Jumat, 11 Desember 2020

CONTOH LENGKAP PTS SD SUPERVISI AKADEMIK TERBARU MS WORD

CONTOH LENGKAP PTS SD SUPERVISI AKADEMIK TERBARU MS WORD-Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui peningkatan kinerja guru melalui Supervisi Akademik di SDN … 01. Tujuannya antara lain adalah (1) Memperoleh gambaran perencanaan Supervisi Akademik di SDN … 01. (2) Memperoleh gambaran implementasi supervisi di SDN … 01 (3) memperoleh gambaran umpan balik supervisi di SDN … 01. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Contoh penelitian tindakan sekolah sd doc Subjek penelitian ini adalah Kepala sekolah dan guru SDN … 01. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, focus group discussion, dan dokumentasi.

Teknik analisis data terdiri dari (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) pengambilan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan kredibilitas, tranferabilitas, konfirmabilitas dan dependabilitas. Hasil penelitian ini adalah (1) Perencanaan supervisi akademik berupa perencanaan tujuan, sasaran, waktu, tempat, dan instrumen untuk pengembangan situasi pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. (2) Implementasi supervisi akademik dilakukan dengan kunjungan kelas secara rutin, melakukan kegiatan yang melibatkan guru dan siswa, pelaksanaan penataran kurikulum baru, penilaian kinerja guru dan reward yang dijanjikan; (3) Umpan balik supervisi akademik berupa pemberian penguatan, kepuasan, motivasi, kerja sama, intervensi memberi bantuan didaktis atau bimbingan, supervisi terhadap diri sendiri dan diberi pengetahuan tambahan. Tindak lanjut hasil supervisi akademik berupa penguatan, meganalisis pencapaian tujuan pembelajaran, menganalisis target keterampilan pembelajaran, menyimpulkan hasil dari apa yang diperolehnya selama supervisi akademik, mendorong guru untuk merencanakan latihan-latihan, sekaligus menetapkan rencana berikutnya. Kata kunci: supervisi, pengelolaan, pembelajaran.

Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini  diberi judul “PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SEKOLAH SDN … 01 KABUPATEN … TAHUN …./……..“. Disini akan di bahas lengkap.

PTS ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)  lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTS dapat (SMS ke 08172834988 dengan Format PESAN PTS 001).

A.DOWNLOAD PENELITIAN PTS SD TERBARU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebagai agen pembelajaran, pendidik menempati posisi strategis dalam peningkatan mutu lulusan SD. Pendidik melakukan berbagai aktivitas sejak perencanaan, mengelola PBM, dan menilai ketercapaian tujuan pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dan laju kehidupan global tidak akan mengubah atau meniadakan pendidik dalam proses pendidikan.
Sejalan dengan pengembangan guru sebagai tenaga profesional dituntut memiliki perbagai persya¬ratan. Menurut UU 14 Th 2005 bab III pasal 7 ayat (1) guru harus memiliki prinsip profesionalitas, yaitu :
(a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia; (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; (d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (e) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Pelaksanakan tugas pendidik diatur dalam UU 14 Th 2005 dan Permendiknas 74 Th 2008. Dalam regulasi ini guru berperan sebagai tenaga profesional. Dalam mengelola PBM, guru berperan sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tenaga profesional, untuk meningkatkan tugasnya dilakukan supervisi. Hal ini menunjukkan komitmen guru dalam melakukan fungsinya sebagai agen pembelajaran. Menurut Pidarta (2009:1) supervisi selalu mengacu pada kegiatan memperbaiki proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan terse-but juga tidak bisa terlepas dari tujuan akhir setiap sekolah, yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Supervisi yang dilaksanakan kepala sekolah terhadap guru di sekolah dasar terbiasa saling memberi dan menerima. Hal ini tercermin dalam situasi keakraban, karena personalia di sekolah dasar hanya sedikit. Untuk melaksanakan kegiatan supervisi, antara kepala sekolah dan guru dapat membuat kesepakatan. Download penelitian tindakan sekolah pdf Harapannya untuk dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif. Kepala sekolah bertanggungjawab memantau, membina, dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas atau di sekolah. Dalam meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran, salah satu tugasnya adalah melakukan supervisi. Di samping itu kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kualitas pembelajaran.

Studi pendahuluan di SDN … 01 memperlihatkan bahwa perencanaan yang dilakukan kurang memperhatikan kinerja tahun sebelumnya. Dinamika perkembangan pendidikan dan berbagai perubahan di luar sekolah setiap saat mengalami perubahan. Oleh sebab itu perencanaan yang disusun di tahun berikutnya harus ada perubahan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Seiring dengan dinamika perkembangan pendidikan, guru harus merubah perencanaan pengajaran setiap tahunnya. Peningkatan pendidikan yang saat ini tercermin pada perkembangan teknologi, maka perencanaan dan proses pembelajaran harus memanfaatkan teknologi.

Perencanaan perlu dipersiapkan dengan baik, dalam hal ini merancang apa, siapa, dimana, dan kapan. Keempat rancangan tersebut dimunculkan melalui jadwal dan sudah dikomunikasikan secara langsung kepada guru. Dalam catatan penulis beberapa hal yang konsisten antara lain: (a) Perencanaan supervisi pembelajaran yang dipersiapkan secara matang; (b) Pelaksanaan supervisi pembelajaran dilaksanakan dengan kesepakatan bersama antara guru dengan kepala sekolah; (c) Umpan balik setelah kegiatan pelaksanaan supervisi diimplementasikan dalam kegiatan intervensi memberi bantuan dikdaktis dan pemberian bantuan pengetahuan tambahan bersama guru-guru dalam satu gugus. Tindak lanjutnya berupa penguatan, menganalisis pencapaian tujuan pembelajaran, menganalisis target keterampilan pembelajaran, menyimpulkan hasil dari apa yang diperolehnya selama supervisi akademik, mendorong guru untuk merencanakan latihan-latihan, sekaligus menetapkan rencana berikutnya.

