
1. Mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran Penjasorkes, khususnya pembelajaran passing Bola basket.
2. Mengoptimalkan pendekatan yang variatif bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tentang pembelajaran passing Bola basket.
3. Mengaktifkan kognitif peserta didik melalui analisis perintah dalam bentuk media untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran dan menjalankan sesuai perintah agar peserta didik merasa paham dengan materi dalam perintah tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
Pengembangan media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas bagi siswa SMP ini sangat penting dilakukan, mengingat pembelajaran Bola basket yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani selama ini masih jauh dari yang diharapkan. Pembelajaran Bola basket masih bersifat tradisional karena masih menggunakan peraturan Bola basket yang baku. Padahal tidak semua peserta didik mampu menerapkan peraturan baku dalam permainan Bola basket.
Pemecahan masalah pembelajaran Bola basket di Sekolah Menengah Pertama (SMP), melalui penerapan media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas bagi siswa SMP ini diharapkan dapat digunakan dan membantu para guru pendidikan jasmani dalam memberikan pembelajaran teknik dasar Bola basket, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkatkan dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Contoh penelitian tindakan kelas penjas doc
B.CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENJAS SMP MATERI PASSING BOLA BASKET
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Paradigma Pendidikan Jasmani
2.1.1 Pengertian Penjasorkes
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani, mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, aktif, sikap positif dan kecerdasan emosi (Badan Standar Nasional Pendidikan, BSNP, 2006 : 1).
Menurut Adang Suherman (2000 : 22) dijelaskan, Penjasorkes dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang tradisional dan sudut pandang modern. Sudut pandang tradisional menganggap manusia terdiri dari dua komponen utama yang di pilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani. Oleh karena itu, Penjasorkes dapat diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Sedangkan Penjasorkes menurut pandangan modern menganggap manusia sebagai kesatuan yang utuh (holistik). Oleh karena itu, pendidikan jasmani melalui proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani.
2.1.2 Peserta Didik Sebagai Pusat Pembelajaran (Student Centered)
Menurut Radno Harsanto (2007 : 14-17) dijelaskan, Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pemahaman dalam hal ini, peserta didik menjadi bagian yang amat penting karena dari sinilah seluruh bangunan proses pendidikan
akan dimulai. Relasi pendidik dengan peserta didik menjadi relasi yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi peserta didik sebagai pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran.
Proses pedagogik yang cocok adalah pedagogik kontruktivisme yaitu pendekatan yang lebih menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar dan bertanggung jawab atas proses belajarnya. Pengajar menjadi narasumber yang melontarkan gagasan yang akan diolah, diseleksi, dan dikritisi atau bahkan mungkin ditolak oleh pembelajar. Apa yang dilontarkan oleh pengajar tidak lain hanyalah bahan mentah bagi pembelajar. Pembelajar dapat mengusulkan bahan alternatif. Pembelajaran merupakan pusat komunikasi. Model-model komunikasi edukatif yang ditekankan memuat unsur eksplorasi, penyeledikan sendiri, sikap selalu bertanya, kritis, serta merelatifkan pendapat yang berlaku umum.
Proses pembelajaran dirancang, dikontruksi dan dikondisikan untuk peserta didik (diagram 2.1). Kontruksi proses pembelajaran dapat dimulai dengan adanya perubahan paradigma pendekatan dalam proses belajar mengajar. Perubahan dari pendekatan yang behavioristik ke pendekatan pembelajaran yang kontruktivisik, memfungsikan dan melatih secara optimal organ otak sebagai organ berfikir, mengakomodasi multikecerdasan peserta didik dan sebagainya. Download ptk penjas smp pdf
Pendidikan yang berbasis kompetensi memberi bekal kepada peserta didik kemampuan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang cepat, kemampuan untuk menyesuiakan diri, dan minat untuk belajar terus menerus. Mereka adalah orang-orang yang siap untuk selalu belajar dan terbuka pada hal-hal yang baru serta kritis mengenai diri dan lingkungannya.
Gambar 2. 1 SISWA SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN (Student
(Harsanto, 2007 : 14-17)
2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani
Menurut Adang Suherman (2000 : 22), sama halnya dengan pengertian pendidikan jasmani, tujuan pendidikan jasmani seringkali dituturkan dalam redaksi yang beragam, namun keragaman penuturan tujuan pendidikan jasmani tersebut pada dasarnya bermuara pada pengertian pendidikan jasmani itu sendiri. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual. Tujuan jasmani bersifat menyeluruh, maka tidak jarang kita menemukan rumusan tujuan jasmani yang penuturan dan pengklasifikasiannya beraneka ragam.
Menurut Adang Suherman (2000 : 23) secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu :
a. Perkembangan fisik
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari organ tubuh seseorang (physical fitness).
b. Perkembangan gerak
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful).
c. Perkembangan mental
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab peserta didik.
d. Perkembangan sosial.
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
2.3 Pendidikan Jasmani
2.3.1 Pendidikan Jasmani SMP
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap peserta didik.
Materi mata pelajaran pendidikan jasmani SMP yang meliputi : pengalaman mempraktikan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri atau senam, aktivitas ritmik, akuatik, (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (out door.) Disajikan untuk membantu peserta didik agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.
Adapun implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan, yang pada gilirannya peserta didik diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang. Contoh ptk penjaskes smp doc Dengan demikian, akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif (BSNP, 2006 : 1)
2.3.2 Materi Pendidikan Jasmani SMP
Struktur materi pendidikan jasmani dikembangkan dan disusun dengan menggunakan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan olahraga. Asumsi yang digunakan model ini adalah untuk menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, dengan demikian manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan konsep latihan yang benar.
