Rabu, 13 Mei 2020

CONTOH PTK PKN SMP KELAS 8 KURIKULUM 2013 DOC

 CONTOH PTK PKN SMP KELAS 8 KURIKULUM 2013 DOC-Dalam pembelajaran salah satu indikator bahwa guru yang memahami dan menghayati profesinya yaitu guru yang menguasai metode pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dan tepat dengan cara belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. Sekarang ini metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah yang berpusat pada guru merupakan paradigma lama. Tetapi ada paradigma baru dalam dunia pendidikan yang berpusat pada siswa, yaitu metode pembelajaran kooperatif dimana salah satu tipenya adalan Think – Pair – Share. PTK pkn terbaru doc


Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PKn melalui metode pembelajaran kooperatif Think – Pair – Share yang disertai pemberian Reward bagi siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Bekasi  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dan hipotesis dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar dapat meningkatkan dengan menggunakan metode Think – Pair – Share. Subjek yang melakukan tindakan adalah guru (peneliti) dengan guru mata pelajaran PKn sebagai (Pengamat) Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode TPS beserta Reward ini ternyata lebih efektif dalam proses pembelajaran, yang ditunjukkan dengan meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa: 1). 

Penerapan pembelajaran kooperatif Think – Pair – Share dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran PKn yaitu pada Pra Siklus 57,84%, Siklus I 67,88%, pada Siklus II 75,68% dari jumlah siswa 34 siswa. 2). Hasil belajar siswa meningkat ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata siswa pada Pra siklus (56,6) atau 38% siswa tuntas, Siklus I rata-rata (70,85) atau 73% dan pada Siklus II rata-rata meningkat menjadi (75,29) atau 94%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share lebih memungkinkan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel PKN yang diberi judul “.MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK – PAIR- SHARE BESERTA PEMBERIAN REWARD BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI ............ SEMESTER II TAHUN AJARAN 20../20.”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK PKN SMP .lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 081-7283-4988  dengan Format PESAN JUDUL PTK 110 SMP).

1.DOWNLOAD PTK PKN SMP DOC

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, kewarganegaraan dikenal mulai dari siswa taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, karena kewarganegaraan digunakan secara luas dalam segala bidang kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran kewarganegaraan yang optimal agar siswa dapat menerima dengan baik dan benar. Tujuan pembelajaran kewarganegaraan adalah terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir logis, sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang kewarganegaraan, maupun kehidupan sehari-hari.contoh ptk pkn terbaru doc

Namun keadaan di lapangan belum tentu sesuai dengan apa yang diharapkan. Hasil studi menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, tetapi pembelajaran dan pemahaman kewarganegaraan pada siswa SMP menunjukkan hasil yang kurang memuaskan (Saptono : 2010). Pembelajaran di SMP cenderung abstrak dengan metode ceramah sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa atau dengan akta lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang
bervariasi dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit tumbuh dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis.

Kelemahan di bidang pembelajaran juga berlaku dalam pendidikan kewarganegaraan yang secara khusus bertanggung jawab untuk membina warga negara demokratis. Oleh karena itu, pada masanya Ace Suryadi (dalam penelitian Saptono : 2010), staf Litbang Depdiknas, menilai bahwa mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang kemudian berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) selama ini justru hanya menjadi alat indoktinasi politik penguasa, yang diarahkan pada pembentukan kesetiaan/ loyalitas pada penguasa dan menjadi pelajaran hafalan belaka (Kompas: 16-12-2000). Sementara itu staf Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Ahnar Gonggong, juga menyatakan bhawa “Pemerintah sudah terlambat 25 tahun dalam memberikan pendidikan kewarganegaraan yang bertema multi kultural” (Kompas: 14-2-200 1).

Dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum pendidikan kewarganegaraan tahun 2006, tampak bahwa misi yang dibebankan pada mata pelajaran PKn ternyata sulit dilaksanakan oleh para guru PKn di sekolah. Focuss Group Discussion dengan Guru-guru SMP dan SMA/K se-Salatiga menegaskan adanya sejumlah problematik dalam pelaksanaan pembelajaran PKn, 

Problematika tersebut antara lain meliputi (Saptono : 2010) :
1) Muatan materi PKn begitu padat, terutama sesudah materi Tatanegara dipadukan ke dalam PKn. Oleh karena itu maka guru mengalami kesulitan dalam membagi waktu yaitu antara waktu untuk mengajar konsep-konsep politik kenegaraan dan waktu untuk menanamkan nilai¬nilai Pancasila.
2) Walaupun beberapa guru sudah menerapkan pembelajaran inovatif, namun masih banyak guru yang tetap menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru. Kendala yang dirasakan oleh para guru yang inovatif adalah :ptk pkn smp doc

a) Sangat terbatasnya waktu yang tersedia untuk melaksanakan pembelajaran inovatif.
b) Tumpang tindihnya materi Pendidikan Kewarganegaraan antar jenjang pendidikan.
c) Rendahnya kreativitas guru dalam mengembangkan pembelajaran inovatif.
d) Kurang memadainya sarana dan prasarana sekolah yang diperlukan untuk mengembangkan dan menerapkan pembelajaran inovatif.
e) Kurang dukungan dari pihak sekolah yang sebenarnya amat diperlukan guru dalam mengembangkan pembelajaran PKn yang inovatif.
f) Motivasi siswa untuk belajar PKn rendah. Salah satu penyebab yang diduga oleh para guru adalah karena PKn bukan mata pelajaran yang diuji-nasionalkan.

Walaupun demikian guru juga menyadari bahwa peluang yang tersedia bagi dilakukannya pembelajaran inovatif dalam PKn yaitu :
a) Dewasa ini tersedianya banyak model/ strategi pembelajaran mutakhir bagi pembelajaran PKn.
b) Ada kebijakan kurikuler yang menekankan pentingnya pembelajaran non konvensional.
c) Status mata pelajaran PKn yang tidak diuji-nasionalkan memungkinkan para guru PKn untuk lebih leluasa melakukan pembelajaran non konvesional

Sudah saatnya pembelajaran Kewarganegaraan hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran guna terciptanya iklim pembelajaran aktif yang bermakna adalah tuntutan yang harus dipenuhi guru agar siswa dapat berpikir logis, kritis dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif dan inovatif serta tidak membosankan.
Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggung jawab. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari ketrampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks.ptk smp kelas 8 doc

Model Pembelajaran Kooperatif memiliki beberapa tipe. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat membangun kepercayaan diri siswa dan mendorong partisipasi mereka dalam kelas adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share (THP). Model Pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share membantu siswa mengintepretasikan ide mereka bersama dan memperbaiki pemahaman.

Dari data di atas, hendaknya guru memberikan suatu semangat dukungan untuk memotivasi siswa agar lebih serius mengerjakan soal materi. Disinilah sebuah Reward dapat berperan penting membantu guru untuk memotivasi siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurul Huda (2009), metode Reward terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketika Reward diterapkan dalam belajar siswa terlihat serius dan antusias terhadap tugas yang diberikan. Sudah menjadi tanggung jawab bagi guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Kewarganegaraan. Motivasi yang tinggi menjadikan siswa semangat dalam belajar, sebaliknya motivasi yang rendah akan menyebabkan siswa tidak semangat dalam belajar. Dengan adanya pemberian Reward kepada siswa, diharapkan mampu menekan sekecil mungkin kelemahan-kelemahan ada pada model pembelajaran Think – Pair – Share.

1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian diatas maka dapat diuraikan masalah sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share yang disertai dengan pemberian Reward kepada siswa dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar kewarganegaraan bagi kelas VIIA SMP Negeri 2 ..........