Pada tahun pelajaran 2013/2014 kenyataan yang ditemui di lapangan, perencanaan supervisi di SDN … 01 sudah merancang apa, siapa, dimana, dan kapan. Keempat rancangan terse-but dimunculkan melalui jadwal dan tidak dikomuni¬kasikan secara langsung kepada guru. Kondisi yang demikian ini karena pergantian kepala sekolah yang baru. Meski demikian ternyata pelaksanaan supervisi dapat mencapai tujuan. Inilah yang menjadi permasa¬lahan bagi penulis sehingga menarik untuk dilakukan penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya pemaparan latar belakang masalah seperti tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan supervisi akademik untuk meningkatan kinerja guru di SDN … 01?
2. Bagaimana Implementasi supervisi akademik untuk meningkatan kinerja guru di SDN … 01?
3. Bagaimana umpan balik supervisi akademik untuk meningkatan kinerja guru di SDN … 01?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di sub bab sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perencanaan supervisi akademik untuk peningkatan kinerja guru di SDN … 01;
2. Mengetahui implementasi supervisi akademik untuk peningkatan kinerja guru di SDN … 01;
3. Mengetahui umpan balik supervisi akademik untuk peningkatan kinerja guru di SDN … 01.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi¬kan manfaat teoritis maupun praktis seperti berikut:
a. Manfaat Teoritis
Manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah untuk memperluas dan memperdalam data tentang profil guru, yaitu penghayatan terhadap nilai¬nilai kerja guru. Sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pendidikan.
Khususnya manajemen supervisi akademik untuk peningkatan kinerja guru dan paradigma baru dalam dunia pendidikan. Download penelitian tindakan sekolah bagi kepala sekolah pdf
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan dan sekaligus memberi¬kan rekomendasi bagi pihak pengelola pendidikan.
1. Guru SDN … 01, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk selalu siap meningkatkan kemampuan mengajarnya;
2. Kepala Sekolah SDN … 01, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran yang dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan kreatifitas supervisi akademik, yang mampu menjadikan guru merasa termotivasi untuk memperbaiki kekurangannya;
3. Pengawas PAUD/SD yang mewakili UPTD PAUD SD Kecamatan …, diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan bantuan dalam program supervisi akademik di sekolah dengan memfasilitasi program umpan balik seperti kegiatan pembinaan yang lebih efektif. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan dalam membina kepala sekolah dan guru dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.

B.PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) SD METODE SUPERVISI AKADEMIK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan pustaka ini akan diuraikan kajian teoritis yang digunakan untuk penelitian ini. Beberapa hal yang ada di dalamnya berkaitan dengan kerangka teori beserta definisi berdasarkan perumus¬an masalah dan tujuan penelitian. Kajian teori ini terdiri dari beberapa sub bab yang saling berkaitan. Sub bab tersebut antara lain: tugas pokok kepala sekolah; kompetensi guru profesional; dan pengelolaan supervisi akademik, yang meliputi perencanaan, implementasi, dan umpan baliknya.
2.1 Tugas Pokok Kepala Sekolah
Tanggung jawab dan tugas kepala sekolah di sekolah dasar secara umum mengalami perkembangan dan perubahan, baik dalam sifat maupun luasnya. Hal ini berkaitan dengan semakin pintarnya masyarakat menempatkan posisi pendidikan di level yang utama. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Sebagai pemimpin di instansi pendidikan, Kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Hal ini berkaitan dengan kepemimpinan dalam melaksanakan tugas dan hubungan antar manusia. Kunci keberhasilan sekolah terletak pada efisiensi dan efektivitas kerja seorang kepala sekolah. Kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah yaitu tercermin melalui sifat-sifat: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan. Sifat dasar seperti itu dengan sendirinya akan diikuti oleh guru atau staf kerja.

Dari kepemimpinan yang profesional tersebut berarti juga merupakan proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang di dalam lembaga pendidikan. Tentunya akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tuntutan lain yang berkaitan dengan tugas kepala sekolah yaitu mempunyai dasar kompetensi kepribadian, manjerial, supervisi dan kewirausahaan. Dari keempat kompetensi tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah kompetensi supervisi. Pelak-sanaannya disesuaikan prosedur dan teknik-teknik yang tepat.
Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, ada konsep yang memudahkan untuk diingat yaitu EMASLIM (Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator). Ada banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah dasar. Seperti halnya Campbell, Corbally & Nyshand (1993: 129) yang mengemukakan tiga klasifikasi peranan kepala sekolah dasar, yaitu:

(1) peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai figure-head atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan connection atau penghubung; 2) peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor, disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke semua lingkungan organisasi, dan; 3) peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala sumber, dan negosiator. Download penelitian tindakan sekolah pdf
Menurut hemat peneliti sosok kepala sekolah itu orang yang dituakan di sekolah. Artinya segala sesu¬atu tertumpu kepadanya. Stabil ataupun labil dalam perkembangan sekolah tergantung kepadanya. Semua kegiatan guru dapat dikendalikan. Jadi apabila setiap saat kinerja guru meningkat ataupun stabil, bahkan terjadi penurunan tingkat kinerja guru juga tergantung kepada kepala sekolah. Kemampuan yang memadai untuk dimiliki kepala sekolah betul-betul sangat dibutuhkan peranannya.
Bentuk-bentuk tugas di bidang administrasi adalah garapan kepala sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan bidang pendidikan di sekolah. Garapan tersebut meliputi pengelolaan pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, dan hubungan sekolah masyarakat. Keenam bidang tersebut, bisa diklasifikasi menjadi dua, yaitu mengelola komponen organisasi sekolah yang berupa manusia, dan komponen organisasi sekolah yang berupa benda.