Olahraga merupakan bentuk lanjut dari bermain, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia. Untuk dapat berolahraga secara benar, manusia perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Pendidikan jasmani diyakini dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk :
a. Berpartisipasi secara teratur dalam kegiatan olahraga.
b. Pemahaman dan penerapan konsep yang benar tentang aktivitas-aktivitas tersebut agar dapat melakukannya secara aman.
c. Pemahaman dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas¬aktivitas tersebut agar terbentuk sikap dan perilaku sportif dan positif, emosi stabil, dan gaya hidup sehat (BSNP 2006 : 1).
2.3.3 Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Perencanaan merupakan bagian integral dari pengajaran yang efektif. Efektivitas pengajaran akibat diadakannya perencanaan akan nampak lebih jelas manakala guru ingin menerapkan model-model atau materi pembelajaran yang tidak pernah diterapkan sebelumnya atau pada saat dihadapkan dengan lingkungan pembelajaran yang serba terbatas. Untuk itu kemampuan membuat perencanaan bagi calon guru pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari upaya meningkatkan kemampuan guru dalam keterampilan mengajarnya (Rusli Lutan, 2000 : 1).
Kedudukan perencanaan dalam proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting bila dilihat dari konsep mengajar. Menurut Hough dkk dalam Rusli Lutan (2000 : 3) mendefinisikan mengajar sebagai proses penataan manusia, materi, dan sumber-sumber untuk keperluan kelancaran proses belajar. Khususnya untuk pendidikan jasmani, penataan dalam proses pembuatan perencanaan mengajar pendidikan jasmani nampak lebih penting mengingat lingkungan belajarnya yang agak unik. Pentingnya suatu perencanaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a) Untuk mengajar yang relatif terbatas
Jumlah waktu yang relatif terbatas untuk mengajar pendidikan jasmani merupakan salah satu faktor pentingnya membuat perencanaan pengajaran. Rata-rata frekuensi mengajar pendidikan jasmani dalam seminggu adalah satu kali dengan jumlah waktu sekitar 2x30 atau 40 menit.
b) Jumlah peserta didik dan fasilitas
Jumlah peserta didik yang cukup banyak dan peralatan serta fasilitas yang relatif terbatas, akan mempengaruhi teknik dan strategi mengajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.
c) Latar belakang guru
Walaupaun kemungkinan besar semua guru pendidikan jasmani adalah lulusan dari lembaga persiapan guru pendidikan jasmani, namun tidak menutup kemungkinan guru pendidikan jasmani harus mengajar pelajaran yang tidak diperolehnya waktu mengikuti pendidikan. Dalam hal ini perencanaan pengajaran sangat membantu guru agar dapat mengajar dengan baik.
d) Karakteristik peserta didik
Setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, seperti kemampuan fisik, pengetahuan, minat, lingkungan sosial dan ekonomi, dan letak geografisnya. Semua itu memerlukan perencanaan yang baik sehingga semua peserta didik ikut belajar sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangannya.
e) Keterlibatan guru lain
Terkadang guru pendidikan jasmani memerlukan bantuan guru lain untuk mengawasi program yang diberikan kepada peserta didik. Dalam kasus demikian perencanaan perlu dibuat sehingga guru yang terlibat tahu secara pasti arah, tujuan, dan jenis kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik yang diawasinya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses mengajar pada dasarnya adalah proses penataan yang akan selalu melibatkan proses sebelum pelaksanaan (perencanaan), pelaksanaan (melaksanakan rencana), dan proses setelah pelaksanaan (evaluasi).
2.3.4 Implikasi Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Beberapa prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan para guru agar terjadi transfer ilmu dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Makin mirip situasi latihan dengan situasi permainan yang sebenarnya, makin mungkin menjadi transfer. Implikasinya, guru dituntut mampu menganalisis aneka ragam situasi yang terdapat pada suatu permainan dan menambahkannya secara bertahap ke dalam situasi berlatih. Download ptk penjaskes smp bola basket
b. Makin bervariasi suatu keterampilan dipelajari, makin mungkin terjadinya transfer secara positif terhadap situasi permainan yang sebenarnya. Implikasinya, belajar belajar skill perlu waktu. Makin banyak waktu dicurahkan untuk transfer, makin mungkin transfer itu terjadi. Kadang¬kadang transfer tidak terjadi, sebab peserta didik belum memahami dan belum dapat menerapkan prinsip gerak yang menjadi sumber transfer dengan baik.
c. Transfer dapat dilakukan melalui usaha pemberian dorongan oleh gurunya terhadap peserta didik agar menggunakan informasi dan keterampilan yang sudah dimiliki peserta didik serta kejelasan aktivitas belajar yang harus dilakukannya. Implikasinya, guru dapat mendorong terjadinya transfer dengan cara memberikan komponen tugas gerak dengan jelas kepada peserta didik. Cara ini dimaksudkan untuk membuat keterkaitan kognitif secara jelas diantara skill yang dilakukan serta memberikan contoh nyata tentang konsep yang seharusnya diterapkan peserta didik pada keterampilan lainnya dengan jelas.
2.4 Pengertian Pembelajaran
Menurut Max Darsono (2001 : 24) belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkahlaku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Pengertian pembelajaran mempunyai arti secara khusus yaitu :
a) Behavioristik
Pembelajaran adalah suatu usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkahlaku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan).
b) Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif yang menekan pada kemampuan kognisi (mengenal) pada individu yang belajar.
c) Gestalt
Pembelajaran menurut gestalt adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga peserta didik lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna). Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi mengorganisir yang terdapat dalam diri peserta didik.
d) Humanistik
Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya. Dengan demikian pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari kerangka belajar. Pembelajaran yang bersifat humanistik ini mungkin sukar menerapkannya secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang tidak menunjang.