Tujuan Penelitian
Meningkatkan keaktifan dari hasil belajar kewarganegaraan siswa melalui model pembelajaran Think-Pair-Share yang disertai dengan pemberian Reward kepada siswa.
1.3 Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Model pembelajaran Think-Pair-Share yang disertai dengan pemberian Reward kepada siswa memberikan sumbangan keilmuan tentang peningkatan hasil belajar.

2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
1. Siswa dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar sehingga dapat mengekspresikan ide mereka.
2. Siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dalam kelompoknya, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai (life together).
3. Siswa dapat meningkatkan hasil belajar sehingga dapat belajar tuntas.

b. Manfaat Bagi guru
1. Meningkatkan kreativitas guru dalam pengembangan metode pelajaran.
2. Keberhasilan guru sebagai pengajar meningkat, karena hasil belajar siswa juga meningkat.
3. Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
c. Manfaat Bagi Sekolah
Prestasi sekolah juga mengalami peningkatan karena hasil belajar siswa meningkat.

1.5 Penegasan Istilah
1) Keaktifan
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat atau bersemangat. Menurut KBBI (2003) keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan. Keaktifan disini merupakan segala bentuk aktivitas belajar yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk mengisi waktu baik dalam bentuk kegiatan formal maupun informal sesuai dengan inisiatifnya sendiri.

2) Think – Pair – Share
Pembelajaran Think-Pair-Share merupakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural (PS). Pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think-Pair-Share memiliki prosedur yang diterapkan secara ekplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Teknik belajar mengajar Think-Pair-Share sebagai struktur kegiatan gotong¬royong memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dalam kelompok. (Peni, 2008).

3) Hasil Belajar
Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar melalui tes (post test).

1.6. Sistematika Penulisan
Secara garis besar karya tulis  ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu : bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal karya tulis  ini berisi halaman judul, halaman pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran.

Bagian isi, karya tulis  ini terdiri dari 5 bab, yaitu meliputi :
1. Bab I yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan karya tulis ,
2. bab II membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji yaitu mengenai pembelajaran kooperatif Think – Pair – Share, keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar,

3. bab III berisi tentang Jenis Penelitian, Subjek Penelitian, Diskripsi Pra Siklus, Pengumpulan Data, Analisis Data, Instrumen Penelitian dan Indikator Keberhasilan,
4. bab IV ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian,
5. bab V berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
6. Bagian akhir dalam PTK ini berisi daftar pustaka dan lampiran.

2.CONTOH PTK SMP TERBARU DOC

BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN


Pada bab yang kedua ini, tentang Kajian Pustaka, akan dibahas 4 (empat) bagian besar, yaitu (1) kajian teori, (2) hasil penelitian yang relevan, dan (3) kerangka berpikir, serta (4) hipotesis. Bagian ini merupakan dasar atau landasan teoritis bagi pelaksanaan penelitian ini. Berikut ini akan dibahas secara khusus keempat bagian-bagian besar tersebut

2.1. Kajian Teori
a. Belajar
1) Pengertian
Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan. Belajar merupakan suatu kegiatan disengaja yang bertujuan mencapai suatu kecakapan, kepandaian atau kemahiran baru yang dapat digunakan dalam kehidupan (Mulyati:2005)

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku,baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap; bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasikan pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikatnya belajar adalah perubahan (Syaiful Bahri dan Zain: 2002).

Yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah proses perubahan perilaku siswa kelas VIIIA SMPN 2 Bekasi karena hasil dari pengalamannya mempelajari Kewarganegaraan.
2) Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar menurut teori Gestalt (Slameto:2010) adalah
a) Belajar berdasarkan keseluruhan
Prinsip belajar secara keseluruhan didasarkan pada kenyataan bahwa apa yang dipelajari sangat kompleks sehingga untuk memudahkan pemahaman dengan cara menghubungkan pengajaran yang satu dengan pengajaran yang lain. Pebelajar berusaha semaksimal mungkin mengkaitkan pelajaran secara utuh dan menyeluruh untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap.