Garapan di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pembinaan guru untuk perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu usaha memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan situasi belajar mengajar. Hal ini berarti sebuah upaya meningkatkan kinerja guru. Sasaran akhir dari kegiatan supervisi adalah meningkatkan hasil belajar siswa.
2.2 Kompetensi Guru Profesional
Agar dapat melaksanakan tanggung jawab dan tugas dengan baik, maka seorang guru dituntut memiliki keterampilan dan kemampuan tertentu. Hal tersebut merupakan perwujudan dari kompetensi profesional guru. Pada Kepmendiknas no. 045/U/2002 juga disebutkan bahwa kompetensi merupakan seperang¬kat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Merujuk pada UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, maka guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi profesional, pedagogis, personal, dan sosial.

Dari keempat kompetensi tersebut dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam tindakan yang cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Ditandaskan lagi dalam Permendiknas No.16 tahun 2007 tentang standar kompetensi akademik dan kompetensi guru, bahwa standar kompetensi guru terdiri dari kompetensi inti guru dan kompetensi profesional guru. Dari dasar tersebut maka yang dimaksud kompetensi profesional guru adalah kemampuan dan wewenang guru dalam melaksanakan profesinya sebagai guru. Secara rinci kompetensi profesional guru dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Kompetensi Profesional Guru
Sumber: data yang diolah (2013)
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Hal ini mencakup penguasaan materi kurikulum atau pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, termasuk pengu¬asaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan.
2.3 Pengelolaan Supervisi Akademik
Setelah membahas tugas-tugas bidang garapan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru, selanjutnya pembahasan difokuskan pada pelaksana¬an supervisi di sekolah dasar. Kegiatan supervisi merupakan usaha yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar ia dapat memperbaiki, mengembangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat pula menyediakan kondisi belajar siswa yang efektif dan efisien. Dari alur perkembangan tersebut, maka akan mengarah upaya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.
Telah ditandaskan lagi oleh Purwanto (2006: 76) bahwa bantuan atau pelayanan yang diberikan, yang dimaksud adalah bantuan yang diberikan dengan jalan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru untuk dapat mengembangkan pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian prestasi belajar. Dari pandangan tersebut, supervisi dapat juga diartikan sebagai segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Berarti juga bahwa supervisi ini berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan keahlian serta kecakapan guru-guru.

Bentuk-bentuk kegiatannya seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam pendidikan dan pembelajaran; pemilihan alat-alat pelajaran dan metode mengajar yang lebih baik; cara penilaian yang sistematis terhadap seluruh fase proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan supervisi ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya akan memacu peningkatan kinerja guru. Pemberian bantuan pembinaan dan pembimbing tersebut dapat bersifat langsung atau tidak langsung kepada guru yang bersangkutan.
Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Hal itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengem¬bangkan kemampuan profesionalnya. Pengembangan kemampuan dalam konteks ini perlu ditafsirkan secara luas. Hal ini bukan semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan mening katkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.

Dalam rangkaian upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, diperlukan sumber data supervisi. Sumber data tersebut adalah sesuatu yang dituju oleh pelaku supervisi yang sedang mengumpulkan data. Oleh karenanya sumber data supervisi dikenal dengan istilah sasaran supervisi. Dalam penyelenggaraan supervisi akademik dilakukan dengan cara pem-berian diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Proses supervisi akademik tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain tahapan perencanaan, implementasi, dan umpan balik. Kegiatan ini dilakukan oleh kepala sekolah melalui konfirmasi kepada guru atau pihak lain yang berkompeten. Download penelitian tindakan sekolah bagi kepala sekolah doc
2.3.1 Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Perencanaan merupakan bekal kegiatan pelaksanaan. Pelaksanaan supervisi akademik perlu direncanakan dengan baik, rapi dan terstruktur. Perencanaan dimu¬lai dari pertemuan awal, observasi kelas, wawancara hingga diskusi dan tindak lanjutnya. Berkaitan dengan hal ini Hartoyo (2006: 93) menyatakan bahwa perencanaan ini meliputi: tujuan, waktu, tempat, instrumen dan sebagainya yang diperlukan untuk kelancaran proses supervisi. Pandangan mengenai perencanaan itu sangat berpengaruh terhadap hasil supervisi. Oleh karena itu perencanaan yang matang merupakan awal keberhasilan.
Perincian perencanaan disusun bersama antara pengawas, kepala sekolah dan guru. Maksudnya untuk menciptakan koordinasi antara keduanya, sehingga pelaksanaa supervisi tidak tumpang tindih. Dalam perencanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah bersama guru sekaligus menghadirkan pengawas berdiskusi menyusun rencana kerja untuk kurun waktu tertentu, yaitu satu tahun yang dibagi menjadi rencana caturwulan dan bulan.