2.5 Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Husdarta dan Yudha M Saputra (2000 : 35) model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran. Isi yang terkandung dalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran
yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran.
Jadi, ada tiga hal yang mendasari munculnya model pembelajaran ini, yaitu : pengalaman praktik, telaah teori-teori tertentu dan hasil penelitian. Atas dasar inilah maka lahir kelompok-kelompok model pembelajaran. Ada dua pengaruh implementasi suatu model pembelajaran terhadap perubahan peserta didik yaitu bersifat langsung dan tidak langsung.
Secara operasional, setiap model pembelajaran itu memiliki empat aspek, yaitu :
A. Langkah-langkah (syntax).
Langkah-langkah ini menjelaskan mengenai pelaksanaan suatu model, bentuk kegiatan yang akan dilakukan, bagaimana memulainya, dan apa tindakan selanjutnya. Karena setiap model pembelajaran ini memiliki ciri dalam urutan kegiatannya, maka perlu langkah-langkah kegiatan secara bertahap.
B. Sistem sosial yang mendukung pelaksanaan setiap model. Contoh penelitian tindakan kelas penjas doc
Sistem ini memaparkan mengenai bagaimana rencana penataan perencanaan dan hubungan peserta didik dan guru, serta norma-norma yang menggerakkan dan menjiwai hubungan tersebut.
C. Prinsip interaksi peserta didik dan guru.
Peranan guru dan peserta didik dalam setiap model bisa berubah ubah. Dalam beberapa model perubahan, peranan guru bisa sebagai pendamping, fasilitator, atau motivator dan bahkan pada kesempatan lainnya peranan guru bisa sebagai pemberi tugas atau yang lainnya.
D. Penjelasan tentang sistem penunjang.
Sistem penunjang perlu mendapatkan perhatian. Sistem ini berada diluar model pembelajaran akan tetapi menjadi persyaratan yang ikut menentukan
berhasil tidaknya model-model pembelajaran itu dilaksanakan.
Masing-masing model memiliki prinsip-prinsip respon, yang artinya guru dapat menaggapi atas apa yang dilakukan peserta didik dan bagaimana menghargainya. Guru perlu juga memberikan penghargaan atas prestasi yang diraih peserta didik baik dalam bentuk hadiah maupun pujian. Karena dengan penghargaan ini peserta didik memperoleh dorongan untuk mengulang kembali perilaku yang diharapkan sehingga terjadi perubahan yang lebih mantap.
2.6 Kelompok Model Pembelajaran
Menurut Husdarta dan Yudha M Saputra (2000 : 38) berdasarkan hasil observasi dan penelitian mengenai pendekatan pembelajaran, maka diperoleh kesimpulan bahwa ada empat kelompok model pembelajaran sebagai berikut :
A. Kelompok model informasi.
Kelompok ini bertujuan mengembangkan intelektual peserta didik dalam hal menerima, menyimpan, mengolah dan menggunakan informasi. Dengan cara seperti ini, diharapkan peserta didik mampu mengakomodasi berbagai macam inovasi, melahirkan ide-ide yang berorientasi masa depan, dan mampu memecahkan persoalan yang dihadapi baik oleh dirinya maupun orang lain.
B. Kelompok model personal.
Kelompok ini bertujuan untuk mengembangkan kepribadian peserta didik. Fokus utamanya adalah pada proses yang memberikan peluang pada setiap siswa untuk mengelola dan mengembangkan jati dirinya.
C. Kelompok model interaksi sosial.
Kelompok ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan seseorang yang akan dan harus berinteraksi sosial dengan lingkungan lainnya. Dengan demikian diharapkan peserta didik mampu mengembangkan dirinya dan pikirannya untuk disumbangkan kepada lingkungan sosialnya.
D. Kelompok model perilaku.
Kelompok ini bertujuan untuk mengubah tingkah laku peserta didik yang terukur. Fokus utama mengenai perubahan tingkah laku ini didasarkan pada prinsip rangsangan dan jawaban.
2.7 Karakteristik Permainan Bola basket
2.7.1 Permainan Bola basket
Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 5 orang pemain. Setiap regu berusaha memasukan bola ke keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukan bola atau membuat angka atau score. Bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digelindingkan, atau dipantulkan atau di dribble ke segala arah, sesuai dengan peraturan terbaru (Machfud Irsyada, 2000 : 39).
Permainan Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari lima orang pemain. Untuk memenangkan permainan, setiap regu berusaha memasukan bola ke dalam ring lawan sebanyak-banyaknya. Regu yang dinyatakan sebagai pemenang adalah regu yang paling banyak memasukan bola ke ring lawan.
2.7.2 Sarana dan Prasarana Permainan Bola basket
2.7.2.1 Lapangan Bola basket
Lapangan Bola basket berbentuk persegi panjang dengan panjang antara 26-28 m dan lebar antara 14-15 m.
1.7.2.2 Bola Basket
Terbuat dari karet yang menggelembung dan dilapisi sejenis kulit, karet atau sintesis. Keliling bola tidak kurang dari 75 cm dan tidak lebih dari 78 cm, serta beratnya tidak kurang dari 600 gram dan tidak lebih dari 650 gram. Download ptk penjas smp pdf Bola tersebut dipompa sedemikan rupa sehingga jika dipantulkan ke lantai dari ketinggian 180 cm akan melambung tidak kurang dari 120 cm dan tidak lebih dari 140 cm.