b) Belajar merupakan suatu proses perkembangan ;
Prinsip belajar ini mau mengatakan bahwa belajar merupakan proses dinamis dimana pebelajar mendapatkan pemahaman untuk mengetahui, mempelajari, dan merencanakan sesuatu sesuai dengan taraf perkembangan individu yang bersangkutan.
c) Siswa sebagai organisme keseluruhan;
Prinsip ini mau menyadarkan kepada para pendidik bahwa pembelajaran bukan hanya menyangkut segi kognitif saja. Guru harus sadar bahwa selain mengembangkan segi kognitif, ia juga berperan dalam mengembangkan sisi afektif dan keterampilan siswa sehingga intelektual, emosional dan jasmani siswa dapat berkembang secara seimbang.download ptk pkn smp terbaru doc

d) Terjadi transfer;
Prinsip belajar ini berpesan bahwa dalam belajar yang terpenting adalah penyesuaian dan merespon secara tepat sehingga apa yang dipelajari benar-benar dikuasai. Penguasaan apa yang dipelajari yang ditandai dengan adanya kesesuaian dan adanya respon yang tepat tadi sangat berguna untuk memindahkan kemampuan yang satu ke kemampuan yang lain
.
e) Belajar adalah reorganisasi pengalaman;
Menurut prinsip ini seorang anak baru dikatakan belajar apabila ia dapat menganalisis pengalaman yang lalu untuk menyelesaikan persoalan/masalah yang baru dalam bentuk yang lain. Dalam menganalisis pengalaman ia mengorganisasikan kembali pengalaman yang pernah ia jumpai untuk mencari solusi ketika sedang menghadapi persoalan dan persoalan yang akan dihadapinya dengan perilaku yang lebih baik dari sebelumnya.

f) Belajar harus dengan insight;
Dalam proses belajar, seorang pebelajar akan mendapatkan pengertian, hubungan, dan perbandingan. Perolehan wawasan ini akan bertambah dan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan individu yang belajar tersebut. Proses belajar pun membutuhkan sebuah wawasan yang baik.
g) Belajar lebih berhasil apabila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan siswa;
Prinsip belajar yang berhubungan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diajak untuk mengembangkan kemampuan, bakat, dan minat yang telah dimiliki dengan memanfaatkan fasilitas yang ada secara maksimal. Siswa pun akan termotivasi untuk belajar secara maksimal karena siswa yang bersangkutan memang membutuhkan apa yang dipelajarinya itu.

h) Belajar berlangsung terus menerus
Prinsip ini setuju bahwa belajar bukan hanya di sekolah saja tetapi juga di luar sekolah, baik pengalaman sendiri maupun dalam pergaulan dengan masyarakat. Belajar tidak cukup hanya terbatas pada saat di sekolah, tetapi setelah keluar dari sekolah pun tetap belajar, seumur hidup.
Prinsip-prinsip belajar menunjuk pada hal-hal penting yang harus dilakukan agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang diharapkan. Aunurrahman (2001) mengatakan bahwa prinsip belajar dalam proses pembelajaran adalah : prinsip perhatian dan motivasi; prinsip transfer dan retensi; prinsip keaktifan; prinsip keterlibatan langsung; prinsip pengulangan; prinsip tantangan; prinsip balikan dan penguatan; prinsip perbedaan individual.
Prinsip-prinsip belajar menurut Sardiman AM (2004) adalah :

a) Belajar berarti mencari makna;
Siswa sendiri berusaha secara aktif untuk menciptakan sebuah makna dari pengalaman mereka dalam melihat, mendengar, merasakan dan mengalami;
b) Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus;
Pembentukan makna merupakan usaha yang terus menerus sepanjang hidup. Ketrampilan berproses untuk mendapatkan sebuah makna ini dilakukan untuk membuktikan bahwa siswa itu sungguh¬sungguh belajar dari kehidupannya.