2.3.2 Implementasi Supervisi Akademik
Kegiatan pelaksanaan supervisi akademik merupakan implementasi dari perencanaan yang telah di¬susun. Bagaimana dapat melaksanakan dengan baik, tentu saja memerlukan teknik atau cara yang baik pula. Pelaksanaan supervisi akademik dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Tempat yang satu kemungkinan berbeda dengan palaksanaan di tempat yang lain. Fenomena yang demikian ini dapat menggunakan ketentuan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan supervisi akademik. Herabudin (2009: 234) memberikan pandangan sebagai berikut:
Rambu-rambu dalam pelaksaan supervisi akademik yaitu (1) kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap sekolah, yang dikesani sebagai silaturahmi para supervisor sehingga terbentuk hubungan dialogis yang harmonis dalam mendiskusikan berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah; (2) melakukan berbagai kegiatan sekolah dengan melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali dan menerapkan metode dan pendekatan baru dalam pembelajaran; (3) melaksanakan seminar pendidikan untuk para guru untuk menambah wawasan kependidikannya; (4) pelaksanaan kurikulum baru yang lebih menekankan kepada kemandirian siswa; (5) penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang dijanjikan.
Ada yang menerapkan dengan rambu-rambu, tetapi ada juga yang mengatakan dengan teknik. Untuk pelaksanaan kegiatan supervisi yang baik tentunya dengan teknik yang sesuai keadaan setempat dan saling menerima. Teknik supervisi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Klasifikasi ini untuk mempermudah menjangkau tujuan. Dalam melaksa¬nakan kegiatan supervisi perlu rambu-rambu ataupun teknik-teknik yang mendukung, implementasinya perlu menyesuaikan kondisi dan situasi setempat. Pengaruh ataupun efek yang muncul sesaat di lapangan perlu dicatat untuk menemukan solusinya, sekaligus sebagai perbaikan supervisi berikutnya.
2.3.3 Umpan Balik Supervisi Akademik
Setelah memerinci perencanaan, kemudian melaksanakan kegiatan supervisi akademik maka yang berikutnya adalah tindak lanjut umpan balik dari kegiatan itu sendiri. Pertemuan balikan dilakukan segera setelah melaksanakan observasi pengajaran.
Namun terlebih dahulu melakukan analisis terhadap hasil observasi. Pertemuan balikan ini merupakan tahap yang penting untuk mengembangkan perilaku guru dengan cara memberikan balikan tertentu. Sergiovanni (2007: 65) menjelaskan bahwa balikan ini harus deskriptif, spesifik, konkrit, bersifat memotivasi, aktual, dan akurat, sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru. Pandangan tersebut diperkuat lagi oleh Goldhammer, Anderson, dan Krajewski (2001: 69), yang menyatakan bahwa:

Paling tidak ada lima manfaat pertemuan balikan bagi guru, sebagaimana dikemukakan yaitu: (1) guru bisa diberikan penguatan dan kepuasan, sehingga bisa termotivasi dalam kerjanya, (2) isu¬isu dalam pengajaran bisa didefinisikan bersama supervisor dan guru dengan tepat, (3) supervisor bila mungkin dan perlu, bisa berupaya mengintervensi secara langsung guru untuk memberikan bantuan didaktis dan bimbingan, (4) guru bisa dilatih dengan teknik ini untuk melakukan supervisi terhadap dirinya sendiri, dan (5) guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk meningkatkan tingkat analisis profesional diri pada masa yang akan datang.
Dari pendapat tersebut dapat ditambah bahwa sebelum mengadakan pertemuan balikan ini kepala sekolah terlebih dahulu menganalisis hasil observasi dan merencanakan bahan yang akan dibicarakan dengan guru. Begitu pula diharapkan guru menilai dirinya sendiri. Setelah itu dilakukan pertemuan balikan ini. Dalam pertemuan balikan ini sangat diperlukan adanya keterbukaan antara kepala sekolah dan guru. Sebaiknya kepala sekolah menanamkan kepercayaan pada diri guru bahwa pertemuan balikan ini bukan untuk menyalahkan guru melainkan untuk memberikan masukan balikan. Kepala sekolah dalam setiap pertemuan balikan adalah memberikan penguatan (reinforcement) terhadap guru. Baru dilanjutkan dengan analisis bersama setiap aspek pengajaran yang menjadi perhatian supervisi klinis.

Pada kesempatan ini kepala sekolah bersama guru mengidentifikasi target keterampilan sebagai perhatian utama yang telah dicapai dan yang belum dicapai. Bisa juga pada saat ini kepala sekolah me¬nunjukkan hasil rekaman kegiatan. Dengan demikian guru mengetahui apa yang telah dilakukan dan dicapai. Apabila ada yang belum sesuai dengan target kegiatan dan perhatian utama guru sebagaimana disepakati pada tahap pertemuan awal maka guru dapat memperbaiki diri. Download penelitian tindakan sekolah pdf Kegiatan ini kepala sekolah bisa juga merekam proses belajar mengajar dengan alat elektronik, maka sebaiknya hasil rekaman ini dipertontonkan kepada guru sehingga ia dengan bebas melihat dan menafsirkannya sendiri.
Berikut ini beberapa langkah yang perlu dilaku¬kan selama pertemuan balikan (Anonim, 2008: 45).
Langkah-langkah ini antara lain, a)menanyakan perasaan guru secara umum atau kesannya ter¬hadap pengajaran yang dilakukan, kemudian supervisor berusaha memberikan penguatan (reinforcement); (b) menganalisis pencapaian tuju¬an pengajaran yaitu kepala sekolah bersama guru mengidentifikasi perbedaan antara tujuan pengajaran yang direncanakan dan tujuan pengajaran
yang dicapai; (c) menganalisis target keterampilan dan perhatian utama guru; (d) kepala sekolah menanyakan perasaannya setelah enganalisis target keterampilan dan perhatian utamanya; (e) Menyimpulkan hasil dari apa yang telah diperolehnya selama proses supervisi klinik. Di sini supervisi memberikan kesempatan kepada guru untuk menyimpulkan target keterampilan dan perhatian utamanya yang telah dicapai selama proses supervisi klinis; (f) mendorong guru untuk merencanakan latihan-latihan sekaligus menetapkan rencana berikutnya.
Adapun pemberian umpan balik (feed back) oleh Dharma (2004: 8) dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Pemberian Umpan Balik
Sumber: Manajemen Supervisi (Dharma, 2004: 8)
Penjelasan dari Gambar 2.1 pemberian umpan balik tersebut adalah sebagai berikut:
Kondisi: unsur masukan atau input yaitu semua masukan yang diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu lingkung¬an kerja, media pembelajaran, hubungan antar pribadi guru, suasana kerja, kebijakan sekolah.
Proses:  semua kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembela¬jaran, penilaian hasil pembelajaran, analisis penilaian hasil pembelajaran, tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran.
Hasil:  salah satu parameter hasil pembelajaran adalah perolehan rata-rata nilai hasil ujian nasional dan prestasi non akademik yang lain yang diperoleh siswa.
Balikan formatif: diberikan untuk mengubah kinerja guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang langsung disam-paikan setelah supervisi pembelajaran.
Balikan motivasi: digunakan untuk mendorong guru agar bekerja lebih baik dengan memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan gambar dan penjelasan tersebut, bahwa fungsi balikan dalam pelaksanaan supervisi adalah mengkomunikasikan hasil supervisi kepada guru sebagai feedback atau balikan untuk memper¬baiki kesalahan dengan tindak lanjutnya. Dengan adanya balikan ini dapat mempengaruhi pembelajaran yang diinginkan (umpan balik motivasi) dan mempengaruhi bentuk pembelajaran yang diinginkan (umpan balik formatif). Umpan balik tersebut diharapkan ada perbaikan proses pembelajaran. Harapan lainnya adalah meningkatnya mutu pembelajaran. Peningkatan kinerja guru tersebut akan terlihat dengan adanya peningkatan pelayanan siswa pada proses pembelajaran dan meningkatnya perolehan hasil belajar.
2.4 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa jurnal sebagai penelitian terdahulu yang sudah membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru profesional, dan sekaligus dengan pelaksanaan supervisi. Penjelasan dalam jurnal tersebut sudah merupakan persamaan yang ada pada penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Bloom (2003: 8) dalam Journal of Case Studies in Education yang berjudul Leadership effectiveness and instructional supervision: the case of the failing twin menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai adminis¬trator mempunyai kewajiban dalam melakukan supervisi dan monitoring secara teratur. Tujuannya untuk mengu-rangi benturan sumber daya manusia yang di¬kelola baik secara vertikal maupun horizontal. Dalam jurnal tersebut digambarkan beberapa fenomena permasalahan pembelajaran, efektivitas kepemimpinan, pengawasan pelatihan peningkatan kinerja guru. Permasalahan yang diangkat merupakan fenomena dalam sebuah instansi pendidikan.
Dijelaskan bahwa penjiwaan kepemimpinan yang beroreantasi pada efektivitas dan etos kerja yang tinggi akan membawa sebuah keberhasilan yang cemerlang. Penjiwaan ini adalah proses mengangkat semangat kinerja tenaga pendidikan yang dilakukan secara efektif dan profesional. Perlakuan dalam proses peningkatan tersebut difokuskan pada peningkatan hasil perolehan keterampilan yang diraih anak. Contoh penelitian tindakan sekolah sd doc Kecemerlangan hasil yang digenggam anak merupakan cermin kepemimpinan yang efektif dan etos kerja yang tinggi.