2.7.2.3 Keranjang Basket
Gambar 2.4 Keranjang Bola basket
Keranjang terdiri dari ring dan jala. Ring tersebut dari besi yang keras dengan garis tengah 45 cm berwarna jingga. Tinggi ring 305 cm dari permukaan lantai dan dipasang dipermukaan papan pantaul dengan jarak 15 cm. Sedangkan jala terdiri dari tambah putih digantung pada ring, Panjang jala 40 cm.
2.7.2.4 Papan Pantul
Papan pantul dibuat dari kayu keras setebal 3 cm atau dari bahan
Tinggi papan 275 cm dari permukaan lantai sampai ke bagian bawah papan, dan terletak tegak lurus 120 cm jaraknya dari titik tengah garis akhir lapangan.
2.7.2.5 Tiang Basket
Tiang Penyangga. Tiang penyangga atau simpei terbuat dari besi dengan garis tengah 20 mm. Simpei berdiri dengan ketinggian dari atas lantai 3,03 meter.
Tujuan permainan Bola basket adalah pemain memasukan bola ke ring basket lawannya dan berusaha menjaga ringnya sendiri agar tidak kemasukan bola. Suatu regu dinyatakan menang apabila regu tersebut dapat memasukan bola terbanyak ke ring basket lawannya, dan apabila sama maka permainan dinyatakan seri atau draw.
Tujuan dari permainan diatas hanya merupakan tujuan sementara saja. Tujuan yang paling utama dan paling diharapkan untuk dunia pendidikan terutama pendidikan jasmani adalah permainan Bola basket merupakan salah satu mediator untuk mendidik anak agar kelak menjadi anak yang cerdas, terampil, jujur dan sportif. Selain itu melalui permainan Bola basket kita mengharapkan dalam diri anak akan tumbuh dan berkembang semangat persaingan, kerjasama, interaksi, sosial dan pendidikan moral.
2.7.4 Analisis Pola Gerak Dominan Dalam Permainan Bola basket
Jika kita perhatikan gerakan-gerakan pada permainan Bola basket, disana terdapat gerakan lari, lompat, loncat, melempar dan menangkap bola. Semua gerakan-gerakan tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya bermain bola.
Gerakan yang paling dominan dalam permainan Bola basket adalah melempar (passing) dan menangkap. Dengan gerakan mengoper dan menangkap, anak-anak sudah dapat bermain Bola basket. Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000 : 20), jika dilihat dari rumpun gerak dan keterampilan dasar, terdapat tiga dasar keterampilan diantaranya adalah lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif.
a. Lokomotor
Pada keterampilan bermain Bola basket ada gerakan berpindah tempat, seperti lari ke segala arah, meloncat atau melompat, dan meluncur. Contoh ptk penjaskes smp doc Gerakan tersebut di atas termasuk kedalam rumpun gerak lokomotor.
b. Non Lokomotor
Dalam bermain Bola basket ada gerakan-gerakan yang tidak berpindah tempat, seperti menjangkau, melenting, membungkuk, dan meliuk. Gerakan¬gerakan tersebut tergolong dalam rumpun gerak non lokomotor.
c. Manipulatif
Gerakan-gerakan yang termasuk kedalam rumpun gerak manipulatif dalam permainan Bola basket, meliputi gerakan melempar dan menangkap bola, mendribble bola, merampas bola, dan shooting.
Dari analisis gerakan-gerakan bermain Bola basket terdapat pola gerak yang bersifat dominan. Pola gerak dominan inilah yang menjadi ciri khas dari permainan Bola basket. Gerakan melempar dan menangkap, mendribble, merampas, dan shooting merupakan pola gerak dominan dalam bermain Bola basket. Pola gerak dominan inilah yang membedakan karakteristik cabang olahraga satu dengan yang lainnya. Akan tetapi ada kalanya cabang-cabang olahraga memiliki pola gerak dominan yang hampir sama.
Penguasaan pola gerak dominan merupakan syarat mutlak guna terbentuknya keterampilan khas dala suatu cabang olahraga, termasuk cabang olahraga Bola basket. Jika pola gerak dominan tidak dimiliki oleh peserta didik, maka peserta didik tersebut akan menemui kesulitan dalam bermain Bola basket.
2.7.5 Teknik Dasar Permainan Bola basket
Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 13-20) teknik dasar permainan Bola basket dibagi menjadi lima yaitu :
A. Mengoper bola (passing)
Passing berarti mengoper bola. Operan merupakan teknik dasar pertama. Dengan operan, peserta didik dapat melakukan gerakan mendekati ring basket untuk kemudian melakuakan tembakan.
Operan dapat dilakukan dengan cepat dan keras. Yang penting bola dapat dikuasai oleh teman yang menerimanya. Operan juga dapat dilakukan secara lunak. Jenis operan tersebut bergantung pada situasi keseluruhan, yaitu kedudukan teman, situasi teman, waktu, dan taktik yang digunakan.