3.PROPOSAL PTK PKN KELAS VIII SMP LENGKAP

BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dalam upaya perbaikan (Kasbolah : 2001). Metode penelitian tindakan kelas ini merujuk pada proses pelaksanaan penelitian yang meliputi menyusun rencana tindakan/ Planning, Pelaksanaan Tindakan/ Acting, dan Pengamatan/ Observasi, serta refleksi/ Reflecting (Suharsimi Arikunto : 2007).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek siswa/ siswi SMP Negeri 2 Bekasi Kelas VIIIA khususnya berjumlah 34 Siswa. Di kecamatan ...............Kabupaten ..............Semester II Tahun 2015/2016. Dengan waktu penelitian mulai bulan Januari 2016 sampai selesai.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

1. Tes
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang memperoleh hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Think – Pair – Share yang disertai pemberian Reward kepada siswa.
2. Observasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang memperlihatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran Think – Pair – Share yang disertai pemberian Reward kepada siswa.

3. Dokumentasi
Adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil data aktifitas siswa yang diperoleh dari observasi, berupa data-data dari hasil penelitian tiap siklusnya.

3.4. Analisis Data
Penganalisasan dapat menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi kualitatif adalah yang menyangkut meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada saat mengikuti pembelajaran PKn, sedangkan diskripsi kuantitatif adalah mengenai prosentase hasil belajar siswa.
3.5. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi, dan refleksi. Masing-masing siklus dilaksanakan dengan satu kali pertemuan. Deskripsi Pelaksanaan Siklus (Ibrahim : 2000)

I. Pra Siklus
a. Persiapan untuk melakukan penelitian.
b. Pada tahap pra siklus ini ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan keaktifan dan hasil belajar siswa kurang.
c. Pembuatan lembar observasi, untuk mengamati pada kegiatan pra siklus.
d. Menetapkan target pencapaian penelitian, yaitu sebesar 75% dari jumlah siswa yaitu 34 siswa.

I. Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi :
a. Membuat RPP dengan materi.
b. Pembuatan lembar soal, berupa soal test dan lembar observasi. Soal digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi.
c. Pembuatan lembar observasi, digunakan untuk mengobservasi/ mengamati KBM pada mata pelajaran PKn.

2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada tahap ini dilakukan dengan rentan waktu 3x pertemuan meliputi :
1. Pertemuan 1
Pada siklus I yang digunakan 2 x 45 menit dengan materi pokok “Memahami pelaksanaan Demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan”.

a. Kegiatan Awal
1) Guru melakukan apersepsi dan absensi.
2) Guru menyampaikan indikator belajar pada siswa.
3) Guru membagikan materi dalam bentuk handout.
b. Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
2) Guru memberikan materi yang akan didiskusikan oleh siswa.
3) Siswa diberikan kesempatan untuk MEMIKIRKAN jawaban secara individu, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
4) Siswa membentuk kelompok BERPASANGAN diskusi untuk membahas tugas kelompoknya.
5) Siswa mempresentasikan BERBAGI tugas kelompoknya di depan kelas.

c. Kegiatan Akhir
2. Pertemuan ke II
Pada pertemuan ke II ini dalam waktu 2 x 45 menit yaitu dengan menitikberatkan pada pelaksanaan diskusi di depan kelas : 
a. Kegiatan Awal
1) Kesiapan di kelas, guru melakukan apersepsi.
2) Guru mengajukan pertanyaan tentang materi pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya secara bergiliran sedangkan kelompok lain menanggapi.
2) Siswa dalam kelompok menjawab pertanyaan, sanggahan dari kelompok lain.
3) Kelompok dalam presentasi memberi kesimpulan dan guru memberikan tambahan penjelasan materi.

c. Kegiatan Akhir
1) Guru melakukan penilaian presentasi masing-masing kelompok.
2) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan hasil diskusi.
3. Pertemuan ke III
Pada pertemuan ke 3 kegiatan pembelajaran adalah meneruskan diskusi atau presentasi dan mengadakan post test.
a. Kegiatan Awal
1) Guru melakukan apersepsi dan absensi.
b. Kegiatan Inti
1) Meneruskan presentasi kelompok terakhir.
2) Kelompok lain menanggapi dengan berpendapat.
3) Kelompok presentasi memberikan kesimpulan dan guru memberikan tambahan penjelasan.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru dan siswa mereview tentang materi yang telah disampaikan.
2) Guru mengadakan evaluasi untuk mengerjakan post test dengan materi yang disampaikan sebelumnya.