Jurnal internasional berjudul TAFE head teachers: Discourse brokers at the managementteaching interface oleh Black (2003: 8), Meadowbank College of TAFE Northern Sydney Institute menyatakan bahwa kepala sekolah harus mempunyai strategi dalam memanajemen guru. Kepala sekolah merupakan kunci dalam pengelolaan tersebut. Banyak kegiatan guru dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kegiatan supervisi ini untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan. Supervisi ini mampu mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan. Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan guru dan staf, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat dengan sekolahan, pengelolaan kesiswaan dan kurikulum, hal tersebut dalam rangka pendayagunaan sumberdaya secara optimal. Pada intinya adalah pada faktor utama dikelola dengan baik maka komponen-komponen yang lain akan terimbas juga. Dengan demikian apabila faktor semangat guru sudah termotifasi dengan baik maka semua yang berkaitan dengan tugas guru akan menghasilkan produk yang optimal.

Canadian Journal of Educational Administration and Policy, January 14, 2007 berjudul Teacher Educa¬tion Program Admission Criteria and What Beginning Teachers Need to know to be Successful Teachers oleh Childs and Casey (2007: 1) dalam abstraknya melapor-kan mengenai pemilihan program pendidikan guru yang prospektif. Program tersebut berkaitan dengan skill, wawasan dan perilaku yang merupakan kriteria persiapan guru dalam pembelajaran. Hasil dari proses tersebut mampu memproduksi guru profesional. Keberhasilan potensi yang dimiliki anak juga merupa¬kan keberhasilan seorang guru.
Journal Effectiveness of the blended Supervision model: a case study of Student teachers learning to teach in High schools of Zimbabwe oleh Mutandwa, Muropa and Gadzirayi (2007: 11) menjelaskan bahwa model supervisi merupakan upaya mengkolaborasikan atau mencampurkan model tutorial guru dan murid dalam pembelajaran. Metode ini banyak memfokuskan pada aktivitas diskusi. Perbedaannya terletak pada subjek yang melakukan supervisi, yaitu apabila dalam penelitian terdahulu yang melakukan supervisi adalah guru terhadap siswa, sedangkan pada penelitian ini adalah kepala sekolah terhadap guru. Persamaannya adalah penggunaan metode kualitatif dan pembahasan metode supervisi dengan cara hubungan kerja sama atau diskusi.

Jurnal internasional berjudul Supervision as Professional Development: Compatible or Strange Bedfellows in the Policy Quest for Increased Student Achievement oleh Rucinski and Hazi (2007: 3) bahwa supervisi merupakan usaha evaluasi guru yang berguna untuk meningkatkan kualifikasi guru sebagai tenaga pengajar. Prosesnya berlangsung secara ber-jangka atau bertahap yang dilakukan dalam rangka peningkatan pembelajaran siswa di kelas melalui guru yang disupevisi. Download penelitian tindakan sekolah bagi kepala sekolah pdfDijelaskan pula bahwa profesional dikembangkan melalui pengawasan yang profesional. Melalui pengawasan maka dedikasi, karakter, sema¬ngat, dan sikap akan terbentuk, dan tugas keprofesionalannya lebih diakui. Profesional menunjukkan kinerja yang mumpuni, dimana kebijakan profesi itu dapat meningkatkan prestasi. Dengan kebijakan profesional guru maka akan mampu untuk meningkatkan prestasi siswa.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bahwa penelitian ini lebih memfokuskan pada pengelolaan supervisi pembelajaran yang meliputi perencanaan, implementasi dan umpan balik. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dimana penelitian ini dilakukan pada taraf sekolah dasar, sedangkan persamaannya adalah sama-sama membahas cara peningkatan profesionalisme guru melalui suatu pembinaan dalam bentuk supervisi.