Untuk dapat melakukan operan dengan baik, peserta didik harus dapat menguasai bermacam-macam teknik dasar mengoper bola dengan baik. teknik dasar mengoper (passing) dalam Bola basket adalah sebagai berikut :
1. Mengoper bola setinggi dada (chest pass).
Mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam permainan Bola basket. Operan ini berguna untuk jarak pendek. Mengoper bola dengan cara ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan dan kecermatan. Jarak lemparan adalah 5-7 meter. Cara melakukannya sebagai berikut :
a. Bola dipegang sesuai dengan teknik memegang Bola basket.
b. Sikut dibengkokkan kesamping sehingga bola dekat dengan dada.
c. Sikap kaki dapat dilakukan sejajar, atau kuda-kuda dengan jarak
selebar bahu.
d. Lutut ditekuk, badan condong ke depan, dan jaga keseimbangan.
e. Bola didorong ke depan dengan ke dua tangan sambil meluruskan
lengan dan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan sehingga
telapak tangan menghadap ke luar.
f. Bagi yang baru belajar, gerakan pelurusan dapat dibantu dengan melangkahkan salah satu kaki ke depan.
g. Arah operan setinggi dada, atau antara pinggang dan bahu penerima.
h. Bersamaan dengan gerak pelepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
Lemparan ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi, sehingga melampaui daya raih lawan. Lemparan ini juga bisa digunakan untuk operan cepat. Cara melakukannya sebagai berikut :
a. Cara memegang bola sama dengan lemparan dari depan dada, hanya saja posisi permulaan bola diatas kepala sedikit didepan dahi dan siku agak ditekuk.
b. Bola dilemparkan dengan lekukan pergelangan tangan yang arahnya agak menyerong kebawah disertai dengan meluruskan lengan.
c. Lepasnya bola dari tangan menggunakan jentikan ujung jari tangan.
d. Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan dengan lawan, maka untuk mengamankan bola dapat dilakukan dengan meninggikan badan, yaitu dengan mengangkat kedua tumit. Download ptk penjaskes smp bola basket
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan operan bola dari atas kepala dengan dua tangan antara lain sebagai berikut :
a. Dalam mengatur posisi bola berada diatas kepala dengan dua tangan.
b. Pada waktu melakukan operan, bola berada dibelakang kepala.
Seharusnya, bola berada diatas dan agak kebelakang dari kepala.
c. Tidak mengangkat tumit sehingga tidak dapat melambungkan bola
dengan bebas.
3. Mengoper bola pantulan (bounce pass)
Operan pantulan dengan dua tangan dilakukan dalam posisi bola di depan dada. Operan ini sangat baik dilakukan untuk menerobos lawan yang tinggi. Bola dipantulkan disamping kiri atau kanan lawan dan teman sudah siap menerimanya dibelakang lawan. Lemparan ini harus dilakukan dengan cepat agar tidak tertahan atau terserobot lawan. Lemparan pantulan dapat juga dilakukan dengan jalan menipu lawan kesamping kanan, padahal bola dilemparkan kesebelah kiri atau sebaliknya.
Cara melakukan cara lemparan pantulan dengan dua tangan sebagai berikut :
a. Metode pelaksanaannya (sikap permulaan) sama dengan operan setinggi dada.
b. Bola dilepaskan atau didorong dengan tolakan dua tangan menyerong kebawah dari letak badan lawan dengan jarak kira-kira 1/3 dari penerima.
c. Pandangan mata kearah bola yang dipantulkan, kemudian ke penerima.
d. Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada disamping kanan atau kiri kaki lawan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
Kesalahan–kesalahan yang dilakukan saat melempar bola pantulan dengan dua tangan sebagai berikut :
a. Titik pantulan terlalu dekat atau terlalu jauh dengan penerima.
b. Banyak memberikan putaran pada bola, sehingga mengakibatkan tolakan (pantulan) yang salah.
c. Gerakannya bukan menolak bola tetapi membantingnya.
B. Teknik dasar menerima bola.
Berikut ini langkah-langkah ketika menerima bola :
1) Berdiri dengan sikap kaki melangkah menghadap arah datangnya bola.
2) Kedua lengan dijulurkan ke depan menyongsong arah datangnya bola dengan sikap telapak tangan menghadap arah datangnya bola.
3) Berat badan bertumpu pada kaki depan.
4) Setelah bola menyentuh telapak tangan, tariklah kaki depan ke belakang, siku ke dua lengan ditekuk hingga bola ditarik mendekati dada atau badan.
5) Badan agak condong ke depan.
6) Berat badan bertumpu pada kaki belakang.
7) Posisi bola dipegang di depan badan.
C. Teknik dasar menggiring bola (dribbling)
Menggiring bola adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan yang ada. Bentuk-bentuk menggiring bola yang sering dilakukan antara lain :
1) Menggiring bola tinggi.
Menggiring bola dengan pantulan tinggi dilakukan bila menginginkan gerakan atau langkah dengan cepat (kecepatan).
2) Menggiring bola rendah.
Menggiring bola dengan pantulan rendah dilakukan untuk mengontrol atau menguasai bola.
Cara menggiring bola adalah sebagai berikut :
a. Pegang bola dengan kedua tangan. Lakukan secara rileks dengan posisi tangan kanan diatas bola dan tangan kiri dibawah bola.
b. Salah satu kaki melangkah ke depan berlawanan dengan tangan yang melakukan giringan dan lutut sedikit ditekuk.
c. Condongkan badan ke depan, berat badan di antara dua kaki.
d. Bola dipantul-pantulkan, dengan pandangan mata ke depan, tetapi untuk pemula boleh melihat bola.
e. Lakukan gerakan sambil berjalan maju mundur atau ditempat kemudian lanjutkan gerakan menggiring sambil berlari ke depan.