4. Pengamatan (observasi)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan/ observasi meliputi pengamatan aktivitas siswa. Hasil pengamatan digunakan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung, peningkatan aktivitas siswa individu dan kelompok serta ketepatan penggunaan pembelajaran dengan metode pembelajaran Think – Pair – Share yang disertai dengan pemberian Reward kepada siswa.

5. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analilsis yang berkaitan dengan kekurangan yang dijumpai selama pembelajaran. Dan kekurangan pada tahap ini akan diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.
I. Siklus I
1. Perencanaan
a) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran berupa RPP.
b) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan sebagai penunjang.
c) Membuat lembar observasi dan lembar kerja siswa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada tahap ini dilakukan dengan rentan waktu 3 x pertemuan (6 x 45 menit) meliputi :

1. Pertemuan 1
Pada siklus II yang digunakan menit dengan materi pokok “Pentingnya Kehidupan Demokrasi dalam Berbangsa dan Bernegara.”
a. Kegiatan Awal
1) Guru melakukan apersepsi dan absensi.
2) Guru menyampaikan indikator belajar pada siswa.
b. Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa ke dalam kelompok sesuai kelompok pada siklus 1.
2) Guru memberikan materi yang akan didiskusikan oleh siswa.
3) Siswa diberikan kesempatan untuk MEMIKIRKAN jawaban secara individu, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

4) Siswa membentuk kelompok BERPASANGAN diskusi untuk membahas tugas kelompoknya.
5) Siswa mempresentasikan BERBAGI tugas kelompoknya di depan kelas.
c. Kegiatan Akhir
2. Pertemuan 2
a. Kegiatan Awal
1) Apersepsi dan absensi.
2) Guru melakukan checking pada setiap masing-masing kelompok.
3) Guru menyampaikan langkah-langkah dalam presentasi.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa bergabung dengan kelompok yang sudah dibagi sebelumnya.
2) Guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan hasil dikusi kelompok secara bergantian, sedangkan kelompok lain menanggapi, tiap anggota kelompok yang presentasi bergabung dengan kelompok lain.
3) Kelompok yang presentasi memberikan kesimpulan dan guru memberikan tambahan penjelasan.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru melakukan penelitian presentasi masing-masing kelompok (pemahaman materi dan kemampuan menjawab pertanyaan dari kelompok lain).
2) Guru dan siswa mereview materi pembelajaran.

4.PTK SMP KURIKULUM 2013 PDF DOC

DAFTAR PUSTAKA


Anita, Lie. 2014. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT. Grasindo.
Arikunto, Suharsimi, 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Dimyati dan Mudjiono. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.
Kismanto, 2018. Upaya Peningkatan Hasil Belajar dengan Pendekatan Struktural “thin pair share” pada Pembahasan Luas dan Volume Bangun Ruang Kelas X3 SMA Negeri 6 Surakarta.
Elvanah, Handini Fian. 2015. Penerapan Metode Kooperatif Think Pair Share
pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi di SMP Negeri
6 Malang). Skripsi, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
FIP Universitas Negeri Malang.
Erman, Suherman dkk, 2013. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA Universitas Pendidikan Indonesia.
Handayani, Peni. 2018. Meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran think-pair-share berbasis masalah dengan media LKS pada materi pokok aritmetika sosial kelas VI semester I SMP Negeri 4 Ambarawa. Skripsi, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Terima kasih telah berkunjung di blog kami yang membahas PTK PKN SMP. Semoga PTK  ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.