C.DOWNLOAD LENGKAP LAPORAN PROPOSAL PTS SD

BAB III
METODE PENELITIAN

Beberapa permasalahan telah dikemukakan di depan, dan untuk menjawabnya dibutuhkan metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) enis penelitian, (2) subjek dan lokasi penelitian, definisi operasional dan konsep penelitian, teknik pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Melihat permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka jenisnya terlihat sebagai pola hubungan bersifat interaktif. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini jelas tampak karakteristiknya yaitu bersifat deskriptif, tidak menekan angka, dan data berupa kata-kata ataupun gambar. Penulis ingin mengungkap perilaku manusia dalam konteks natural atau alamiah, bulat, menyeluruh dan apa adanya. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari penjajagan ke lokasi penelitian, studi orientasi, dilanjutkan penelitian secara terfokus untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui.
Kegiatan diawali dengan melakukan pengamatan terhadap kepala sekolah dan para guru yang kaitan nya dengan pengelolaan supervisi pembelajaran. Pada awalnya bersifat pasif yaitu dilakukan hanya dengan melihat hal-hal yang dilakukan kepala sekolah. Selanjutnya mengamati yang berkaitan dengan supervisi tanpa memberikan komentar maupun mengajukan pertanyaan. Kegiatan ini dilakukan untuk tidak menimbulkan kecurigaan. Download penelitian tindakan sekolah pdf Kemudian dilanjutkan kegiatan yang aktif yaitu dengan cara melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan. Setelah melibatkan diri dalam kegiatan penelitian kemudian melakukan wawancara terhadap hal-hal yang berkaitan dengan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah.
3.2 Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru. Lokasi penelitian ini di SDN … 01. Pada tahun ajaran 2013/2014 mempunyai siswa 184 yang terdiri dari siswa laki-laki sejumlah 80 dan perempuan sejumlah 104. Dari data guru yang ada sekolah ini mempunyai 12 guru dengan rincian berstatus PNS 6 orang, guru bantu 5 orang, guru tidak tetap 1 orang. Dalam 3 tahun ini terakreditasi A. Sekolah ini mengalami peningkatan kualitas sarana prasarana, yaitu dua kali rehap gedung di tahun 2012/2013, dan tahun 2013/2014 mendapat gedung perpustakaan. Peran kehadiran peneliti seba¬gai pengamat, partisipan dan pengambil data. Peneliti juga sebagai salah satu guru di SDN … 01. Kegiatan diawali dengan melakukan pengamatan dan observasi yang sudah terjadwal. Selanjutnya memberikan angket serta menganalisis berbagai dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti. Data yang diperoleh dari observasi dipertimbangkan sebagai bahan tesis. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, dan fungsinya sebagai pendukung tugas penelitian sebagai instrumen. Dengan demikian kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Selanjutnya dilakukan observasi pada waktu terjadwal dengan pedoman wawancara serta menganalisis berbagai dokumen penelitian.
3.3 Definisi Operasional Konsep Penelitian
Definisi Operasional dari konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kinerja merupakan hasil penilaian kerja yang dicapai oleh seorang pegawai, baik berupa produk atau jasa berdasarkan pada kuantitas, kualitas dan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai derigan krite¬ria yang telah ditetapkan. Indikator-indikator dari kinerja guru terhadap pelaksanaan proses pembela¬jaran yaitu persiapan sebelum melakukan proses pembelajaran di kelas yang terdiri dari pembuatan perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, media pembelajaran dan alat evaluasi;
b. Kepala sekolah dalam peran dan fungsinya yaitu sebagai EMASLIM (Educator, Manager, Adminis¬trator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator). Sebagai supervisor bertanggungj awab memantau, membina, dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas atau di sekolah. Dalam meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran, salah satu tugasnya adalah melakukan supervisi. Di samping itu kepala sekolah juga bertanggungjawab terhadap kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di sekolah yang dipimpinnya;
c. Kompetensi profesional guru diimplementasikan sebagai Kinerja Guru merupakan hasil penilaian kerja yang dicapai oleh seorang pegawai baik berupa produk atau jasa berdasarkan pada kuantitas, kualitas dan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Maka guru harus memiliki empat kompetensi P3S, yaitu kompetensi personal, profesional, pedagogis, dan sosial;
d. Supervisi akademik merupakan usaha yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar ia dapat memperbaiki, mengembangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat pula menye¬diakan kondisi belajar siswa yang efektif dan efisien. Dari alur perkembangan tersebut, maka akan meng¬arah upaya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan; Contoh penelitian tindakan sekolah bagi pengawas sekolah
e. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Perencanaan merupakan bekal kegiatan pelaksanaan;
f. Implementasi supervisi akademik merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun. Bagaimana dapat melaksanakan dengan baik, tentu saja memerlukan teknik atau cara yang baik pula. Pelaksanaan supervisi akademik dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Tempat yang satu kemungkinan berbeda dengan palaksanaan di tempat yang lain. Fenomena yang demikian ini dapat menggunakan ketentuan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan supervisi akademik;
g. Umpan balik merupakan suatu kegiatan pertemuan balikan dilakukan segera setelah melaksanakan observasi pengajaran. Namun terlebih dahulu melakukan analisis terhadap hasil observasi. Dalam umpan balik supervisi ini telah digambarkan tujuan dan keadaan perlakuan yang ada.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis dan tujuan penelitian bahwa telah terlihat pola hubungan interaktif, maka pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode atau teknik tertentu. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan lewat partisipasi, observasi, wawancara, dokumentasi, dan focus group discussion.
1. Pengamatan Lewat Partisipasi
Partisipasi pengamat berarti keikutsertaan pengamat dalam kegiatan penelitian. Pengamatan dilakukan peneliti pada saat subjek penelitian sedang melaksanakan. Tekniknya adalah pengamat berperan aktif, karena peneliti bagian dari anggota personalia. Dengan demikian peneliti leluasa untuk ikut merencanakan, mengikuti kegiatan supervisi, sekaligus sebagai bagian umpan balik.
2. Observasi
Keberadaan peneliti di tempat penelitian adalah aktif, karena bagian dari personalia tempat sekolah tersebut. Namun demikian masih mencatat kegiatan yang riil yang ada di sekolah itu. Observasi dari penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan supervisi akademik serta data-data pendukung lain yang di¬perlukan yaitu tentang profil sekolah.
3. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak. Cakupan wawancara banyak sekali pembahasannya, namun peneliti memfokuskan tentang supervisi akademik. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan supervisi akademik. Teknis wawancara dilakukan secara terbuka. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang makin memfokus pada masalah, agar informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Pelaksanaan ini sesuai karakteristik penilaian kualitatif yaitu peneliti sebagai alat pengumpul data. Pada pelaksanaan wawancara dilakukan juga dengan cara mengisi pedoman wawancara yang sudah disusun oleh peneliti agar mendapatkan data konkrit sehingga memudahkan untuk menganalisis.
Informan yang diwawancarai adalah kepala sekolah dan semua guru. Perlakuannya lebih menyukai menuliskan pendapat yang diinginkan daripada dengan wawancara yang menggunakan perangkat audio. Selain wawancara dengan cara tersebut, pelaksanaan wawancara juga dilakukan secara tertutup agar yang diwawancarai lebih leluasa untuk menja-wab. Wawancara secara tertutup yang dilakukan kepada siswa difokuskan tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas.
4. Dokumentasi
Setelah melaksanakan kegiatan observasi dan wawancara, dokumentasilah yang melengkapinya. Apabila kita mendengar dokumen, pikiran kita akan tertuju kepada arsip. Metode ini dilaksanakan untuk melengkapi data hasil observasi dan wawancara yang berupa tulisan, rekaman, buku-buku pedoman, lapo¬ran resmi catatan harian serta notulen rapat.
5. Focus Group Discussion (FGD)
FGD digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh peneliti. Berarti juga tujuan Focus Group Discussion (FGD) adalah untuk mengekplorasi masa lebih spesifik. Hal itu berkaitan dengan topik yang dibahas, sehingga teknik ini menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini pada hakikatnya berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, atau paragraf-paragraf. Selanjutnya dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskripsi mengenai peris¬tiwa-peristiwa nyata yang terjadi dan dialami oleh subjek. Karena itu teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Data penelitian dianalisis menggunakan model analisis interaktif, yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), display data (data display) dan penarikan kesimpulan/verifikasi (conclution). Contoh penelitian tindakan sekolah sd doc
1. Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan oleh peneliti secara keseluruhan dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan data yang mendukung.
2. Reduksi Data
Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama penelitian berlangsung. Setelah pengumpulan data selesai maka catatan dibaca, dipahami dan dibuat ringkasan. Membuat tabel yang berisi uraian hasil penelitian terhadap catatan lapangan, pemfokusan dan penjawaban terhadap masalah yang diteliti.
3. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini dalam wujud kata-kata, kalimat-kalimat, atau paragraf¬paragraf. Karena itu data tersebut akan disajikan dalam bentuk teks atau berupa uraian naratif. Data hasil penelitian disajikan juga dalam bentuk gambar, matrik dan skema. Penyajian data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan makna dari data-data yang sudah diperoleh kemudian disusun secara sistematis dari bentuk yang kompleks menjadi lebih sederhana namun selektif.
4. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan verifikasi ini merupakan hal yang terpenting karena dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi.
Alur analisis data dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Alur Analisis Data
Sumber: Miles dan Huberman (2007: 18)
Penjelasan alur analisis data pada Gambar 3.1 dimulai dari menelaah seluruh data yang tersedia atau yang telah dikumpulkan. Langkah berikutnya adalah mereduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi, yaitu membuat rangkuman yang inti. Langkah berikutnya adalah menyusun dalam satuansatuan yang sudah dikategorikan sebagai bentuk penyajian data. Dengan demikian selanjutnya baru bisa dibuat koding verifikasi. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
5. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh penafsiran yang sesuai, maka perlu pengecekan keabsahan data. Pelaksanaan pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas: (1) derajad kepercayaan (credibility), (2) keteralihan (transferability), (3) kebergantungan (dependability), (4) kepastian (confirmability).
Derajad kepercayaan (credibility) dengan teknik pemeriksaan dilakukan dengan: (a) ketekunan pengamatan, (b) triangulasi data, (c) teknik perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan, (d) pemeriksaan oleh teman sejawat melalui diskusi, (e) analisis kasus negatif yang kontras dengan data atau informasi sebagai bahan pembanding terhadap data yang diperoleh, (f) kecukupan referensi sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi, (g) pengecekan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data.
Triangulasi digunakan peneliti sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam triangulasi dapat memanfa¬atkan penggunaan sumber dengan cara membanding¬kan dan mengecek balik derajat kepercayaan informan. Sumber yang diperoleh dari informan yang satu dengan informan yang lainnya. Dalam penelitian pengecekan dilakukan antar guru, komite sekolah dan siswa. Download penelitian tindakan sekolah pdf Dalam triangulasi data, digunakan untuk mem  bandingkan studi dokumen, observasi, wawancara dan FGD. Triangulasi dapat melalui berbagai cara:
a. Triangulasi Sumber
Untuk mendapatkan data tentang peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik di SDN … 01, dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan Kepala sekolah selaku pimpinan puncak dalam oragnisasi. Wawancara dengan guru sebagai informan, untuk mendapatkan informasi terkait bagaimana teknik supervisi akademik.
b. Triangulasi Metode
Dalam hal ini peneliti untuk mendapatkan data tentang peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik di SDN … 01 dengan menggunakan teknik keikutsertaan peneliti berpartisipasi, observasi, wawancara mendalam, dokumentasi untuk sumber data yang sama dan serempak, dan melakukan kegiatan focus group discussion. Teknik-teknik ini digunakan untuk menarik kesimpulan yang bermakna intersubj ektif.
c. Konfirmasi
Penelitian yang dilakukan di SDN … 01 mendapatkan data dari hasil wawancara dan studi dokumentasi yang sebelumnya dikonfirmasikan kepada informan untuk mendapatkan keabsahan data. Hasil wawancara ditranskip terlebih dahulu, kemudian nara sumber diminta membaca, dan menandatangani naskah itu.
d.  Dependabilitas
Pada kegiatan ini peneliti berusaha untuk men¬dapatkan data tentang adanya peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik di SDN … 01, yaitu dengan mengadakan kegiatan FGD menghadirkan ahli yang berkompenten. Kegiatan ini untuk mengeksplorasi masa lebih spesifik yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