Gambar 2.10 Gerakan dribbling
2.8 Karakteristik Pembelajaran Passing Bola basket Menggunakan Kartu Tugas
2.8.1 Pengertian Kartu Tugas
Media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya media, proses kegiatan belajar mengajar akan semakin dirasakan manfaatnya. Penggunaan media diharapkan akan menimbulkan dampak positif, seperti timbulnya proses pembelajaran yang lebih kondusif, terjadi umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan mencapai hasil yang optimal. Berbicara mengenai media, tentu memiliki cakupan yang luas. Oleh karena itu, masalah media akan dibatasi ke arah yang relevan dengan pembelajaran yaitu media pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima (Hairudin, 2008: 7). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 17). Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Contoh penelitian tindakan kelas penjas doc
Kartu tugas merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran passing Bola basket. Kartu tugas adalah media pembelajaran yang berisikan tugas gerak yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan, gambar tugas gerak, kesalahan-kesalahan yang terjadi di setiap gerakan, pengamatan motorik, dan permainan yang mengacu ke tugas gerak. Kartu tugas disini berisikan tugas gerak passing Bola basket yaitu chest pass, bounce pass, over head pass serta kesalahan-kesalahannya. Kartu tugas berisi tentang tahapan-tahapan tugas gerak yang perlu dipraktikkan oleh peserta didik, dimana tahapan itu terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan dan gerak lanjutan (follow through). Kartu tugas ini dilengkapi dengan gambar-gambar untuk mempermudah peserta didik memahami tugas gerak yang diberikan.
2.8.2 Teknis Pembelajaran Passing Bola basket Menggunakan Kartu Tugas
Pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas merupakan bentuk pembelajaran yang memanfaatkan kartu tugas sebagai media untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kartu tugas digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas diawali dengan pemanasan permainan yang mengarah pada materi inti yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran resiprokal, dimana dalam proses pembelajaran peserta didik dibagi menjadi dua kelompok. Salah satu kelompok berperan sebagai pelaku dan kelompok yang lain berperan sebagai pengamat. kelompok pelaku diwajibkan mempraktikkan tugas gerak yang ada pada kartu tugas. Kelompok pengamat berperan menilai kelompok pelaku dengan mengisi lembar pengamatan unjuk kerja.
Dengan melihat gambar tugas gerak yang ada pada kartu tugas, peserta didik secara mandiri melakukan tahapan gerakan yang sudah tersusun secara urut di dalam kartu tugas. Setelah peserta didik selesai melakukan tugas gerak, selanjutnya peserta didik melakukan tahapan gerak seperti yang ada di dalam kartu tugas tanpa melihat kartu tugas, kemudian diamati dan dinilai oleh temannya yang bertugas sebagai pengamat. Pengamat menilai dengan cara mencocokkan gerakan temannya dengan tahapan yang ada di kartu tugas. Dengan melihat contoh yang ada pada gambar, maka pengamat dapat mengamati gerakan praktikkan benar atau salah berdasarkan contoh yang ada pada gambar di kartu tugas. Pengamat memberikan tanda “~” pada salah satu kolom, kolom B jika gerakan benar dan kolom S jika gerakan salah. Praktikkan akan melakukan gerakan tersebut sebanyak tiga kali secara berulang.
2.8.3 Manfaat Kartu Tugas
Menurut Kemp dan Dayton (Dina Indriana, 2011: 48), media kartu tugas dalam pembelajaran memiliki manfaat antara lain:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar.
2. Pembelajaran menjadi lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Dengan menerapkan teori belajar, waktu pembelajaran dapat dipersingkat.
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan di mana pun diperlukan.
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Download ptk penjas smp pdf
8. Peran guru berubah ke arah yang lebih positif.
Sedangkan menurut Kaufman (Hairuddin, 2008: 7), bahwa media pembelajaran khususnya media visual memiliki empat fungsi yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi adalah fungsi di mana media dapat menarik atau mengarahkan perhatian siswa agar berkonsentrasi pada isi pembelajaran yang terkandung di dalamnya. Fungsi afektif adalah fungsi di mana media dapat menciptakan rasa senang atau kenikmatan siswa terhadap isi pembelajaran. Fungsi kognitif adalah fungsi di mana media dapat mempermudah siswa dalam memahami pesan atau informasi yang disampaikan dalam pembelajaran. Dan fungsi kompensatoris adalah fungsi di mana media dapat mengakomodasikan siswa yang lemah dalam menerima isi pembelajaran.
Pembelajaran passing Bola basket melalui kartu tugas diberikan agar memudahkan peserta dididk memahami materi pembelajaran mulai dari tahap pemahaman kognitif, asosiatif, otonom. Jika ketiga pemahaman tersebut dapat dilalui oleh peserta didik dengan baik, maka diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Pembelajaran passing Bola basket melalui kartu tugas juga diharapkan mampu mengembangkan ketiga ranah dalam penjas yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif dapat berkembang melalui pembelajaran kartu tugas dibuktikan dengan adanya pemahaman kognitif peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Ranah afektif dibuktikan dengan adanya aktifitas bermain peran dalam proses pembelajaran dimana peserta didik bergantian memainkan peran sebagai pelaku maupun pengamat. Ranah psikomotorik dapat berkembang dibuktikan
dengan adanya aktifitas gerak peserta didik dalam mempraktikan tugas gerak yang diberikan.
2.8.4 Tujuan Pembelajaran Passing Bola basket Menggunakan Kartu Tugas Tujuan pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas adalah sebagai berikut :
a) Membantu peserta didik mengingat apa yang akan dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
b) Untuk memotong sejumlah penjelasan yang berulang-ulang oleh guru.
c) Untuk membangkitkan konsentrasi yang besar dari peserta didik pada saat pertama kali diberikan penjelasan.
d) Mengajarkan kepada peserta didik mengikuti perintah yang ditulis secara spesifik dan meningkatkan kinerja yang jelas.
e) Memungkinkan seorang guru dalam kontrol dan mengurangi ketidak disiplinan peserta didik selama mengikuti pelajaran.
f)
2.9 Kerangka Berpikir
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, ketermpilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan di sekolah, baik dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah.
Materi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang meliputi: pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri atau senam; aktivitas
ritmik; akuatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (outdoor) disajikan untuk membantu peserta didik agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif.
Sesuai dengan kompetensi dasar dalam kurikulum pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), peserta didik diharapkan dapat mempraktikkan gerak passing Bola basket. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran Bola basket di Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih dikemas dalam bentuk klasikal, baik dalam hal peralatan, proses pembelajarannya maupun cara mengajarnya. Konsekuensi yang terjadi dari pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah dijumpainya anak-anak yang merasa kurang senang, bosan dan kurang aktif bergerak dalam pembelajaran penjas.
Pengembangan media pembelajaran passing Bola basket merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. Pengembangan media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas diharapkan mampu membuat anak menjadi lebih berkembang kognitifnya dan aktif bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang menyenangkan, ketika mengikuti pembelajaran Bola basket.
C.DOWNLOAD PTK PENJAS KELAS IX SMP LENGKAP
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Model Pengembangan
Pengembangan penelitian merupakan jenis penelitian yang sering digunakan terutama dalam hal mengembangkan model pembelajaran. Penelitian pengembangan ini digunakan dalam permainan Bola basket disesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya seperti keadaan sarana dan prasarana, dan kondisi peserta didik ditempat penelitian. Yang bertujuan menghasilkan produk berupa pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dengan perkembangan peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 9. Menurut Sugiyono (2011 : 297), metode penelitian dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan prosedural, karena model ini bersifat deskriptif, yaitu suatu prosedur yang menggambarkan langkah-langkah yang harus diikuti dalam menghasilkan produk. Menurut Wasis (2004 : 6) dalam setiap pengembangan dapat memilih dan menemukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi. Penelitian dan pengembangan berupaya untuk menghasilkan suatu komponen dalam sistem pendidikan melalui langkah-langkah pengembangan dan validasi. Contoh ptk penjaskes smp doc Selanjutnya disebutkan bahwa prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya memiliki dua tujuan utama, yaitu : 1). Mengembangkan produk, 2) Menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan.
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur atau langkah-langkah penelitian dan pengembangan tidak harus menggunakan langkah-langkah baku yang harus diikuti, tetapi setiap pengembangan dapat memilih dan menentukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapinya. Berdasarkan pendapat tersebut maka prosedur yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas untuk peserta didik SMP ini meliputi lima langkah, yaitu :
3.2.1 Melakukan Analisis Produk yang Akan Dikembangkan
1) Survei tentang pembelajaran Bola basket di SMP.
2) Pengkajian Terhadap pembelajaran Bola basket secara umum untuk mengetahui karakteristik pembelajaran tersebut.
3.2.2 Mengembangkan Produk Awal Media Pembelajaran Passing Bola basket Menggunakan Kartu Tugas
1) Analisis tujuan dan karakteristik produk.
2) Analisis karakter peserta didik.
3) Menetapkan tujuan.
4) Menentukan alat yang akan digunakan.
5) Menentukan media pembelajaran untuk mengembangkan ketiga ranah Penjasorkes.
3.2.3 Validasi Ahli
Produk awal pengembangan media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas untuk pembelajaran Penjasorkes peserta didik SMP, sebelum uji coba skala kecil perlu divalidasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang penelitian ini. Untuk memvalidasi produk yang akan dihasilkan, peneliti melibatkan 1 (satu) orang ahli penjas yang berasal dari dosen dan 2 (dua) orang guru Penjasorkes SMP sebagai ahli pembelajaran.
Variabel yang di evaluasi oleh para ahli baik ahli penjas maupaun ahli pembelajaran meliputi fasilitas dan alat, kelayakan produk, serta aktifitas peserta didik dalam permaianan dan pembelajaran. Untuk menghimpun data dari para ahli digunakan kuesioner. Hasil evaluasi dari para ahli yang berupa masukan dan saran terhadap produk yang telah dibuat, dipergunakan sebagai acuan dasar pengembangan produk.
3.2.4 Uji coba Lapangan
Uji coba dilakukan untuk mendapatkan tanggapan serta revisi produk, sehingga akan dihasilkan produk akhir berupa pengembangan media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Uji coba dilakukan dalam uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.
3.2.5 Revisi Produk
Setelah mendapatkan masukan dari para ahli dan guru Penjasorkes kemudian dilakukan revisi produk. Revisi dilakukan untuk memperbaiki produk sebelum produk akhir digunakan. Prosedur pengembangan media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas yang telah dijelaskan di atas dapat dijelaskan dalam gambar berikut :
Gambar 3.1 Diagram Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran
(Sumber: Wasis konsep penelitian dan pengembangan)
3.3 Uji Coba Produk
3.3.1 Desain Uji Coba
Penelitian ini menggunakan desain eksperimental sebagai desain uji coba. Rancangan uji coba ini melalui dua tahap, yaitu uji kelompok kecil yang dilakukan di kelas 9, menggunakan 46 subyek penelitian dengan alokasi waktu 2-3 kali pertemuan, dan uji kelompok besar yang dilakukan di kelas 9, menggunakan 46 subyek penelitian dengan alokasi waktu 2-3 kali pertemuan. Untuk lebih j elasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.2 Diagram Pelaksanaan Uji Coba Produk
3.3.2 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba adalah sasaran pemakai produk, yaitu peserta didik SMP kelas 9. Uji coba kelompok kecil dilakukan menggunakan 46 subyek penelitian dan uji coba lapangan dilakukan di kelas menggunakan 46 subyek penelitian. Uji coba ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah produk media pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas yang dihasilkan dapat digunakan di semua kondisi kelas atau tidak dan dapat menjadi suatu metode pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran permainan Bola basket. Download ptk penjaskes smp bola basket
3.3.3 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner yang berupa kritik dan saran dari ahli penjas dan nara sumber secara lisan maupun tulisan sebagai masukan untuk bahan revisi produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari pengambilan denyut nadi sebelum dan sesudah pembelajaran.