D.DOWNLOAD GRATIS PTS SD TERBARU TERLENGKAP

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Departemen Pendidikan Nasional. Diakses tanggal 10 Mei 2010.
, 2009. Laporan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional. Diakses tanggal 10 Mei 2010.
Alfonso, RJ., Firth, G.R., & Neville, R.F.2007.Instructional Supervision, A Behavior System, Boston: Allyn and Bacon.
Aqib dan Rohmanto, 2007. Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah.Bandung: Yrama Widya.
Arifin dan Permadi, 2007. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, Bandung: Panca Karya Nusa.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineke Cipta.
B. Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, 2006. Analisis data Kualitatif, UI, Bandung.
Black. 2003. TAFE head teachers: Discourse brokers at the management/teaching interface oleh Meadowbank College of TAFE Northern Sydney Institute.
Bloom. 2003. Journal of Case Studies in Education leadership effectiveness and instructional supervision: the case of the failing twin.
Bungin, Burhan, 2008. Analisis data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali Pers.
, Burhan, 2009. Penelitian kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prevada Media Group.
Campbell. Corbally and Nystrand. 1993. Introduction to Educational Administration. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Childs and Casey. 2007. Canadian Journal of Educational Administration and Policy, January 14, 2007 berjudul Teacher Education Program Admission Criteria and What Beginning Teachers Need to know to be Successful.
Danim, Sudarwan, Husaini 2006. Menjadi peneliti Kualitatif, CV. Pustaka, Jakarta.
Dharma, Agus. 2006. Manajemen Supervisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ekosusilo, Madyo. 2008. Hasil Penelitian Kualitatif Supervisi Pengajaran dalam Latar Budaya Jawa, Solo: Sukoharjo Univet Bantara Press.
Glickman. 2005. Supervision of Instruction. Boston: Allyn And Bacon Inc.
Goldhammer, Anderson, dan Krajewski. 2001. Clinical Supervision: Special Methods for the Supervision of Teaching. Second Edition. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
Gwynn. 2001. Theory and Practice of Supervision. New York: Dodd, Mead & Company.
Hartoyo. 2006. Supervisi Pendidikan. Semarang: Pelita Insan.
Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Ihalauw, john J.O.I., 2008. Konstruksi Teori, Komponen dan Proses. Jakarta: Grasindo.
Kimbrough and Burkett. 2000. The Principalship: Concepts and Practices. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.
Lincoln & Guba, 2005. Naturalistic Inquiry, Beverly Hul. Sage Publication.
Lunenburg Fred, C. & Orsntein Allan. C., 2007. Educational Administration.Wards Worth Concepts and Practices, Third Edition.
Miles Matthew, B. & Huberman, A. Michael, 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy,J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya.
Muhroji, dkk. 2008. Manajemen Pendidikan : Pedoman Bagi Kepala Sekolah dan Guru. Surakarta: Muhammadiyah Universitas Press.
Mulyasa, E., 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
, E. 2008. Menejemen Berbasis Sekolah Konsep Stratregi dan Implementasi. Bandung; Remaja Rosda Karya.
, E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung; Remaja Rosda Karya.
Mutandwa, Muropa and Gadzirayi. 2007. Journal Effectiveness of the blended Supervision model: a case study of Student teachers learning to teach in High schools of Zimbabwe Zimbabwe Journal of Educational Research.
Nasution. 2002. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Neagley. and Evan. 1980. Handbook for Effective Supervision of Instruction. New Jersey: Prentice Hall, Inc
Pidarta, M. 2009. Supervisi Pendidikan Konstektual. Jakarta: Rineka Cipta.
PP nomor 74 tahun 2008 tentang Guru Jakarta: CV Mini Jaya Abadi.
Priyadi, Budi Puspo, 2006. Motodologi Penelitian Kualitatif (Terjemahan How To Use Qualititative Methodes in Evalution, Michael Quinn patton).
Purwanto N. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rucinski and Hazi. 2007. Teachers Supervision as Professional Development: Compatible or Strange Bedfellows in the Policy Quest for Increased Student Achievement.
Sahertian Piet, A. & Maheteru Frans. 2005. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha National.
, A. 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineke Cipta.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosadakarya.
Sergiovanni. 2007. The Principalship, A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn and Bacon.
Triatna dan Komariah. 2006. Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Mini Jaya Abadi.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: CV Mini Jaya Abadi.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTS SD TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya. 

Posted in  on Desember 11, 2020 by  |