3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk kuesioner, wawancara, observasi, dokumentasi, dan denyut nadi peserta didik. Kuisioner digunakan untuk mendapatkan informasi dari para dosen (ahli penjas) dan guru Penjasorkes (ahli pembelajaran) untuk memberikan masukan dan sarantentang produk yang dihasilkan untuk mengetahui kualitas produk. Kuesioner yang digunakan oleh peserta didik berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik dengan alternatif jawaban untuk mengetahui keterterimaan produk. Wawancara digunakan untuk mencari dan mengumpulkan informasi secara sistematis dan terarah dari para ahli dan narasumber. Observasi digunakan untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana serta pelaksanaan proses pembelajaran Bola basket di sekolah.
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan keterampilan peserta didik dan sebagai bukti nyata mengenai suatu kegiatan. Denyut nadi digunakan sebagai indikasi tingkat keaktifan peserta didik selama pembelajaran passing Bola basket menggunakan kartu tugas.
Kuesioner yang digunakan ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Butir yang digunakan dalam kuesioner meliputi kualitas pembelajaran Bola basket menggunakan kartu tugas, serta komentar dan saran umum jika ada. Rentangan penilaian mulai dari sangat baik sampai sangat kurang dengan member tanda ceklis ( ~ ) pada kolom yang tersedia, yaitu :
a. Sangat kurang baik / sangat kurang tepat / sangat kurang jelas / sangat sulit
b. Kurang baik / kurang tepat / kurang jelas / sulit
c. Baik / tepat / jelas / mudah
d. Sangat baik / sangat tepat / sangat jelas / sangat mudah
Berikut ini adalah aspek, indikator, dan sub indikator yang akan digunakan pada lembar evaluasi ahli :
Table 3.1 Aspek, Indikator, dan Sub Indikator
Kuesioner yang digunakan untuk guru Penjasorkes berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh guru Penjasorkes dengan alternatif j awaban “Ya” dan “Tidak”. Cara pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut :
Table 3.2 Skor Jawaban Kuesioner “Ya” dan “Tidak”
Berikut ini adalah aspek, indikator, dan sub indikator yang akan digunakan pada guru Penjasorkes :
Table 3.3 Aspek, Indikator, dan Sub Indikator
Pengukuran tingkat kemampuan peserta didik baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik dilakukan dengan pemberian kuesioner dan pengamatan unjuk kerja. Kuesioner untuk peserta didik berupa sejumlah pertanyaan untuk mengukur kemampuan kognitif (kualitas berfikir), kemampuan afektif (kualitas sikap), dan kemampuan psikomotor (kualitas gerak). Penilaian melalui kuesioner berupa butir-butir pertanyaan benar salah. Cara pemberian skor pada hasil pengisian kuesioner adalah hasil pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak” sebagai berikut :
Table 3.4 Skor Jawaban Kuesioner “Ya” dan “Tidak”
Berikut ini adalah aspek, indikator, dan sub indikator yang akan digunakan pada peserta didik :
Table 3.5 Aspek, Indikator, dan Sub Indikator
Penelitian ini dalam menentukan validitas menggunakan try out terpakai, jadi peneliti hanya sekali melakukan penyebaran angket kepada subyek penelitian sebanyak 46 peserta didik kelas 9 (uji coba skala kecil). Kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik anslisis deskriptif berbentuk presentase.
3.4 Analisis Data Produk
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah menggunakan teknik anslisis deskriptif berbentuk presentase. Download ptk penjas smp pdf Sedangkan data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif.
Dalam pengolahan data, presentase diperoleh dengan rumus dari Sukirman, dkk (2003:879), yaitu :
F = X 100%
Keterangan :
F = Frekuensi relatif / angka presentase
f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Jumlah seluruh data
100% = Konstanta
Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh kesimpulan data. Pada table 3.6 akan disajikan klasifikasi persentase. Table 3.6 Klasifikasi Persentase
( Sumber Guilford dalam Martin Sudarmono, 2010: 56)
D.CONTOH PTK PENJAS SMP KELAS IX TERBARU
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bola basket. Surakarta : Era Intermedia
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Badan Standar Nasional Pendidikan, BSNP, 2007. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Bahagia, Yoyo, dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas
Dwiyogo, Wasis. 2004. Konsep Penelitian dan Pengembangan. Pusat Kajian Kebijakan Olahraga LEMLIT UM
Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius
Husdarta dan Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas
Irsyada, Machfud. 2000. Bola Basket. Jakarta: Depdiknas
Lutan, Rusli, dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta: Depdiknas
Ma’mun, Amung, dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdiknas.
Max Darsono dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suherman, Adang. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas. Sukirman dkk. 2003. Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka
Tabel klasifikasi persentase. Sumber Guilford dalam Tesis Agung Wahyudi, 2008 halaman 35
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PTK PENJAS SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.